•Empat belas•

4.8K 350 92
                                    

Mana yang tadi komen minta update? Nih udah up, spam komen biar gue makin semangat lagi ngetiknya ya haha.

Mana yang tadi komen minta update? Nih udah up, spam komen biar gue makin semangat lagi ngetiknya ya haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aland / Geo

Happy reading ❤️

"Mulai saat ini lo jadi pacar gue." Jelas Deva sambil menggenggam tangan Vloretta.

Hah?

Barusan Vloretta tidak salah dengarkan? Deva bilang seperti itu? Siapapun tolong bantu Vloretta agar tidak terbang terlalu tinggi, bukan apa kalau kesangkut bahaya.

"Pa-pacar lo?" Vloretta gugup saat bertanya seperti itu.

Deva semakin mengeratkan genggamannya, lalu meraih dagu Vloretta agar gadis itu bisa kembali menatap matanya. "Iya. Tadi lo bilang bukan siapa-siapa gue kan? Nah sekarang lo udah jadi milik gue, artinya gue berhak atas lo dan lo berhak atas gue."

"Dev gue gak mimpi kan?"

"Nggak sayang."

Blush.

Apa? Sayang? Kuatkan hati Vloretta ya Tuhan. Panggilannya begitu lembut, apalagi ditambah suara berat Deva, rasanya Vloretta ingin lompat-lompat saat itu juga.

Gawat mati nih gue. Mati. Jantung gue lemah, ginjal gue lompat, hati gue ambyar. Siapapun tolong gue, huaaaaa. Ucap Vloretta dalam hati.

"Pipi lo merah." Ucap Deva sambil tersenyum.

Mendengar itu Vloretta langsung menundukan kembali wajahnya. Malu coy pipinya merah udah kayak kepiting rebus.

"Demi apapun gue malu Dev." Lirihnya. Vloretta mendengar jelas kekehan Deva barusan.

"Jadi gimana?"

Vloretta mendongak, saat ia merasa jantungnya sudah kembali normal. "Gimana apanya?"

"Lo mau gak jadi pacar gue? Mau kan pasti?" Ucap Deva dengan tingkat kepedean yang tinggi.

"Enggak." Jawab Vloretta. Mau tahu reaksi Deva? Cowok itu langsung melotot mendengar jawaban Vloretta, genggaman tangannya juga langsung terlepas dan Deva juga langsung membuang muka menatap senja.

"Enggak salah lagi maksudnya." Lanjut Vloretta dengan senyum merekah.

"Gak lucu!" Tindas Deva.

"Tapi reaksi lo lucu," ucap Vloretta sambul terkekeh. Cewek itu langsung memegang bahu Deva agar kembali berhadapan dengannya.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang