•Empat puluh satu•

2.8K 262 98
                                    

Ayo dong spam komen guys mhehe.

Happy Reading ❤️
***

Satu Minggu berlalu, pagi ini Deva sudah siap untuk sidangnya, bertepatan dengan ini juga Vloretta menjalani ujian untuk penentu lulus atau tidak menjadi seorang dokter. Ya, hari ini mereka berdua sama-sama sedang berjuang untuk tujuannya, menjadi dokter yang bertanggung jawab.

"Kamu udah siap Vlo?" tanya Deva saat melihat Vloretta keluar dari kamar sambil membawa tas kecilnya.

"Siap! Kamu sendiri gimana? Semalam belajar kan?" Deva mengangguk. Kini di apartemen hanya ada mereka berdua, Jack sedang pulang ke rumah.

"Iya dong, ya udah ayok berangkat." Keduanya jalan beriringan menuju parkiran mobil.

Cukup lama dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai di kampus, saat turun dari mobil Jack menghampiri keduanya.

"Lama banget lo berdua, dari mana aja?!" sentak Jack. Deva dan Vloretta diam tak ada yang menanggapi.

"Si anjir gue nanya woi!" Masih tidak ada yang menggubris.

"Vlo, lo denger ada yang ngomong gak sih?" Vloretta mengangguk. "Siapa ya?"

"Gak tahu, horor juga ya nih kampus, serem!"

Jack yang sudah geram langsung menjenggut rambut Deva dan Vloretta, keduanya meringis.

"Sakit anjir!" bentak Deva.

"Lepas Jack, rambut gue kek mau copot gilaa!" sambung Vloretta yang kesakitan. Jack terkekeh.

"Lagian lo berdua bangsatnya kebangetan, kesel gue." sungut Jack.

"Bacot lo. Kuy ah masuk," ajak Deva. Ketiganya berjalan masuk kedalam kampus.

Saat di belokan lorong, Vloretta memisahkan diri. Sebelum pergi, Vloretta berbincang dengan Deva dan Jack lebih dulu. Setelahnya cewek itu berjalan lurus.

"Deva!" seruan itu membuat Deva dan Jack menghentikan langkahnya.

"Lo inget gue kan?" tanya gadis yang ada didepan Deva.

Deva mengernyit. "Siapa ya?"

Gadis itu menatap Deva tak percaya, wajar sih. "Gue Jessica Xavioral. Gue yang waktu itu ngasih hadiah ke lo, tapi Lo kasih ke temen Lo itu," katanya, lalu menunjuk Jack dengan dagunya.

"Oh, terus ada apa?"

"Selesai lo skripsi, ada waktu gak?" tanya Jessica penuh harap.

Deva berpikir sebentar. "Gak tau gue, kenapa?"

Jessica tersenyum. "Kita hangout yuk?"

"Gue pikir dulu. Sekarang gue buru-buru, gue duluan," ucap Deva lalu melenggang pergi. Diikuti Jack, yang bersenandung kecil.

Jessica menatap mereka, lebih tepatnya menatap punggung Deva yang sudah berjalan jauh. Dalam hati, cewek itu berharap bisa pergi setelah Deva selesai.

Dulu sikap Deva sangat cuek. Tapi sekarang, cowok itu lebih hangat. Membuat Jessica menaruh harapan lebih. Walau seharusnya tidak begitu.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang