•Dua puluh•

5K 362 68
                                    

HAPPY READING ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING ❤️

"Jangan dipikirin kejadian tadi." Ucap Deva sambil menaruh kepala Vloretta pada dada bidangnya.

"Nggak, gue cuma lagi mikirin Vivi aja." Elak Vloretta.

Deva mengelus surai rambutnya. "Lo masih gak mau terbuka sama gue?"

Vloretta tak menjawab, ia hanya diam sambil menikmati harum maskulin dari tubuh Deva. Bersandar pada dada bidangnya juga membuat dirinya nyaman. Jack dan Vivi sedang bermain di taman yang disediakan di apartemen ini.

"Vlo lihat gue," titah Deva.

Vloretta bangun dari posisinya, lalu menatap manik mata tajam milik Deva. Setiap mereka bertatapan, entah kenapa jantung Vloretta terus saja berdetak, padahal Deva tidak berbuat apa-apa, hanya menatapnya saja.

"Kenapa?"

"Lo mau kan kita jalani semuanya sama-sama?" Ucap Deva, sambil meraih tangan Vloretta untuk digenggam.

"Maksudnya?"

"Kita jalani semuanya sama-sama. Lo punya gue begitupun sebaliknya, kita saling melengkapi. Jangan ada yang disembunyiin lagi dari gue."

Vloretta menunduk. "Gue udah banyak ngerepotin lo Dev, gue aja bersyukur lo mau izinin gue tinggal di apartemen lo. Gue gak mau bebani lo sama masalah gue,"

Jari telunjuk Deva menyentuh dagu Vloretta, agar mereka bisa bertatapan. "Jangan nunduk. Apa gue pernah bilang kalau lo itu beban buat gue? Vlo dengerin gue. Tugas gue sekarang itu lindungi lo, diluaran sana banyak yang mengincar nyawa kita, yang harus kita lakuin sekarang itu cuma satu, saling menjaga."

"Ngincer nyawa kita? Maksudnya?" Tanya Vloretta bingung.

"Gue belum bisa ngasih tahu siapa orangnya, karena gue belum yakin juga. Yang jelas orang itu ada disekitar kita,"

Saat Vloretta hendak membuka suara, tiba-tiba Deva memeluknya sangat erat, seolah tidak ingin kehilangan dirinya. Dengan ragu Vloretta membalas pelukan Deva lebih erat, tanpa sadar air mata Vloretta jatuh begitu saja, saat ini dia merasa terlindungi didekat Deva. Semua luka dihidupnya satu persatu mulai berputar, pertanyaan yang selalu ada dibenak Vloretta adalah, kenapa orangtuanya membenci dirinya?

***

Dalam kegelapan malam, seorang cowok tengah menelusuri perjalanan yang sangat sepi. Senyum iblisnya terbit saat melihat lelaki yang menjadi incarannya saat ini, tangannya terkepal kuat mencengkram stir mobil, sebelum menghampiri tak lupa ia memakai topeng untuk menutupi wajahnya dan sarung tangan dari saku celananya ia ambil lalu dipakaikan di tangannya.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang