•Empat puluh•

3.1K 292 58
                                    

Gimana masih nunggu?

Maap baru up. Lagi lumayan sibuk ngehehe.

Spam komen yaa, klo bisa setiap paragraf hehe, biar makin semangat ngetiknya 🤭😆

Typo tandain ya:*

Happy Reading ❤️***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❤️
***

"Kita dijemput siapa Dev?" tanya Vloretta.

"Rava sama Melly." jawab Deva. "Itu mereka!"

Deva menarik lengan Vloretta. Berjalan cepat menuju mobil yang ada di parkiran.

"Deva pelan-pelan, aku susah ngimbangin langkah kamu," ucap Vloretta.

"Deva!" Melly menghambur kepelukan Deva. Cowok itu mengelus surai hitam Melly.

"Ayok cepet."

***

Sekarang, Deva menatap almarhumah Dian. Wajah cantik mamanya, kini pucat pasi. Sekujur tubuhnya dingin. Yang lebih parah, kepala Dian ada bekas tembakan. Tepat pada otaknya.

"Kayaknya ini ulah Aland," bisik Vloretta.

Kedua tangan Deva mengepal. Dia sangat kesal, jadi ini semua hanya alibinya. Yang mengatakan korban di sungai naga, justru, psikopat sialan itu malah membunuh mamanya.

Yang Deva pikirkan, untuk apa Aland membunuh ibunya. Padahal tidak ada sangkut pautnya, sangat picik. Sialan!
Melly masih setia memeluk tubuh Deva.

"Mama Dev," kata Melly lirih.

Maafin Deva Ma, Deva banyak salah sama Mama. Kenapa harus secepat ini Ma? Deva bermonolog didalam hatinya.

Vloretta menangis diam, walau baru sekali bertemu dengan Dian. Vloretta sudah menganggap nya sebagai mamanya sendiri.

"Sayang, ayok bangun. Kasian Devanya." ucapan pelan itu membuat buyar lamunan Vloretta.

Tepat disamping Melly, ada wanita paruh baya. Sebelum membawa Melly pergi, wanita itu menepuk pundak Deva dan mengelus rambut hitam Deva. Mencoba menguatkan anak tirinya.

Hari semakin siang, jenazah Dian juga sudah di makamkan, polisi sudah mengambil tindakan tegas untuk kasus ini. Rasa benci Deva kepada Aland semakin besar, ternyata cowok itu tidak menunda permainan, melainkan pindah negara dan membunuh ibunya, sialan!

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang