•Tiga puluh empat•

3K 310 56
                                    

Akhirnya bisa up wkwk.

Typo kasih tau ya biar bisa dibenerin pas revisi.

Masih nunggu?

Happy Reading ❤️

***

Pagi ini Vloretta sedang bersih-bersih apartemen Deva, seperti biasa lelaki itu sibuk dengan kuliahnya. Biasalah anak kedokteran kalau kuliah memang menyita waktu, itu semua pernah Vloretta rasakan. Hari ini adalah hari ulang tahun Vivi, dada Vloretta sakit kalau mengingat adik kecilnya yang harus tewas mengenaskan. Rasa bencinya kepada Geo menggebu.

"Selamat ulang tahun Vivi," gumam Vloretta sambil melihat bingkai foto Vivi dan dirinya.

"Yang tenang di sana, sekali lagi maafin kakak karena gak percaya sama kamu, maaf," lirih Vloretta tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipi.

Vloretta manarik napasnya dalam, lalu kembali menyimpan foto Vivi. Tangannya menyapu jejak air mata, lalu ia melangkah ke dapur.

"Barbie, ini kue yang udah kakak desain, Vi, buat kamu." Mata Vloretta terus saja melihat ke arah kue ulang tahun yang ia pesan dari jauh-jauh hari. Namun sayang, orang yang ingin ia beri kue sudah tidak ada.

"Lo ngapain di situ, Vlo?" Vloretta membalikkan badannya, ada Della dan Grice. Kenapa mereka bisa masuk? Karena mereka tahu password apartemen Deva. Lelaki itu sendiri yang memberitahu.

"Enggak, gue cuma kangen Vivi aja," balas Vloretta. Mereka mendekat.

"Udah ikhlasin, nanti kuenya kita makan bareng-bareng aja. Nunggu Deva sama Jack pulang," ucap Grice.

"Gue masih gak nyangka aja, kenapa Geo jahat banget ya sama gue? Dia ngambil semua yang gue punya, salah kalau gue gak bisa cinta sama dia?" Grice dan Della menggeleng tegas.

"Lo gak salah, dia yang terlalu obsesi buat milikin lo." Della membenarkan ucapan Grice.

"Tapi kenapa harus Vivi? Dia masih kecil, padahal tahun ini dia mau masuk TK."

"Vlo udah, inget yang Tante gue bilang, jangan mikirin hal-hal yang bisa buat lo kambuh lagi," ucap Della. Vloretta mengangguk lalu menutup pintu kulkas.

"Kita buat kesepakatan gimana?" tanya Grice.

Della dan Vloretta saling pandang, tidak mengerti apa maksudnya. "Kesepakatan apaan?"

"Hari ini gak boleh ada yang sedih, kita have fun di mall."

"Gue setuju, sekalian kita ngambil baju buat besok wisuda, abis itu kita seru-seruan di mall. Gimana Vlo?"

"Boleh juga. Tapi gue izin Deva dulu," ucap Vloretta.

"Iye sono, ntar suami lo marah kalau lo pergi gak bilang-bilang," ledek Grice.

Vloretta terkekeh mendengarnya, teman-temannya memang menyebut Vloretta dan Deva seperti sepasang suami istri, karena kalau Vloretta mau apa-apa harus izin dengan Deva, begitupun sebaliknya. Apalagi semenjak jiwa psikis Vloretta terganggu karena ulah Geo, Deva semakin protektif kepada Vloretta.

For a Moment [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang