Missunderstanding

119 19 0
                                    

Sudah berulang kali kau memanggil nomor Jin Hyuk. Menyambung terus sebenarnya, tapi tidak ada satupun yang diangkat oleh tunanganmu itu. Kau menjadi semakin gelisah, karena sudah sehari ini kau tidak mendengar kabar apapun darinya.

Terakhir pesanmu dibaca olehnya tadi pagi, sisanya merupakan spam darimu yang belum terbaca. Ada apa dengan Jin Hyuk? Apakah dia sakit? Min Kyu yang menyadari perasaanmu mulai panik. Kalian baru saja pulang dari rumah bibi kalian.

"Belum diangkat juga, noona?"

Kau berdecak sembari mengutak-atik ponselmu. Min Kyu menarik nafas dalam-dalam, mencoba tetap tenang mengemudi walau dia ikut tidak tenang.

"Belum, dia keman-"

"Noona, itu Jin Hyuk hyung tidak?"

Kau langsung mengalihkan perhatianmu menuju arah yang ditunjuk Min Kyu. Kau melihat sosok Jin Hyuk di depan sebuah kafe bersama Hye Won dan juga...

"Itu appa, Min Kyu! Hentikan mobilnya!"

Min Kyu mematuhi perintahmu, setelah mobil yang kalian tumpangi berhenti, kau dan Min Kyu lekas berlari ke arah seberang, ke kafe dimana ada Jin Hyuk, Hye Won beserta ayahmu.

Kau tercengang menyaksikan ayahmu memukul Jin Hyuk yang tampaknya sengaja tidak membalas perlakuan ayahmu. Dengan segera kau menarik ayahmu sehingga beliau berhenti melakukan aksinya. Sementara Min Kyu membantumu dengan sedikit menjauhkan Jin Hyuk dari ayahmu.

"Appa, kenapa kau memukul Jin Hyuk?"

Bisa kau rasakan getaran syarat amarah pada ayahmu. Nafasnya memburu dengan sorot mata yang tajam tertuju pada calon menantunya.

"Dia berpelukan dengan wanita ini sedangkan dia sadar bahwa sebentar lagi dia akan menjadi suamimu! Laki-laki bajingan macam apa kau ini?! Harusnya aku tidak memberimu izin menikahi putriku, brengsek. Berani-beraninya kau-"

Ayahmu sudah ancang-ancang akan memukul Jin Hyuk lagi, tapi kau lagi-lagi menahannya.

"Biarkan appa memberinya pelajaran-"

"Appa, bagaimanapun juga aku mencintainya. Biarkan aku mendengarkan Jin Hyuk mengatakan sesuatu padaku. Terserah nanti mau seperti apa, aku mohon appa. Jangan memukulinya lagi."

Ayahmu trenyuh memandangimu yang mulai terisak. Ucapanmu terasa menusuk hatinya pula. Walau dia kecewa pada apa yang ia saksikan tentang Jin Hyuk, namun rasa belas kasih ayahmu pada dirimu jauh lebih dalam dan mampu meluluhkan dirinya.

"Bicaralah."

Kau merasa lega mendengar volume suara ayahmu sudah terdengar normal. Jelas dia menyuruh Jin Hyuk berbicara. Belum sempat Jin Hyuk bersuara, Hye Won tiba-tiba menempatkan dirinya di tengah-tengah kalian. Wajahnya tampak sedih, bahkan ia menunduk.

"Maafkan saya sebelumnya jika saya tidak sopan dengan menengahi pembicaraan kalian."

Kau gugup, takut pada apa yang akan disampaikan oleh Hye Won? Bagaimana kalau itu sesuatu yang buruk?

"Tadi, saya tidak sengaja bertemu Jin Hyuk oppa di kafe ini. Dia tidak sendirian, dia bersama beberapa orang lainnya, yang saya pikir itu rekan kerjanya. Sayalah yang datang sendirian. Kemudian saya sengaja menunggu sampai mereka pulang, supaya saya ada kesempatan mengobrol dengannya. Jin Hyuk oppa menyetujuinya, tapi saya yang terlalu terbawa perasaan. Saya, saya masih tidak bisa melupakan dia, jadi saya tidak bisa mengendalikan diri dan memeluknya secara sepihak. Mungkin pada saat itulah, tuan menyaksikan kami. Seolah-olah kami saling berpelukan. Lalu tuan Kim memukul Jin Hyuk oppa bertubi-tubi sampai akhirnya kalian datang."

Hye Won mengatakan fakta sesungguhnya, Jin Hyuk terselamatkan. Mendadak Min Kyu mendengus, ia bergumam pelan. Gumaman yang masih bisa disimak baik-baik oleh kalian semua.

"Dia bisa menjelaskan itu sejak tadi, kenapa diam saja melihat Jin Hyuk hyung babak belur."

"Min Kyu!"

Kali ini kau sedikit berteriak pada adikmu tersebut. Min Kyu membuang pandangan.
Agaknya, Hye Won mengerti bantahan Min Kyu.

"Awalnya saya sengaja diam, agar tuan Kim salah paham dan membatalkan pertunangan Jin Hyuk oppa dan eonni. Tapi setelah melihat sendiri bagaimana kesabaran eonni menghadapi masalah ini, saya menjadi merasa bersalah. Maafkan saya, ini murni kesalahan saya."

.

Setelah kau selesai membantu Jin Hyuk mengompres wajahnya yang penuh lebam akibat pukulan ayahmu, keheningan mengerumuni kalian berdua. Tidak ada yang memulai percakapan sejak duapuluh menit berlalu.

Kau memilih membereskan benda-benda yang kau gunakan untuk mengompres luka Jin Hyuk dan mengembalikannya  ke tempat semula. Jin Hyuk menyusulmu. Saat ini kau berada di apartemen milik Jin Hyuk yang kemungkinan juga akan kalian tempati setelah kalian menikah nanti. Sehingga, kau sudah berupaya membiasakan diri. Dalam arti positif tentunya.

Jin Hyuk memelukmu dari belakang, usai kau menyelesaikan pekerjaanmu.

"Bahan makanannya masih ada kan? Kau mau kumasakkan apa?"

Jin Hyuk tak menjawab, tapi kau bisa merasakan ia menggelengkan kepala.

"Isi perutmu itu, tidak lapar apa habis digebuki appa?"

"Memakanmu saja kalau boleh."

Kau refleks berbalik dan memukul bahu Jin Hyuk. Jin Hyuk pura-pura kesakitan.

"Jaga bicaramu, atau aku tidak jadi menginap malam ini?"

Ancammu.

"Baiklah nyonya Lee."

Jin Hyuk sangat patuh kepadamu. Ingat saat kalian belum mengakui perasaan satu sama lain, dia sudah perhatian terhadapmu. Sekarangpun masih begitu, malah disertai manja lagi. Kau menuntun Jin Hyuk agar kalian duduk kembali di sofa.

Pemandangan kota Seoul yang tetap terang walau ini sudah pukul sepuluh malam menjadi latar belakang obrolan kalian.

"Aku minta maaf ya untuk kejadian tadi."

Kau melipat tanganmu dengan lutut sebagai penyangga. Menghadap Jin Hyuk.

"Kau memang bodoh, kau tahu kalau kau bisa menjelaskan baik-baik pada appa, tapi kau diam saja? Ckck. Coba kalau aku dan Min Kyu tidak datang, tubuhmu tinggal tulang mungkin."

Sindirmu, Jin Hyuk tertawa lepas membuatmu kian kesal padanya. Jin Hyuk menaruh dagunya di atas tanganmu. Jarak antar wajah kalian menjadi terkikis.

"Aku hanya tidak mau balas kasar pada appa-mu, tidak, appa-ku juga. Itu tidak baik dan tidak sopan."

"Tetap saja, kau kan tidak salah."

Kau tak terima tentu saja, Jin Hyuk dituduh melakukan sesuatu yang tidak dia lakukan.

"That's why i have a guardian angel, like you. And about what you said before, i love you too."

Jin Hyuk menampilkan senyum manisnya.
Untuk saat ini, kau hanya berdo'a, semoga Jin Hyuk bisa lebih menjaga sikapnya supaya kinerja jantungmu baik-baik saja.

.
.
.









Gak tau. Ini terinspirasi sama scene dimana Jinhyuk ditoyor sama siapa itu, gak tau namanya pas main drama Find Me In Your Memory itulah pokoknya😂.
Eh, saya juga jarang nyapa readers disini. Saya ucapkan selamat bergabung bagi yang baru mengikuti. Buat yang udah baca, terimakasih udah mampir. Walaupun, sejauh ini, vote tidak terisi, i'm okay☹️😊. Seenggaknya kalian udah terhibur, jadi saya tetap terpacu untuk terus menulis demi kalian. Sekali lagi, terimakasih banyak❤️.













Lee Jinhyuk Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang