"Tahu tidak, tadi saat aku melakukan vlive, ada satu fans yang bertanya begini, Jin Hyuk, suatu saat nanti kalau kau bertemu dengan wanita yang kau cintai, apa yang akan kau lakukan? Menikahinya?"
Perhatianmu teralih, tapi kau hanya melirik ke arahnya yang tertawa ringan dengan jari-jari yang masih menari-nari di atas layar ponselnya. Tak berniat menatapmu sedikitpun. Sepertinya Jin Hyuk cukup terkesan dengan pertanyaan itu, sampai bisa mengatakannya di luar kepala.
Kau yang berhari-hari meradang pada Jin Hyuk, memilih mengurungkan keinginanmu merespon, kau jawab apa?
Sebenarnya kau tahu diri sekali, tidak ada hak kau marah padanya hanya karena dia beradegan mesra dengan lawan mainnya dalam sebuah drama.Kau bukan kekasih atau istri seorang Lee Jin Hyuk. Kau tak lebih dari tetangga apartemen Jin Hyuk selama dua tahun ini. Dia sendiri bahkan yang menegaskan kalau kau merupakan teman dekatnya. Tak ada yang salah dengan fakta tersebut. Tetapi tidak seorangpun tahu, selain kau dan tuhan, kalau fakta itu ternyata melukai hatimu.
"Aku menjawab, mengapa kau bertanya seperti itu padaku sekarang? Aku belum ingin menikah dan aku masih ingin membuat kalian bangga dengan karyaku. Menurutmu bagaimana? Kalimatku menyakiti mereka tidak?"
Kau mematikan kompormu. Menuangkan sup ayam racikanmu ke dalam mangkok besar lalu menaruhnya di atas meja makan. Bersanding dengan menu-menu lain yang sengaja kau persiapkan setelah sebelumnya Jin Hyuk mengirimimu pesan kalau usai syuting dia akan ke apartemenmu.
Ia pulang lebih malam kali ini, dan malas mampir. Kalian yang memang pada dasarnya tetangga yang rukun, tak sungkan jika meminta bantuan satu sama lain. Termasuk apa yang Jin Hyuk lakukan, ini juga karena kau terbiasa menawari bahkan berbagi makanan dengannya yang tak hanya sekali dua kali.
"Jika aku boleh tahu, apakah jawaban aslimu? Maksudku, anggap saja kau memang sudah memasuki fase itu, siapa yang akan kau beratkan, Jin Hyuk?"
Jin Hyuk yang tadinya mau berkomentar soal rasa sup buatanmu, terpaksa menundanya karena kau malah balik bertanya.
Dia kemudian tertawa lepas. Jauh berbeda dengan caranya tertawa sebelumnya. Mirip penonton yang baru saja mendengar cerita anekdot yang dilontarkan pelawak di atas panggung.
"Hei, aku ini manusia biasa. Kau lupa ya? Kalau aku bertemu wanita yang berhasil memikat hatiku, dan kami sama-sama yakin, kenapa tidak?"
Entah kenapa, kau bagai tertikam duri menyimak pengakuan Jin Hyuk. Ini bukan tentang perasaan pribadimu saja, namun juga menyangkut perasaan penggemar Jin Hyuk diluar sana yang tidak tahu apa-apa. Kalau mereka mengetahuinya, bagaimana?
Mendadak kau merasa beruntung sekaligus kecewa. Beruntung karena kau tahu rahasia Jin Hyuk, kecewa karena kau tidak terima atas jawaban manusiawi laki-laki itu. Kau meneguk air putihmu guna meredam gejolak dalam hatimu. Tak cukup efektif tapi lebih baik. Kau mengerti, Jin Hyuk tak punya maksud membohongi penggemarnya, kau paham itu.
"Ada beberapa poin yang bisa aku kemukakan, Jin Hyuk. Yang pertama, jawaban yang kau utarakan pada penggemarmu, aku tahu kau hanya ingin bersikap netral. Kau tidak ingin menyakiti hati mereka sehingga kau mengatakannya. Sebagai seorang idol, sudah sepatutnya kau berhati-hati dalam menanggapi fans. Yang kedua, jawaban asli yang kau jelaskan padaku. Itu sangat realistis. Bagaimanapun kau juga manusia biasa. Kau pasti diberikan jodoh oleh tuhan dan suatu saat kau akan merasakan yang namanya jatuh cinta."
Jin Hyuk menjeda kegiatan makan yang dia lakukan. Dia sampai memandangmu intens.
"Bolehkah aku menyebutmu kejam, Jin Hyuk? Bukan dari sudut pandangmu, tapi sudut pandang fans. Tadi mungkin kau menenangkan hati mereka, tapi setelah aku mendengar jawaban jujur darimu, aku yakin mereka akan terluka seandainya mereka tahu. Padahal jawaban jujurmu adalah hak asasimu. Tidak seorangpun bisa mengaturmu walaupun itu penggemarmu sekalipun. Because you're human too. Realita seperti itu membuatmu menjadi sosok egois. Sebab itu tandanya, kau akan tetap menikah walaupun mereka mungkin akan terluka. Bukankah itu berlawanan dari apa yang sebelumnya kau bilang?"
Kini Jin Hyuk meletakan sendok garpunya, sudah tidak bisa merasakan lagi yang namanya nikmat masakan yang kau sajikan untuknya.
"Jin Hyuk, sebagai seorang idol, pernahkah kau membayangkan seperti apa posisi seorang fans? Bagimu, apakah mereka hanya orang-orang yang menyenangi karya-karyamu? Apakah mereka adalah orang-orang yang mendukung apapun yang kau lakukan? Apakah mereka adalah sumber penghasil uangmu? Itu beberapa arti lazim yang dipegang oleh para idol. Kau begitu bekerja keras demi mereka, kau ingin membuat mereka bangga. Kau juga menjaga perasaan mereka yang katanya sensitif jika berhubungan dengan cinta. Mengapa kau melakukannya? Karena idol adalah impianmu? Jin Hyuk, mereka memandangmu sebagai sesorang bagi mereka. Yang bukan sekedar sosok yang dikagumi, tapi juga sosok yang berpengaruh bagi kehidupan mereka. Entah secara langsung atau tidak. Menyukai tak hanya sebatas karyamu, keahlianmu, atau ketampanan parasmu.
Sangat munafik kalau seorang fans tidak melibatkan perasaannya ketika menjadi penggemarmu. Itulah kenapa, mereka sering bilang kalau mereka patah hati ketika tahu kalau idol yang mereka sukai berkencan. Patah hati dalam arti sebenarnya, Jin Hyuk. Selayaknya perempuan yang menyukai laki-laki. Tapi perasaan yang demikian tidak pernah bisa dipahami oleh sang idol. Perasaan terlarang semacam itu hanya dirasakan oleh seorang fans. Ketika fans menyadari kalau dia menyukai seorang idol, maka saat itu pula dia harus siap dengan segala konsekuensinya, termasuk patah hati terhadap idol favoritnya sendiri. Mereka tak hanya mengorbankan uang, namun juga perasaan mereka demi idolnya. Karena fans itu mengerti, sosok yang dicintainya juga manusia biasa, yang membutuhkan pendamping hidup suatu saat. Merelakan, semata karena cinta tulusnya tak pernah terbalaskan. Kau melihatnya sebagai kumpulan, tapi mereka melihatmu sebagai seseorang.""Bagaimana dengan sasaeng? "
Kini, Jin Hyuk benar-benar tertarik pada pernyataan panjang lebarmu.
"Mereka juga mencintaimu, tapi terlalu berlebihan sehingga cinta itu berubah menjadi obesesi. Semakin kau menyentuh hati mereka, semakin dalam mereka mengagumimu walaupun kau tidak tahu. Kadang, mereka ini yang disebut fans tidak dewasa. Namun percayalah, Jin Hyuk. Meskipun tidak semua penggemar berlaku menyerupai sasaeng, perasaan patah hati saat tahu biasnya berkencan itu pasti tetap dirasakan seorang fans. Mereka hanya beda cara mengekspresikan. Bertahan dengan rasa sakitnya atau mencari idol yang baru. Ketika itu terjadi, kau harus siap, jika kehilangan. Aku bicara begini bukan bermaksud menakutimu, aku bicara apa adanya. Karena sebenarnya aku juga seorang fans."
Kau tersenyum ke arah Jin Hyuk yang tertegun.
"Siapa idol favoritmu?"
"Kau."
Kau menyahutinya dengan santai. Wajah Jin Hyuk langsung pucat pasi.
.
.
.Tetangga apartemen ya😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Jinhyuk Imagines (Completed)
NouvellesKepada vdans, selamat membaca imagine ini😊.