Flashback
"Hye Won-ah, kau-"
"Kau belum menjawab pertanyaanku, oppa. Dia bukan teman lamamu kan? Jujurlah padaku? Kalian bermain dibelakangku?"
"Aku tidak bermain dengan dia dibelakangmu, Kang Hye Won!! Aku dan dia dijodohkan oleh orangtua kami. Yang berinisiatif pertama adalah orangtuaku. Mereka mencoba membantuku, siapa tahu aku bisa melupakanmu dan memulai hidup baru. Karena kau sendiri juga tahu, orangtuamu sama sekali tidak menyukaiku. Kita tidak pernah mendapatkan restu dari mereka. Dan tentang aku yang memeluknya, dia baru saja bertemu kekasihnya yang brengsek lalu memutuskannya saat itu juga, kau pikir aku tega membiarkan seorang perempuan menangis seperti itu?"
Kang Hye Won bergetar. Pertama kalinya selama tiga tahun menjalin kasih dengan Jin Hyuk, dia mendapat bentakan semacam ini. Jin Hyuk mengusap kasar wajahnya, menyadari seharusnya dia tak perlu bersikap kasar pada Hye Won. Bagaimanapun, dia kekasihnya. Jin Hyuk merutuki dirinya yang tak mampu mengontrol emosi.
Jin Hyuk berupaya meraih tangan Hye Won, namun sang perempuan menepisnya.
"Jadi begitu? Kau dijodohkan dan aku tidak tahu? Kau menyerah dengan hubungan kita karena orangtuaku? Kau juga berteriak padaku? Bagus sekali aku sudah memergokimu lebih dulu, bagaimana kalau nanti aku baru tahu setelah kalian menikah?"
"Hye Won, maafkan-"
"Sekarang pilih, antara aku dan perempuan itu, jawab aku!"
Giliran Hye Won yang menjerit. Sungguh, Jin Hyuk tidak suka melihat Hye Won seperti ini, namun dia juga berada pada posisi sulit.
.
"Nona Kim, ada yang ingin bertemu dengan Anda. Beliau sedang menunggu diluar."
Kau yang iseng membuka sns milikmu terkejut dengan ucapan karyawanmu. Kau langsung memasukan ponselmu ke dalam saku bajumu dan mengangguk paham. Kau bergumam tidak jelas selepas karyawanmu keluar, kemudian turut meninggalkan ruanganmu untuk menemui pengunjung yang katanya ingin bertemu denganmu.
Sudah dua tahun ini kau berada di London, mengelola restaurant milik ibumu. Kau benar-benar meninggalkan Seoul untuk mengawali hidupmu yang baru. Dan kau meminta orangtuamu untuk tidak memberitahu Jin Hyuk dan keluarganya. Kau juga sudah tak berhubungan dengan mantan kekasihmu lagi, kalian benar-benar hilang kontak. Tepatnya dirimu yang memblokir nomornya.
Tidak seperti karirmu yang cemerlang, kisah cintamu disini justru terasa semu. Bukannya kau tidak membuka hatimu, setahun ini kau sudah mulai melakukannya, namun tak tahu mengapa pikiranmu malah dipenuhi oleh Jin Hyuk. Dia yang hanya singgah sebentar dalam hidupmu, justru menancapkan kenangan yang membekas begitu jelas dibenakmu.
Setiap saat hatimu bertanya-tanya apakah dia sudah bahagia bersama kekasihnya sekarang? Terkadang itu membuatmu berpikir kalau hidup ini sangat tidak adil. Kau kehilangan dua laki-laki sekaligus dalam satu hari, kala itu. Kau sudah berusaha melupakan mereka, namun pada Jin Hyuk, mengapa kau masih selalu teringat kepadanya?
Karyawanmu mengkode dirimu, menunjuk laki-laki yang mengenakan mantel berwarna cokelat terang senada dengan dress-mu yang membelakangimu saat ini. Dia adalah sosok yang katanya ingin bertemu denganmu. Kau mendekatinya perlahan. Sepertinya kau familiar dengan orang ini.
"Excuse me, what can i do for you, mr?"
Sosok itu membalikkan tubuh jangkungnya, dan prasangkamu benar, dia Lee Jin Hyuk. Bahkan dia menyambutmu dengan senyuman.
"I want to order your heart, can i?"
Kau tertawa kecil. Perasaan kaget, malu, dan bingung bercampur aduk saat ini memenuhi otakmu.
"Tunggu sebentar."
Kau menghampiri karyawan yang tadi mendatangi ruanganmu, berbicara singkat dengannya kemudian kembali pada Jin Hyuk.
"Sebaiknya kita mengobrol di luar, tidak enak disini."
Jin Hyuk menyetujui gagasanmu dan kalian pun meninggalkan restaurant. Tiba-tiba kau dan Jin Hyuk memanggil nama kalian satu sama lain. Lantas Jin Hyuk mempersilakanmu mengatakan sesuatu terlebih dahulu.
"Bagaimana kabarmu? Kau sudah menikah dengan kekasihmu? Maaf aku tidak bisa datang, aku-"
Jin Hyuk menggapai tanganmu, persis seperti kejadian dua tahun yang lalu. Kau dapat memperhatikan iris cokelat pada kedua matanya.
"Aku tidak menikahi siapapun."
Tubuhmu menegang, jika Jin Hyuk tidak menikah, lalu?
"Setidaknya sampai saat ini. Aku menunggu calon istriku yang pergi ke London tanpa sepengetahuanku. Aku menunggu hatinya pulih sampai mau menerimaku nantinya. Jika memang, dia masih sendirian."
Itu bukannya dirimu? Benar kan? Yang dideskripsikan Jin Hyuk adalah kau.
" I love you and will you marry me?"
Jin Hyuk kemudian berlutut dengan menyodorkan sebuah cincin kepadamu. Kau tidak mampu menyembunyikan rasa bahagia yang mendadak mengerubungi hatimu. Jin Hyuk, melamarmu dengan dasar yang berbeda. Cinta.
"Kau serius? Tidak mengerjaiku kan?"
Tanyamu memastikan. Jin Hyuk mendengus.
"Ayolah, sayang. Aku sudah berguru pada ayahmu dan ayahku berminggu-minggu untuk melamarmu dengan cara yang romantis, tapi apa? Kau menuduhku bergurau dengan hal sesakral ini?"
Tawamu langsung pecah mendengar pengakuan Jin Hyuk. Dia laki-laki paling menyenangkan yang pernah kau temui. Karena gemas, Jin Hyuk berdiri, mengambil paksa tangan kananmu lalu memasangkan cincin tersebut ke jari manismu.
"Aku tidak peduli kau mau atau tidak. Aku sudah menunggumu lama dan jauh-jauh menyusulmu kemari, aku tidak akan pulang dengan sia-sia."
Kau tertawa lagi, kemudian memeluk Jin Hyuk yang tingginya melebihimu.
"Iya, aku mau menikah denganmu, Jin Hyuk."
Jin Hyuk tersenyum dan balas memelukmu. Tak menghiraukan orang-orang di sekeliling kalian yang menatap kalian senang, seolah mereka mengerti apa yang kalian bicarakan.
.
"Jin Hyuk, bagaimana caranya kau merayu ayahku?"
Jin Hyuk menyeringai ke arahmu.
"Aku berkunjung ke rumahmu pagi-pagi sekali, bernyanyi sambil bermain gitar dengan kostum hewan yang berbeda setiap hari. Ayahmu pernah mengusirku juga. Tapi aku tidak menyerah sampai ayahmu akhirnya risih dan menanyakan padaku apa yang aku inginkan."
"Lee Jin Hyuk bodoh!"
Kalian tertawa setelah itu.
.
.
.Niat banget ya mas radit ini😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Jinhyuk Imagines (Completed)
Cerita PendekKepada vdans, selamat membaca imagine ini😊.