Small

87 17 0
                                    

"Sayang, ayo cari makan."

Jin Hyuk menyenggol bahumu, karena kau tidak kunjung merespon ucapannya. Dia juga melambaikan tangannya di depan wajahmu, dan kau masih belum bereaksi sama sekali. Kemudian sebuah ide terbesit dalam benak Jin Hyuk, ia mendekatkan kepalanya kepadamu lalu secepat kilat menempelkan bibirnya pada pipimu.

Secara otomatis kau tersadar dari lamunanmu lantas menoleh ke arah Jin Hyuk dengan tubuh menegang. Lain halnya dengan laki-laki tampan tersebut yang justru cekikikan ke arahmu.

"Kau ini kebiasaan ya, pura-pura lupa kalau kita sedang di tempat umum."

Kau mengomelinya dengan suara lirih, mengingat memang tempat kalian saat ini tergolong sangat ramai. Namun Jin Hyuk tetaplah Jin Hyuk, sifat lempengnya akan hilang begitu saja saat bersama denganmu.

"Siapa suruh terlalu fokus ke depan, sampai ajakanku diabaikan."

Dahimu mengernyit, merasa bingung sebab kau tidak mendengar apa yang tadi Jin Hyuk bicarakan. Jin Hyuk tidak memberimu kesempatan untuk menanyakannya, dia lekas menggandeng tanganmu. Menarikmu ke area stan-stan yang menjajakan aneka kuliner khas Korea.

Kalian sedang berada dalam festival Horizon Gimje, sebuah festival yang diadakan dengan tujuan untuk mempromosikan hasil tanaman pangan yang melimpah terutama beras. Tak ayal banyak pihak yang berpartisipasi dalam festival ini, bukan hanya para petani, namun juga pedagang kuliner.

"Tteokbokki?"

Jin Hyuk hafal dengan baik makanan apa yang paling kau sukai. Tanpa pikir panjang, kau mengangguk. Kalian menghampiri stan yang menjual tteokbokki.

"Ahjumma, tteokbokki dua."

"Lima, Jin Hyuk."

Kau merengek sambil menarik kemeja Jin Hyuk, tentu saja permintaanmu ini tidak ditolak olehnya. Tingkah kalian menyedot perhatian sang penjual yang menggelengkan kepalanya gemas.

Biasanya kau memang tidak mengkonsumsi dalam jumlah banyak meski kau menyukainya. Itu karena...

"Jin Hyuk-ah!"

Kalian berdua menoleh ke arah seorang perempuan cantik yang berjalan ke arahmu dan Jin Hyuk. Dia tersenyum manis ke arah Jin Hyuk dan dibalas senyum canggung laki-laki itu.

"Kau kemari juga?"

Jin Hyuk mengangguk singkat. Kemudian sang perempuan melirikmu sekilas.

"Ini adikmu? Cantik juga ya? Kwon Eun Bi."

Perempuan cantik itu mengulurkan tangannya kepadamu. Dengan sedikit keraguan dalam hatimu, kau menyambut uluran tangan tersebut dan kau menyebutkan namamu. Kau dan Jin Hyuk saling melempar tatapan.

"Oh ya, boleh meminta nomormu, Jin Hyuk? Siapa tahu, nanti ada festival lagi, kita bisa pergi bersama bukan?"

Keadaan hening sesaat, setelah sosok bernama Eun Bi itu melontarkan kalimat tersebut. Lagi-lagi kau dan Jin Hyuk memandang satu sama lain dalam diam. Merasa tidak mampu lagi untuk mengendalikan diri, kau berdeham.

Jin Hyuk menunda niatnya yang tadi ingin mengatakan sesuatu.

"Aku sangat setuju, Jin Hyuk oppa. Kalian tampak serasi jika berkencan, kurasa. Jadi aku tidak perlu menemanimu lagi jika kau ingin keluar, aku bisa leluasa pergi dengan Woo Seok oppa bukan? Kalau begitu, aku ke stan lain dulu ya, oppa. Nanti susul aku. Permisi eonni."

Kau berbalik dan mulai melangkah meninggalkan mereka semua yang membeku beberapa detik. Sadar akan isyarat darimu, Jin Hyuk akhirnya berbicara sesuai niatnya yang sempat terhalang.

"Noona, aku mohon maaf sebelumnya. Bukan apa-apa, tapi aku tidak bisa memberikan nomorku pada noona."

Ujar Jin Hyuk tetap bersikap sopan. Bagaimanapun Eun Bi adalah seniornya dan juga lebih tua dari Jin Hyuk.

"Ini tteokbokki-mu."

Bahkan Jin Hyuk baru ingat kalau kau meminta tteokbokki sedari tadi. Dia lumayan panik. Segera dirogohnya saku celana bagian depan lalu menyerahkan beberapa lembar uang kepada penjualnya.

"Kembaliannya untuk ahjumma."

"Kenapa Jin Hyuk? Kau sudah memiliki kekasih?"

Eun Bi mencoba menahan Jin Hyuk yang sedikit terburu-buru. Ia tersenyum kaku.

"Aku sudah menikah, noona. Yang tadi berjabat tangan denganmu adalah istriku, aku hanya ingin menjaga perasaannya dan tak mau dia jadi salah paham. Aku permisi, noona."

Lee Jin Hyuk adalah orang berikutnya yang berlalu dalam keramaian festival. Eun Bi mematung, tidak percaya jika Jin Hyuk telah beristri.

.

"Sudah marahnya, ya sayang. Aku tidak memberikan nomorku padanya, sungguh. Kau bisa tanyakan langsung dengannya. Dan kumohon, jangan pergi dengan Woo Seok ya, aku bisa  mengantarmu kemanapun yang kau mau."

"Termasuk ke bulan?"

Sahutmu cepat, membuat Jin Hyuk diam. Tapi dia meraih tanganmu. Kalian sudah sampai di rumah sejak setengah jam yang lalu.

"Di bumi bukankah sudah cukup, tapi kalau kau benar-benar ingin, tidak masalah. Akan kuusahakan untukmu."

Kau tak sanggup menahan tawamu. Suamimu itu memang lebih muda tiga tahun darimu, dia bisa bersikap polos sesuai umurnya namun pada saat-saat tertentu, Jin Hyuk-pun lihai berperan selayaknya pria dewasa. Sehingga, kemudahan Jin Hyuk dalam menyesuaikan figurnya, menjadi salah satu alasanmu gampang dalam mencintainya.

Hanya saja, kau terkadang merasa risih karena beberapa orang menganggap kau  sebagai adik perempuan Jin Hyuk Mungkin karena ukuran tubuhmu yang kalah saing dengan Jin Hyuk. Jarak tinggi kalian terbentang sepanjang sembilan belas centimeter. Belum proporsi tubuhmu yang kurus.

Masih bisa dimaklumi kalau timbul kesalahpahaman, termasuk kejadian Eun Bi tadi.

"Aku bercanda, Jin Hyuk sayang. Jangan cemas begitu. Aku tidak marah dan tidak akan pergi dengan Woo Seok atau siapapun itu. Aku kan punya suami tampan yang bisa aku andalkan."

"Satu lagi, aku membatasi porsi tteokbokki-mu. Cukup dua. Kasihan nanti jagoanku kepedasan karena eomma-nya serakah."

Jin Hyuk membungkukkan tubuhnya sedikit, kemudian mengecup perutmu yang agak membuncit.

"Baiklah, appa."

Iya, kau sedang mengandung buah hatimu bersama Jin Hyuk.

.
.
.









Kalian jadi noona lagi eoh☺️.

Lee Jinhyuk Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang