Forget Him

101 23 3
                                    

"Ada apa?"

Sembari berlari, Lee Jin Hyuk menghampirimu yang terdiam beberapa menit di bibir pantai. Dia jelas sangat panik dengan keadaanmu sekarang. Terbukti dari nafas laki-laki itu yang tak beraturan, namun kau hanya melirik ke arahnya.

"Hei, katakan sesuatu. Kau tidak apa-apa kan?"

Jin Hyuk memegang kedua bahumu. Masih dengan ekspresi khawatir di wajah tampannya. Terkadang kau bingung, mengapa dia tahu bahwa kau sedang dalam kesulitan dan mengapa dia tidak keberatan memperhatikanmu. Padahal kalian tidak lebih dari sekedar teman.

"Aku.. kehilangan sepatuku, Jin Hyuk. Sebelah, dan sebelahnya lagi aku lempar sekalian."

Akhirnya Jin Hyuk dapat bernafas lega. Tapi tunggu..

"Sebelah saja? Dimana hilangnya dan mengapa kau lempar satunya?"

Gadis di hadapannya menunduk serta menggigit jari. Persis seperti seorang anak perempuan yang tengah diintimidasi oleh ayahnya. Jin Hyuk menjadi gemas melihatnya.

"Salah satu talinya tiba-tiba kendor kemudian terlempar karena aku berlari tadi. Kau tahu kemana sepatu itu terseret? Ke sana. Lalu apakah kau punya alasan untuk tetap memelihara pasangannya?"

Kau menunjuk laut di depan kalian. Jin Hyuk otomatis mengikuti arahanmu.

"Aku suka sepatu itu, Jin Hyuk. Itu masalahnya."

Jin Hyuk mengusak rambut hitamnya. Tiba-tiba dia mendapat ide lantas menggendongmu menuju suatu tempat. Kau bertanya-tanya tentang tujuan Jin Hyuk menarik paksa dirimu, meskipun kau tidak memberontak sama sekali. Sementara dirinya tidak bereaksi apapun.

"Turunkan aku, Jin Hyuk. Kau membuatku malu."

Sampai kalian tiba di sebuah stan yang menjual aneka pernak pernik yang tampaknya dijadikan souvenir oleh para wisatawan. Jin Hyuk menurunkanmu tepat di bagian yang memajang sandal. Lalu ia membuka sepatunya dan menentengnya.

"Sementara, paling tidak kau harus memakai alas kaki. Pilihlah yang paling kau sukai. Aku akan menemanimu, jadi kau tidak usah malu."

Tidak. Kau tidak malu sama sekali jika kau harus menggunakan sandal. Justru, jujur saja kau semakin terheran akan sikap Jin yang begitu baik kepadamu.

"Tunggu apalagi? Cepat ambil."

Kau gelagapan. Segera kau mengambil sepasang sandal yang menurutmu menarik.

"Um, tapi Jin Hyuk. Aku bisa membayar sendiri. Kau-"

"Dasar cerewet."

Kini giliran Jin Hyuk memungut sandal pilihannya dan menyerahkan beberapa lembar uang pada sang penjual. Setelah transaksi selesai, kalian memutuskan kembali ke pantai. Tentunya dengan pengawasan Jin Hyuk yang melarangmu berlari seperti tadi.

Kalian duduk di atas pasir bersama teman-teman lain yang rupanya sudah berada di sana.

"Aku tidak tahu ada penjual sandal di tempat ini."

"Makanya, kalau mendatangi sebuah tempat itu, bersikaplah tenang. Nikmati pemandangan sekitar, jadi kau bisa menemukan apa yang tersedia."

Kau mengerucutkan bibirmu.

"Baiklah. Maafkan aku. Aku janji, aku akan mentraktirmu untuk mengganti uang-"

"Tidak usah. Anggap saja aku memberimu oleh-oleh."

Jin Hyuk terkekeh. Dasar Lee Jin Hyuk, oleh-oleh sandal begitu? Yang benar saja.

.

Jin Hyuk tidak jadi memejamkan matanya, ketika mendengar suara perutmu. Kesalahanmu lagi, Jin Hyuk sudah menawarimu makan saat kalian masih berada di pantai. Sayangnya kau menolak, dan ujungnya kau kelaparan kala kalian masih dalam perjalanan pulang.

Lee Jinhyuk Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang