Leila nggak bisa nggak panik waktu lihat Arya senyum lebar banget ke Kak Lily. Bukannya cemburu, Leila tau Arya emang playboy cap kadal, Leila juga nggak peduli kalau mereka berdua dekat ataupun punya hubungan khusus. Yang jadi masalah buat Leila adalah karena Arya tau rahasianya tentang tim rahasia PN dan Leila masih ingat cowok itu menyebutkan nama Kak Lily di daftar ancamannya!
Ini nggak bisa dibiarin! Arya sialan!
Leila menahan langkahnya saat menangkap bayangan Kak Lily yang meninggalkan Arya di depan lemari pendingin. Ia buru-buru bersembunyi di antara beberapa orang yang berjajar di dekat meja paling ujung kantin.
Setelah memastikan Kak Lily udah keluar dari kantin. Leila melangkah panjang-panjang ke arah Arya yang sibuk mengaduk minumannya dalam cup karton dengan sedotan.
"Maksud lo apa?!"
Arya terlihat nggak terkejut, cowok itu menatapnya acuh dan melangkah mengabaikan keberadaannya. Buru-buru Leila menjajari langkah cowok itu untuk keluar kantin.
"Arya!"
"Apa, sayang?"
Leila memukul punggung cowok itu dengan telapak tangannya cukup keras yang membuat Arya mengaduh setelahnya.
"Sakit, Le, sumpah!"
Leila menggeleng kepala nggak peduli. "Lo ngomong apa aja sama kak Lily?" tanyanya setelah keluar kantin dan langsung menyeret cowok itu untuk ke koridor depan lab yang lumayan sepi.
"Oh, cewek tadi itu namanya Lily. Yang temen lo itu juga?"
Leila berani sumpah, wajah Arya minta ditabok banget waktu ngomong itu barusan.
"Nggak usah pura-pura nggak tau!"
Arya terkekeh. "Gue kenal dia. Gue kira Lily yang lain, ternyata itu juga."
Leila menyipitkan mata sangsi yang bikin Arya langsung mendecak. "Tanya aja sana kalo nggak percaya."
"Mantan gebetan? Ck." Leila berdecih.
"Kok kak Lily mau aja sama lo.""Lo juga, jadi mantan malah."
Wajah Leila langsung pias. Sialan Arya!
"Lo yakin nggak ngomong aneh-aneh tentang itu?!" tanya Leila mengalihkan pembicaraan.
Arya mengangguk yakin. "Sumpah!"
"Oke." Leila mengangguk singkat sebelum melangkah hendak meninggalkan Arya tapi cowok itu menahannya.
"Jadi gimana?"
"Apanya?" Leila pura-pura lupa.
"Nggak usah pura-pura lupa. Gue tau banget lo pasti semaleman mikirin itu."
Leila mendecak. "Cih. Lo nggak sepenting itu buat dipikirin."
"Lo baru ngaku kalo lo mikirin gue. Padahal yang gue maksud tentang rahasia lo." Arya melebarkan senyum bangganya.
Wajah Leila memerah. Kenapa sekarang ia jadi mudah terjebak oleh kata-kata Arya!
"Apaan sih!"
Lagi-lagi Arya menarik tangannya saat ia hendak kembali ke kelas. "Apa lagi?! Modus lo pegang-pegang!"
"Unblock kontak gue," ujar Arya menatapnya lekat.
Leila menggeleng dengan ekspresi jengah. "Dih, emang gue ngeblock lo? Punya kontak lo aja nggak."
Arya mencondongkan tubuhnya untuk menjajari tinggi Leila. Kini keduanya berhadapan dengan wajah yang hanya berjarak sejengkal.
"Leila, bohong itu dosa," kata Arya sebelum kemudian Leila mendorong kepala cowok itu menjauh dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi
Teen Fiction"Kenapa lo nggak sekalian hilang dari hidup gue, Ar? Kenapa lo harus selalu ninggalin jejak yang bikin gue nggak bisa lupa sama lo?" Distorsi Elok Puspa | Mei 2020 credit photo from Pinterest