Hati Arya berbunga mengingat hari ini status jomblonya akan berubah. Ia bahkan sengaja datang lebih pagi, membeli susu kotak, dan menuliskan sederet kalimat di sticky notes yang ia curi dari adiknya untuk ditempelkan di kotak susu, yang rencananya akan ia berikan pada Leila.
Parkiran motor yang tadinya masih menyisakan banyak spot kosong kini berangsur penuh. Antrean panjang parkiran pasti mengular sampai gerbang belakang. Biasanya Arya jadi bagian antrean itu, kadang kalau malas antri ia sengaja meninggalkan motornya di dekat pos satpam begitu saja. Satpam sekolah selalu merapikan motor di parkiran ketika kegiatan belajar berlangsung.
Kedua matanya beralih ke ponsel di atas meja. Kurang 15 menit sampai bel berbunyi tapi pujaan hatinya belum juga menunjukkan keberadaannya. Leila Shafa, cewek galak itu masih terlihat manis di matanya walaupun sekarang Leila akan langsung pasang mode singa tiap melihat kemunculannya.
Arya bisa memahami hal itu, Leila pasti dendam karena ia memutuskan cewek itu di penghujung masa SMP mereka. Arya sendiri merasa bersalah tapi melihat sikap Leila yang begitu antipati padanya membuatnya tertarik untuk menggoda cewek itu. Dari mulai menyapanya dengan sebutan mantan sampai berulang kali mencoba untuk ngajak balikan yang selalu ditanggapi sinis. Tiap kata-kata sadis Leila, delikan marah atau pun pukulan cewek itu ke bahunya membuat Arya gemas.
Seperti sekarang. Wajah datar Leila berubah jadi sinis ketika melihatnya tersenyum lebar. Leila harus tau betapa lucunya ekspresi sinis itu.
"Pagi!" sapanya kelewat sumringah.
"Hmm."
Tuh kan, yang kayak gitu itu bikin Arya makin semangat. Ia membayangi langkah Leila yang terlihat buru-buru saat memasuki koridor.
"Lo nggak lupa kan, Le?"
"Apa?" tanya Leila tanpa mau repot-repot menatap Arya.
"Hari ke dua."
"Apaan?"
"Janji lo."
"Gue nggak pernah janji."
Arya mendecak. Tangannya yang bebas merogoh kantong celana pramuka-nya, mengotak-atik dengan cepat, seraya menjajari langkah Leila.
"Kasih gue waktu buat mikir."
"Apa?"
"Gue butuh mikir dulu."
"Oke! Dua hari!"
"Janji lo tutup mulut?!"
"Janji!"
Senyum puas tersungging di wajah Arya melihat Leila yang langsung berhenti melangkah dan memutar tubuh untuk menatap ke arahnya.
"Lo nggak bisa bilang gue licik. Di saat lo hobi ingkar janji," imbuh Arya dengan senyuman.
Bibir Leila yang tadi sedikit terbuka langsung terkatup rapat. Arya mendengar umpatan keluar dari bibir cewek di depannya ini.
"Harus banget begini?" tanya Leila dengan nada pasrah.
Kepala Arya mengangguk antusias. "Harus dong! Gue tau rahasia paling rahasia dari masyarakat Persada Nusantara!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi
Teen Fiction"Kenapa lo nggak sekalian hilang dari hidup gue, Ar? Kenapa lo harus selalu ninggalin jejak yang bikin gue nggak bisa lupa sama lo?" Distorsi Elok Puspa | Mei 2020 credit photo from Pinterest