26. Untuk Leila

120 23 2
                                    

Leila termenung menatap layar ponselnya. Barusan Rizka mengirimkan tangkapan layar postingan DraftPN. Ia sampai harus menghela napas panjang dan dalam saat pertama kali membukanya, Leila nggak bisa mengabaikan perasaan rindu yang mendadak luap melihat nama DraftPN.

Seseorang mengirim draft untuknya, sebuah pesan berisi pengakuan. Hampir lima menit Leila terdiam, membaca isi pesan itu berulang-ulang, mengabaikan Rizka yang membombardirnya dengan sederet pertanyaan dan kecurigaan siapa pengirim pesan ini.

Sebut gue pengecut karena cuma berani bilang lewat Draft PN, tapi gue harap garis takdir kita bertemu di satu titik yang sama, nggak pa-pa kalo hati lo masih terikat masa lalu, gue nggak akan nyerah.

Satu nama yang terlintas di otaknya adalah Arya. Cowok itu pasti yang mengirim pesan ini, siapa lagi di seantero Persada Nusantara yang 'menyukainya'. Leila nggak sepercaya diri itu menganggap ada orang lain yang suka padanya.

Jarinya bergerak mencari nama Arya di tab chatnya tapi tiba-tiba berhenti. Leila lupa, ia mem-block kontak Arya.

"Ck." Leila mendecak dan melemparkan tubuhnya ke atas kasur. Ia bergelung memeluk gulingnya.

Ponselnya berdering, nama Rizka terpampang di layar. Leila menghela napas.

"Halo."

"LEEEEEEE! GILA LO PUNYA SECRET ADMIRER!"

Leila menjauhkan ponselnya dari telinga, pekikan Rizka barusan berpotensi merusak Indra pendengarannya.

"Apaan sih, palingan juga Arya. Caper," balas Leila ketika Rizka sudah menurunkan volume suaranya.

"Kok Arya sih? Itu bukan Arya kali, Le! Gue yakin!"

"Terus kalo bukan Arya siapa? Lo?"

Decakan Rizka terdengar dari ujung telepon. "Gue aja nahan diri nggak ngirim Draft buat Galang, ya kali gue iseng ngirim buat lo."

"Kali aja kan?"

"Nggak lah! Jangan gila!"

Leila terkekeh. "Yaudah biarin aja, cuma gituan doang."

"Emang lo nggak penasaran?"

Leila terdiam. Apa iya dia nggak penasaran siapa pengirim draft itu? Walaupun logikanya bilang pengirim draft itu pasti Arya, tapi sebagian hatinya merasa bukan cowok itu.

"Dikit sih. Cuma yaudah lah ya, namanya juga anon."

"Coba lo chat Draft PN deh, kali aja adminnya baik mau ngasih tau."

Leila terkekeh. Nggak ada sejarahnya DraftPN memberi tau siapa pengirim pesan tiap postingan, sepenting apa pun itu. Dulu Leila akan tertawa kalau ada yang nekat bertanya siapa pengirim sebuah pesan, buat apa mereka ingin tau siapa pengirim pesannya? Lalu setelah mereka tau akan diapakan? Kebanyakan cuma memuaskan rasa penasaran.

"Nggak bakal dikasih."

"Coba dulu!"

"Ck, udah ah, gue ngantuk."

"Ish! Nyebelin lo!"

"Bodo amat! Bye!"

Leila menaruh ponselnya di atas nakas setelah sambungan telepon Rizka terputus.

Ditariknya selimut sampai pinggang, kedua matanya mengedip lambat. Pertanyaan Rizka tadi kembali mampir dalam otaknya. Kalau bukan Arya pengirim pesan itu, lalu siapa?

•×•

Hari ini, Leila berangkat lebih pagi dari biasanya. Entah lah, ia bangun terlalu pagi dan berpikir untuk sampai di sekolah lebih cepat untuk menghindari macet.

DistorsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang