"Eh, eh, bentar deh."
Arya ikut berhenti di tepi koridor depan aula yang lumayan ramai siang ini karena bertepatan dengan jam pulang sekolah. "Apaan?"
"Lihat dah!"
Arya mengikuti arah yang ditatap Angga. Ke lapangan basket di lantai tiga. "Apaan sih?"
"Itu hilal."
"Hilal apaan?"
"Hilal kayaknya orang di sebelah gue abis dapet rejeki nomplok. Kira-kira gue minta traktiran apaan yak?"
Arya melepaskan diri dari Angga. "Nggak jelas, bego!"
Angga terbahak. Kembali dirangkulnya Arya sambil berjalan menuju kantin sepuluh. "Lo nggak mau cerita nih?"
"Cerita apaan sih?!"
"Kenapa muka lo cerah banget hari ini? Habis dapet undian shopee?"
"Kalo dapet juga gue nggak mau nraktir lo."
"Dih!"
Arya terkekeh. Ditatapnya Angga dengan senyum lebar yang secerah matahari jam tujuh pagi. "Semalem Leila nelepon gue."
"Ngapain? Nagih utang?"
Senyum Arya lenyap, berganti dengan decakan keras serta tangan yang berayun menggeplak kepala teman sebangkunya ini.
"Sorry, sorry!" ujar Angga terkekeh geli.
Keduanya berbelok memasuki koridor depan koperasi menuju kantin.
"Dia udah unblock instagram gue," lanjut Arya.
"Wow!"
Arya melempar tatapan sinis. Respon Angga barusan sangat terdengar palsu. "Anjing lo emang!"
Angga tertawa keras begitu memasuki kantin. Meja paling luar yang kebetulan kosong langsung jadi sasaran mereka untuk duduk.
"Gitu doang lo seneng?"
"Kan tadi gue bilang, Nyet! Dia nelepon gue!"
Dengan sisa tawa Angga mengangguk-angguk. "Terus?"
"Dia cuma minta gue cerita kemarin doang sih."
"Udah gitu doang?"
Arya mengangguk. "Lebay banget ya gue?"
"Lo kapan sih nggak lebay?" tanya Angga yang langsung dapat tendangan dari Arya di bawah meja.
Angga kembali tertawa. Arya menatap itu dengan pandangan jengah.
"Tawa aja lo tawa, lagi galau kan lo makanya ketawa mulu."
"Sialan!" Tawa Angga perlahan surut. Kedua matanya sedikit melebar saat menemukan sesuatu yang menarik di parkiran motor.
"Panjang umur Leila!" seru Angga yang langsung membuat Arya mendongak dari ponsel
Angga mengisyaratkan dengan dagunya. "Kayaknya ada yang butuh bantuan."
Arya mengikuti tatapan Angga. Kedua sudut bibirnya terangkat, senyum lebarnya terbit seiring dengan gerakan tubuhnya yang langsung berdiri dan berjalan ke arah parkiran.
"Jangan disosor anak orang!" seru Angga yang jelas Arya abaikan.
Arya menuruni undakan yang memisahkan bagian kantin dan parkiran motor dengan cepat. Sinar matahari yang menyengat di jam tiga sore ini nggak membuat senyum di wajahnya luntur.
Selangkah ia di belakang sosok yang sedang berusaha keras memindahkan motornya, Arya berusahalah menetralkan raut wajah. Arya nggak mau kelihatan terlalu bahagia, seenggaknya sekarang di depan Leila. Arya nggak mau Leila kembali menjauhinya karena ia bersikap agresif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi
Teen Fiction"Kenapa lo nggak sekalian hilang dari hidup gue, Ar? Kenapa lo harus selalu ninggalin jejak yang bikin gue nggak bisa lupa sama lo?" Distorsi Elok Puspa | Mei 2020 credit photo from Pinterest