29. Menenangkan

122 23 3
                                    

Arya mengerutkan dahi menatap sebotol pocari sweat yang ia temukan di laci.

"Punya lo, Ngga?"

Angga mengalihkan perhatiannya dari papan tulis. "Bukan."

"Kok ada di laci gue?"

Angga mengedikkan bahu. "Udah sih minum aja, banyak nanya lo. Biasanya juga langsung lo embat."

Arya terkekeh pelan. Dibukanya tutup botol minuman ion itu lalu menenggaknya hingga setengah. Arya kembali mengernyitkan dahi, saat akan menaruh botol pocari ke posisinya semula.

"Ini pulpen siapa?" tanyanya lagi mendapati ada pulpen di laci mejanya.

Lagi-lagi Angga mengedikkan bahu. "Hasil nyolong lo kali, tapi lupa."

"Masa sih?" Arya menatap pulpen di tangannya dengan tatapan aneh.

"Ini pulpen masih baru, Ngga," tambah Arya saat membuka tutup pulpen warna hitam itu.

"Lah iya, terus kenapa?" tanya Angga tanpa menoleh ke arah teman sebangkunya itu.

"Gue nggak setega itu ngambil pulpen orang yang masih baru," jelas Arya dengan suara pelan.

Angga menghela napas. "Yaudah sih, pake aja, ribet banget."

Arya garuk-garuk kepala. Memutuskan untuk menuruti perintah Angga. Siapa pun pemilik pulpen ini dan mungkin juga pemilik pocari sweat di laci mejanya, ia mengucapkan terimakasih banyak.

"Kayaknya ada yang salah meja deh, naroh ginian di meja gue."

"Iya kali. Doain aja semoga rejekinya diganti karena udah ngasih ke orang yang membutuhkan."

Arya mendengus tapi mengaminkan ucapan Angga.

•×•


Rizka Nadilla
Lo lihat instastory Arya gak?

Leila Shafa
Masih gue block

Rizka Nadilla
Sent photo
Sebenernya masalah lo sama Arya tuh apa sih Le?

Leila termenung di depan meja belajar. Kedua matanya menatap layar ponsel dengan tatapan yang sulit diartikan. Foto yang barusan dikirim Leila adalah tangkapan layar instastory Arya dua jam lalu. Sebuah foto yang berisi sajak quotes singkat dari penulis ternama. 

Punggung Leila bersandar pada sandaran kursi belajarnya. Jempolnya bergerak di atas layar, menekan ikon instagram dan mengetikkan satu nama di tab search. Ia menekan ikon unblock pada profil itu, lalu menekan bagian foto profil. Apa yang dikirimkan Leila beberapa saat lalu, kini ia lihat dengan matanya sendiri.

Tidak lagi mengirimimu pesan singkat seperti biasa. Membiarkanmu terbiasa berjarak. Memberimu ruang untuk asing. Meski kutahu cara itu tidak menyenangkan. Semoga cukup menenangkan.

— Boy Candra


Leila menghela napas perlahan, ia bangkit dari posisi duduknya dan berpindah ke atas kasur.

Dibacanya tulisan Boy Candra itu berulang-ulang. Mengaitkannya dengan dengan Arya, dengan kemarahannya dan alasan kenapa mereka bisa sampai di titik ini. Juga tentang perasaannya yang akhir-akhir ini semakin kuat untuk cowok itu.

Leila harusnya merasa senang dengan keputusan Arya memberikan jarak yang ia minta. Harusnya dia bahagia karena akhirnya lepas dari cowok itu. Harusnya dia puas karena berhasil membuat Arya memakan rasa bersalahnya. Harusnya Leila merasakan itu semua, tapi kenapa ia malah merindukan cowok itu ada di sekelilingnya?

DistorsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang