Sekeras apa pun Leila berusaha melupakan kata-kata Rizka, nyatanya kalimat itu makin menempel di ingatannya.
"Gue anggep selama ini kebencian lo ke Arya itu cuma alibi buat nutupin perasaan lo yang sebenernya ke dia. Lo masih cinta sama Arya kan?"
Leila nggak tau apa yang merasuki Rizka, sampai teman sebangkunya itu mengatakan hal super konyol. Masih cinta sama Arya? Yang bener aja!
Leila nggak mungkin masih cinta sama Arya setelah apa yang dilakukan cowok itu padanya. Memutuskannya seminggu menjelang UN dengan alasan paling klise;
"Gue mau fokus UN."
Tapi, saat prom night langsung gandeng cewek lain yang katanya pacar barunya. Leila nggak akan melupakan kejadian itu seumur hidup, betapa mudahnya Arya menghancurkan persiapan UNnya selama ini yang berujung nilainya yang pas-pasan dan mengecewakan Ayahnya, membuatnya nggak nafsu makan sampai turun 5 kilo dan entah berapa malam ia habiskan untuk menangisi cowok itu.
Leila pasti udah gila kalau masih cinta sama Arya. Satu-satunya hal yang muncul dalam dirinya saat melihat Arya di gerbang SMA Persada Nusantara pada MOS hari pertamanya adalah amarah. Ingin rasanya ia mencabik-cabik muka menjengkelkan itu. Menghindari Arya adalah opsi lainnya yang sialnya selalu gagal, Arya selalu punya cara untuk menemukannya. Cowok itu nggak pernah absen memanggil namanya sejauh apa pun jarak mereka. Termasuk ngajak balikan yang nggak pernah ia anggap serius. Gimana mau percaya? Tiap di kantin pasti ngobrol akrab sama cewek yang beda-beda, bukan cuma itu, Arya juga sering boncengan sama cewek tiap pulang sekolah.
Seperti sekarang ini, lagi-lagi Leila menemukan Arya ngobrol akrab sama kak Lily. Keduanya bahkan tertawa dan nggak ragu skinship. Leila melengos saat melihat Arya berusaha menjangkau rambut hitam kak Lily yang digerai.
"Bisa-bisanya kayak gitu ngajak balikan," cibir Leila sambil berjalan keluar kantin 12 menenteng botol minumnya.
•×•
"Lo kenal Leila dari mana, Ya?"
Arya menghentikan seruputannya pada es kopi miliknya dan berganti menatap cewek yang duduk di depannya.
"Leila?"
Cewek berambut panjang dengan wajah tirus dan hidung mancung itu mengangguk. "Gue lihat lo sama dia beberapa kali."
"Kenapa? Cemburu? Nyesel pernah nolak gue?" tanya Arya beruntun dengan cengiran khasnya.
"Ck, masih aja."
"Kali aja lo berubah pikiran."
"Nope."
Arya terkekeh menatap cewek di depannya ini, Lily, kakak kelas yang jadi ketua regunya dulu jaman MOS, sekaligus girl crushnya sejak saat itu. Sialnya, Lily cuma menganggapnya adik kelas dan teman diskusi, nggak lebih dari itu.
"Mantan."
"Leila mantan lo?" tanya Lily memastikan pendengarannya.
Arya mengangguk. "Iya, mantan. Otw jadi pacar lagi. Doain."
Lily mengernyitkan dahi. "Kok Leila mau sama lo?"
"Nggak tau." Arya mengedikkan bahu, "pelet gue berhasil kayaknya," lanjutnya disertai tawa yang menular pada Lily.
"Untung gue nggak lo pelet ya."
"Boleh, kalo lo mau coba."
Lily mendecih. "Ew! No!"
Arya mendelik, berusaha menjangkau kepala Lily untuk menjitaknya tapi Lily terlalu cepat memundurkan tubuhnya.
"Kalo beneran lo pelet, apa peletnya masih berfungsi sampe sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi
Teen Fiction"Kenapa lo nggak sekalian hilang dari hidup gue, Ar? Kenapa lo harus selalu ninggalin jejak yang bikin gue nggak bisa lupa sama lo?" Distorsi Elok Puspa | Mei 2020 credit photo from Pinterest