Kita yang sebatas pernah,
Pernah singgah pada waktu yang sama, duduk berhadapan ditemani segelas cokelat panas yang terlihat semakin dingin mengering.
Duduk dalam satu meja yang dipesankan khusus hanya untuk kita berdua malam ini.
Menggenggam tangan masing-masing dari kita, dan menatap mata yang sama pula dari kita, dibawah remang redup lampu malam.
Kita yang sebatas pernah,
Pernah bersujud dibawah rasa yang sama untuk sang penguasa, memohon biar waktu selalu mendukung kita, merestui setiap langkah yang kita pilih bersama.
Lalu berdoa dengan khusyuk, dengan untaian yang sama, berahap jika suatu nanti akan kita temukan saat-saat yang lebih indah dari ini.
Tapi kini, semua hanyalah sampai pada batasan-batasan yang tak mampu kita lewati.
Belum usai harapan itu terasa, hati sudah mulai berbeda rasa saat mata tersadar tak mampu lagi melihatmu di kursi dan meja yang sama.Aku mungkin tak tahu kini kau entah dimana, berbeda rasa, berbeda dunia pula kau duduk melihatku.
Tapi yang jelas, kau yang sekarang pasti berada di kursi yang lebih indah, kursi dan meja yang jelas terasa begitu nyaman dari kursi kayu yang dulu pernah kita pakai bersama di malam yang sama.
Aku belum berniat menyusulmu, tapi yang jelas aku teramat sangat merindukanmu, dan aku yakin kaupun sama tentang itu.
Berbahagialah disana, dan jangan ragu untuk tengoklah aku sekali-kali kau ingin, dan aku akan menjaminnya jika kau, pasti akan melihatku disini, lebih bahagia dari yang dulu, dulu saat aku dan kamu yang sebatas pernah, menjadi kita.
- badutcerdas
![](https://img.wattpad.com/cover/220412203-288-k802879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Dalam Mimpi
PoezieKamu tak bisa menebak hatimu sendiri. Hari ini kamu jatuh cinta, besok bisa jadi patah hati. [Cara baca; Gunakan latar belakang berwarna hitam untuk hasil yang maksimal.]