🎋 27 ♧ Jalan Takdir Manusia

4.1K 606 66
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

"Maaf Syaddam tapi kami belum bisa mempercayakan Yasna kepadamu."

Tidak akan ada namanya berhenti dari sebuah pengharapan ketika kita masih diberikan waktu bernafas oleh Allah. Namun ucapan Ghulam terakhir itu justru membuat hati Syaddam teriris sedih. Ini untuk kesekian kalinya Ghulam menolak permintaannya.

Dia memang salah, tapi apakah belum cukup dengan semua yang Syaddam lakukan selama ini untuk Yasna dan juga memperbaiki kesalahannya di masa lalu.

"Kamu tidak bisa memaksa sesuatu yang semestinya memang tidak berada dalam kuasamu. Bahkan untuk saat ini Abi sendiri tidak bisa membantu." Kata Fawwaz kepada putranya saat Syaddam memilih untuk menyampaikan penolakan Ghulam kepadanya.

"Apakah Abi tidak ingin membantuku?"

"Abi ingin tapi Abi telah mempercayakan segala keputusan kepada om Ghulam sebagai orang tua Yasna." Jawab Fawwaz.

Fawwaz sesungguhnya merasa sedikit kecewa dengan sikap Ghulam yang seolah tidak memberikan kesempatan kepada putranya untuk bisa menunjukkan siapa dirinya. Atau Ghulam telah memiliki pilihan yang lain, Fawwaz sendiri tidak mengerti.

"Dam, Abi tahu bagaimana perasaanmu. Abi tidak akan lagi memaksa, tapi ketahuilah wanita bukan hanya Yasna seorang. Dan cinta itu bisa ditumbuhkan setelah halal."

"Abi___"

"Ok, Abi tidak akan mengintervensi keinginan kamu untuk menjadikan Yasna sebagai istri. Namun jika kamu selalu merendahkan diri seperti itu rasanya Abi sebagai orang tua jika boleh menentukan. Abi memilih kamu dengan wanita yang lain." Kata Fawwaz.

"Maksud Abi?"

"Sampai kapan kamu akan mengibakan diri seperti itu di hadapan keluarga Yasna. Abi tahu ini juga ada andil dari kesalahan Abi dan Umi yang terlalu memaksamu. Tapi Abi tidak rela jika anak Abi harus merendah seperti itu kepada orang lain."

"Bukankah orang lain itu sahabat Abi?"

"Karena orang lain itu sahabat Abi, Abi tidak bisa berbuat lebih untuk menyelamatkan kamu dan juga keluarga kita."

"Syaddam mencintai Yasna."

"Abi lebih mencintai kamu daripada cintamu kepada Yasna."

"Syaddam tahu itu."

Percakapan antara anak laki-laki dan juga ayahnya itu masih juga berlangsung meski hanya melalui sambungan telepon. Syaddam masih di Jakarta untuk menemani Yasna yang harus bolak-balik rumah sakit, kost juga kampus. Tidak tega hati Syaddam melihat kekasih hatinya harus mengerjakan skripsi ditambah lagi dengan keadaan Adira yang masi juga stuck. Meski sudah melewati masa kritis namun Adira belum juga berangsur membaik. Hingga dokter masih menyarankan untuk stay di rumah sakit untuk beberapa hari lagi.

Apakah Syaddam naif untuk sekedar ingin mempertahankan apa yang dia inginkan untuk dimiliki?

Syaddam hanya percaya dengan kekuatan doa sejauh ini. Jika Ali bisa mendapatkan Fatimah dengan kekuatan doa mereka, mengapa dia dan Yasna tidak seperti itu. Allah maha segalanya untuk memberikan keputusan terbaik bagi seluruh hambaNya.

"Kamu perlu aku antar ke kampus Yas?" tanya Syaddam saat memilih sarapan bersama Yasna di teras kost Yasna.

"Nggak perlu Kak. Yas ke kampus sendiri saja. Pulangnya saja nanti di jemput ya. Sekalian kita ke rumah sakit. Yas nggak lama kok hanya bertemu dengan Pak Rafi ke perpus sebentar untuk mengembalikan beberapa buku dan kemudian kita bisa langsung berangkat." Tolak Yasna. Sedari awal memang Yasna sudah biasa melakukan ini sendiri. Ada ataupun tidak ada Syaddam dia juga harus bisa melakukannya sendiri. Bukankah itu sudah kewajiban setiap mahasiswa?

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang