🎋 25 ♧ Kritis

4K 584 86
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

DRAMA kehidupan memang selalu saja menjadi hal yang mengharukan untuk dibicarakan.

Linangan air mata selalu menjadi kekuatan yang selalu ada bersama doa. Menurut pengamatan mata seseorang rasanya telah sulit apalagi ketika dokter sudah angkat tangan tidak bisa mengatakan apa pun selain keajaiban Tuhan.

Yasna baru saja kembali dari ruangan Malika. Senyum yang terurai dari bibirnya menandakan bahwa hatinya berbahagia. Mengucap rasa syukurnya bisa menyaksikan sahabatnya berubah status menjadi seorang ibu.

Langkah ringannya kini kembali ke ruangan Adira. Sahabatnya yang satu ini kini sedang berjuang untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit yang selama ini mungkin tidak terlalu dia rasakan.

Tangan Yasna terulur saat rungunya mulai menangkap kalimat yang memang sangat menghentakkan hatinya. Adira sedang bercakap dengan kedua orang tuanya. Ah, sebenarnya Yasna tidak ingin ikut campur namun saat nama Syaddam menjadi buah bibir diantaranya, baiklah dia memilih untuk bersembunyi di balik pintu untuk mencuri dengar semuanya.

"Dira banyak salah dengan Yayas, Ma." Ucap Dira dengan suara pelan bahkan mamanya harus mendekatkan telinga untuk mendengar ucapannya.

"Kamu melakukan apa dengan Yas?"

"Aku dan dia sama-sama mencintai orang yang sama." Jawab Dira dengan air mata yang meleleh.

"Astaghfirullah Dir."

"Dira tahu itu terlalu menyakitkan. Tapi Dira cinta dengan pria itu, Ma. Syaddam Adzhani namanya. Kami bertemu pertama kali saat kak Syaddam menjadi pembicara di kuliah umum fakultas dulu."

"Lalu__?"

"Dia mencintai Yas, tapi Dira menginginkan kak Syaddam juga__"

"Astaghfirullah Dir, kamu lupa bahwa kamu ini muslimah dan memakai jilbab. Mana ada muslimah berperilaku seperti itu." Jawab Mama Dira dengan wajah penuh kecewa.

"Dengerin penjelasan Dira dulu Ma." Adira memohon kepada Mamanya dengan sisa tenaga yang dimiliki. "Dira tahu Dira salah, Dira sudah jahat kepada Yas dengan menjadi duri dalam hubungan mereka. Tapi bukankah sebelum ada kata sah kita masih bisa untuk mengusahakannya? Dira hanya ingin merasa dicintai itu saja Ma."

"Caramu yang keliru Nak."

"Iya itu Dira tahu, makanya Dira bercerita ini kepada mama. Hari ini Dira akan dioperasi, nggak tahu bagaimana nanti kondisi Dira setelah ini. Dira hanya tidak ingin terlambat mengatakan. Dira sangat menyesal telah melukai hati Yasna, Ma. Sampaikan kepada Yasna jika mungkin nanti Dira tidak lagi membuka mata setelah operasi."

"Adira anak mama, jangan bicara seperti itu."

"Rasanya Dira tidak kuat Ma. Tubuh Dira lemas sekali."

"Kamu harus semangat untuk sembuh."

"Maafkan salah Dira ya Ma, selama menjadi anak mama dan papa Dira masih banyak kurang bahkan selalu membuat susah kalian berdua. Begitu juga dengan Yas dan Malika."

"Kamu sudah merelakan Syaddam untuk Yas?" tanya Mamanya dengan hati-hati.

"Hidup Dira mungkin tidak akan lama lagi Ma, Dira berpenyakitan seperti ini. Apa masih mungkin kak Syaddam yang sedari awal tidak pernah melirik Dira akan bersedia, tidak Ma. Biar Dira bawa rasa cinta Dira kepada kak Syaddam seorang diri. Dira telah menyerah untuk berjuang. Dira ikhlas kak Syaddam bahagia bersama orang yang dia cinta meski Dira sendiri sangat menginginkan dia untuk bisa menjadi pendamping Dira di dunia dan akhirat kelak. Biarkanlah Dira yang merasakan sakitnya, jangan Yayas yang sudah Dira sakiti sedemikian rupa. Sampaikan pesan maaf Dira kepada Yayas ya Ma. Jika mungkin hari ini atau esok Dira dipanggil Allah untuk menghadap inshaallah Dira telah siap." Siapa yang tidak meleleh mendengar kalimat panjang yang seolah-olah sebagai pesan terakhir seseorang sebelum ajalnya tiba.

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang