🎋 33 ♧ Will be getting a Married?

4.5K 649 184
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

JANGAN pernah ditanya bagaimana sedihnya. Butuh waktu untuk bisa mengerti hikmah di balik semua peristiwa. Waktu yang jelas tidak sebentar untuk belajar tentang mengikhlaskan yang memilih.

Sakit dan kepedihan yang memang baru sekali ini dirasakan, rasa diabaikan dan tidak dihargai jelaslah menjadi hal yang begitu mendominasi. Terlebih saat pengorbanan yang selama ini dilakukan, seakan tidak dipandang sama sekali.

Namun demi secercah harapan untuk bangkit lagi, percaya bahwa ini adalah ujian yang Allah berikan agar bisa naik kelas. Menjadi pribadi yang lebih bijak dalam memandang sebuah kegagalan.

Syaddam memelintir hatinya, perih. Berkata dalam hati, 'untukmu yang ragu dan memilih pergi, terima kasih. Ternyata darimulah aku belajar tentang makna hidup yang sebenarnya.'

Menikah mungkin adalah mimpi bagi sebagian besar orang. Namun nyatanya menikah tidak semudah yang dipikirkan. Syaddam mencoba untuk bersyukur jika dia adalah salah satu orang yang harus menelan pil pahit karena harapannya bersama Yasna adalah kegagalan terbesar dari plan hidupnya yang telah dia rancang sedari awal mereka bersua.

Andai saja semua tahu bagaimana kerasnya Syaddam berusaha mengikhlaskan Yasna. Pasti cibiran itu tak akan pernah datang, sayangnya orang lain selalu hanya menilai dari luarnya saja. Tanpa pernah mau berempati pada apa yang sedang dirasakan Syaddam.

Terlanjur kepalang menanggung malu. Kadang bukan empati yang didapatkan. Namun justru banyak cibiran yang datang kepada dengan nada meremehkan.

Setelah ratusan hari terlewati pasca kejadian itu, mencoba untuk memperbaiki diri, memantaskan untuk bisa bersanding dengan salah seorang putri dari calon mertua yang akhirnya menerima luka atas penolakan untuk menikahi putri sulungnya. Berusaha membangun rasa untuk kembali lahir menjadi sosok yang baru. Sosok yang dirasa menjadi lebih pantas dari sebelumnya.

Syaddam menghapus air matanya. Pagi ini kedua orang tuanya memang telah bersamanya. Setelah semalaman memberikan wejangan atas semua keputusan yang akan diambilnya untuk menerima Adira sebagai istri. Luka yang dirasakan memang teramat dalam. Hingga dia hampir putus asa dan merasa tak akan pernah mampu menyembuhkannya kembali. Tapi pagi ini kekuatan besar dalam hatinya mencoba untuk menghalau pikiran jeleknya. Tidak, dia harus ikhlas dan dengan kesungguhan hati menyongsong masa depannya bersama Adira. Mencoba merubah luka itu menjadi anugerah yang membuatnya menjadi orang yang lebih legawa dalam menghadapi kegagalan.

"Kamu yakin dengan apa yang kamu lakukan?" tanya Fawwaz sebelum mereka berangkat ke rumah sakit.

"Inshaallah Bi."

"Jangan pernah ada penyesalan setelah ini, Syaddam. Dan setelah kamu bergelar menjadi suami ada sebuah tanggung jawab yang harus kamu tunaikan dan hidupmu tidak lagi sama seperti sekarang." Tambah Fawwaz lagi.

"Syaddam mengerti dan inshaallah telah siap untuk itu."

"Meskipun bukan dengan wanita yang kamu cintai? Yang kamu harapkan selama ini?" kali ini adalah suara Isna. Memastikan sang putra tidak akan pergi meninggalkan majlis pernikahan untuk kedua kalinya.

Syaddam menggangguk lemah, meski hatinya masih terasa nyeri namun pada akhirnya lagi-lagi dia ingin berterima kasih kepada Yasna yang sudah membentuknya menjadi pribadi yang sedemikian rupa dari luka yang pernah ditorehkan Yasna. Mungkin jika tak ada kejadian yang sangat menyakitkan ini, Syaddam tidak akan menjadi seseorang yang setegar ini.

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang