بسم الله الرحمن الرحيم
One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --Ma®entin Niaga®a
✏✏✏
PUCAT tanpa energi yang selalu menghiasi keseharian Adira. Penyakitnya memang begitu serius dan muncul secara tiba-tiba.
Sesungguhnya tidak secara tiba-tiba jika saja Adira tidak mengabaikan gejala yang timbul. Tapi bukankah tidak etis untuk menyalahkan seseorang ketika dia sudah terkapar tidak berdaya.
Pagi ini Yasna ke kampus. Menyerahkan revisi proposal kepada Rafi sekaligus bertemu dengan Bu Resmi.
"Yasna__?"
"Maaf Bu, saya ingin bicara dengan Ibu mengenai Dira. Apa Bu Resmi punya waktu?"
"Oh iya silakan, saya ada waktu 15 menit sebelum masuk kelas. Bagaimana, apa yang bisa saya bantu untuk itu?"
Dari awal Yasna menceritakan apa yang terjadi kemarin hingga pada akhirnya mengatakan bahwa kondisi Adira benar-benar drop. Dia butuh support secara fisik dan psikis.
"Untuk itu Bu Resmi, apakah mungkin jika saya mencoba untuk membantu pengerjaan skripsi Adira setidaknya sampai proposal kemarin yang diseminarkan. Supaya dia tidak terlalu terbebani." Kata Yasna meminta izin bu Resmi sebagai pembimbing Dira.
"Yas, pada prinsipnya Ibu tidak masalah. Tapi sebenarnya jujur, judul Adira itu memang berat. Kalau Yasna sanggup tidak masalah sampai dengan proposal. Selebihnya biar Adira sendiri yang asistensi dengan Ibu dan juga pembimbing 2-nya." Jawab bu Resmi dengan bijak.
Tidak ada tuntunan sebenarnya Skripsi harus dikerjakan sendiri oleh mahasiswanya. Toh kenyataannya di luar banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk membeli jadi. Yang penting mereka bisa mempertanggungjawabkan hasil akhirnya.
Hanya saja sebagian memang masih tetap memegang teguh prinsip bahwa itu adalah sebuah karya yang tidak akan mungkin terlupa perjuangannya. Akan selalu menjadi sebuah kenangan yang paling mengesankan sepanjang perjalanan perkuliahan.
Setelah semuanya selesai baru kemudian Yasna bergerak menuju rumah sakit.
Mendapati kondisi Adira membuat Yasna tidak tega untuk meninggalkannya. Terlebih saat melihat wajah sendu orang tuanya dan beberapa kali Yasna melihat mama Dira mengusap air matanya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
"Om, maaf__"
"Dira terkena kanker payudara, Yas. Dan ini lebih dari yang pernah dr. Risyad sampaikan 5 hari yang lalu." Jawab Papa Adira.
"Innalillahi."
"Tolong, jika tidak ada acara di kampus kamu bisa meluangkan waktu kemari. Setidaknya Adira tidak merasa sendiri. Masih ada sahabatnya yang perhatian kepada dia pada saat-saat tersulitnya." Papa Adira memohon dengan sangat kepada Yasna.
Tidak ada yang harus di tolak. Karena memang Yasna sendiri juga bersedia melakukan semuanya dengan ikhlas hati.
Sambil menunggu Adira yang memilih untuk memejamkan matanya. Yasna menyelesaikan revisi skripsi milik Adira. Beberapa kali berkomunikasi dengan Bu Resmi hingga selama 4 jam bersama Adira sudah cukup membuatnya bisa mengirimkan naskah jadi itu kepada dosen pembimbing Adira melalui email dan juga WA web.
Yasna mohon izin untuk kembali ke kost kepada kedua orang tua Adira juga pada sahabatnya setelah menunaikan sholat maghrib.
"Dir, aku balik ke kos dulu ya. Kamu jangan lama-lama di sininya, semangat untuk sembuh. Sebentar lagi kita akan punya ponakan. Malika akan melahirkan dalam minggu-minggu ini. Kamu bantu doa ya supaya kelahiran ponakan kita lancar. Kamu sehat dan kita bisa jenguk dia bareng-bareng." Yasna berkata sambil tersenyum kepada Adira.
![](https://img.wattpad.com/cover/195580286-288-k46760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Before Me [Completed]
RomanceHei Hi 👋👋👋 Teriakannya mana?? 👏👏👏 --- ada yang kangen dengan Kasta Cinta? --- Kisah Cinta Baba Ghulam dan Umma Omai yang membuat banyak mata menganak sungai airnya 🤭🤭 Hadir sebagai Squel dari cerita tersebut, terkisahlah __ You Before Me __ ...