بسم الله الرحمن الرحيم
One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --Ma®entin Niaga®a
✏✏✏
Kebetulan yang sungguh tidak pernah terduga oleh akal manusia. Bagaimana Allah mempertemukan orang dengan orang lain yang sesungguhnya dengan sengaja ingin dihindari. Ataukah Allah ingin mengingatkan kepada hambanya bahwa silaturahim itu adalah bagian dari keimanan seseorang. Silaturahim itu menambah barokah dalam kehidupan.
Sebanyak apapun berusaha jika Allah menghendaki yang lain dari apa yang telah kita usahakan. Qodarlah yang jauh lebih berkuasa atas semua hal dalam hidup setiap makhluknya.
Benci itu hanya sekedar rasa, demikian halnya dengan rindu dan cinta. Tidak ada yang salah dengan semua rasa yang timbul dari gumpalan darah yang akhirnya menjadi organ tubuh terpenting setiap manusia. Jangan pernah berpikir untuk meniadakan rasa karena sesungguhnya ketika rasa itu telah tiada maka bukan lagi dunia yang ada di hadapan kita.
Yasna masih bergelung dengan kegiatannya. Ya, dia mencoba untuk aktif berkoordinasi dengan petugas dari dinkes juga puskesmas setempat. Bersama dengan teman-teman dari posko desa lainnya. Jika akhirnya Allah memilihkan Risyad sebagai dokter pendamping yang akan memberikan penyuluhan di desanya, Yasna bisa apa untuk menolak? Menelan obat itu memang pahit namun itu lebih baik daripada memuntahkannya dan tidak memperoleh kesembuhan dengan tidak berikhtiyar untuk sembuh.
"Bang Risyad kok ya mendapat tugas sampai di kota ini. Aku nggak sangka bisa bertemu lagi di sini." Hanya kalimat itu yang bisa Yasna sampaikan sebagai bahan untuk berbasa-basi.
Sejak Adira mengucapkan keengganannya bekerjasama dengan Yasna, Delialah yang kini membantu Yasna. Mahasiswa fakultas bahasa itu jauh lebih aktif untuk memberikan penyuluhan kesehatan dibandingkan dengan Adira yang nyata-nyata dia adalah seorang mahasiswa fakultas farmasi yang setiap harinya tidak akan jauh dari kuliah tentang kesehatan.
"Iya, skenario Allah mungkin Yas. Kamu apa kabar selama di sini?"
"Baik Bang, alhamdulillah."
"Ya sudah nanti kamu koordinasi dengan dua perawat itu ya. Aku bicara dulu dengan pak Kades di dalam." Risyad kemudian meninggalkan Yasna yang sedang mengurus tentang pendataan penduduk yang masih belum memiliki sarana MCK di rumah mereka.
Tidak mau bekerjasama bukan berarti tidak memperhatikan. Adira justru melihat secara detail interaksi antara Risyad dan Yasna. Melihat keakraban mereka yang sebenarnya terbilang sangat wajar itu semakin lama membuat Adira semakin muak. Tampilan luarnya saja Yasna bersikap sok alim tapi kenyataannya sikap dan perilakunya sangat jauh dari tampilan luarnya.
Koordinasi yang memang mengharuskan mereka untuk saling berkomunikasi. Tugas dan tanggung jawab yang memang harus diselesaikan oleh Yasna dan juga tim relawan.
Penyuluhan pagi ini memang dilakukan sendiri oleh Risyad dengan melihat sampel dan juga keadaan lingkungan. Dua hari terakhir memang warga sangat concern untuk melakukan pembersihan lingkungan. Itu terbukti bahwa Risyad telah menilai dengan kata cukup baik, sanitasi juga baik, semoga warga selalu semangat untuk melakukan pola hidup bersih.
Cek kesehatan, mulai dari suhu badan, tekanan darah, kolesterol dan gula darah. Semua diperuntukkan kepada warga secara gratis. Jika hanya petugas yang melakukan pasti tidak akan bisa terselesaikan dengan cepat karena memang warga begitu antusias menyambut acara baksos dari Dinkes ini.
"Yas, kamu bisa bantu aku untuk cek suhu badan dan tekanan darah ya. Biar Delia bantu Yona dan Cintya untuk pengecekan yang lain." Kata Risyad saat dia telah merasa kewalahan untuk melakukanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Before Me [Completed]
Roman d'amourHei Hi 👋👋👋 Teriakannya mana?? 👏👏👏 --- ada yang kangen dengan Kasta Cinta? --- Kisah Cinta Baba Ghulam dan Umma Omai yang membuat banyak mata menganak sungai airnya 🤭🤭 Hadir sebagai Squel dari cerita tersebut, terkisahlah __ You Before Me __ ...