🎋 14 ♧ Menjaga Hati

5.3K 595 79
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

Masih ingat gombalan anak jaman now kepada gurunya? yang terlihat mengenakan baju warna coklat tapi dibilang hijau.

'Masa ini warnanya hijau?'

'Loh iya benar loh Pak apa kata orang, bahwa cinta itu buta.'

Cinta itu buta, ya benar mungkin tidak semuanya benar bahwa sesungguhnya cinta itu tidak memiliki mata untuk bisa melihat tempat yang benar atau pun salah hingga banyak sekali permasalahan yang muncul karena adanya cinta. Cinta memang tidak bisa melihat apakah itu temen atau bukan. Jadi adakah bisa dijadikan sebuah alasan kewajaran kalau kita cemburu dengan sahabat kita sendiri?

Bukan masalah tentang sebuah kepercayaan. Semakin kita sering bergaul dengan seseorang tentu akan lebih mudah mengerti seperti apa sosok pendamping yang kita inginkan atau sahabat kita inginkan untuk sebuah masa depan.

Semakin sering bergaul besar kemungkinannya akan memiliki selera yang sama tentang calon pasangan.

Dengan air mata yang menetes di pipi Adira cukup membuat hati Yasna menciut. Sungguh jika harus memilih dia tidak ingin mengorbankan persahabatannya. Karena tidak sedikitpun ada jaminan dengan siapa nantinya dia akan dipersatukan oleh Allah.

"Dir, maaf kalau aku ada salah sama kamu. Tapi demi Allah, dari dalam hati tidak ada niat sedikitpun untuk menyakiti kamu." Yasna terdiam saat melihat Adira bergeming di tempatnya.

"Apa kamu mencintai Kak Syaddam?" tanya Yasna setelahnya.

Adira hanya melihat sekilas wajah Yasna kemudian menundukkan kepalanya. Tenggelam dalam labuhan harap yang mungkin sangat jauh dari kenyataan.

"Apa selama ini aku pernah melakukan perbuatan yang menyakitimu? hingga kita harus mengorbankan sebuah persahabatan hanya demi seseorang yang belum tentu Allah berikan kepada salah satu diantara kita?"

Jika sudah seperti ini, Adira hanya bisa diam dan menyelami semua perkataan yang baru saja keluar dari bibir sahabatnya. Menjadi seorang yang memiliki pribadi terbuka seperti Yasna memang sangat mudah bergaul. Bahkan dia cukup peka dengan keadaan di sekitarnya.

Bukan masalah ingin mengorbankan persahabatan namun semua tentang hati. Membicarakan seolah tidak akan ada jeda dan koma. Adira sendiri juga tidak tahu alasannya mengapa tiba-tiba hatinya tertawan oleh pesona seorang Syaddam Adzhani yang jelas-jelas sudah memberikan signal perasaannya kepada sahabatnya.

"Jika memang kamu memiliki perasaan dengan Kak Syaddam, berjuanglah untuk mendapatkannya. Tapi tolong jangan menganggap bahwa aku ini musuhmu. Jika kamu bertanya balik ke aku, jelas aku akan menjawab, iya memang selama ini aku telah menyimpan rasa suka kepada Kak Syaddam sampai pada saat aku tahu dia hampir menikah dengan Kak Azza. Aku tidak mau lagi menjadi orang munafik yang mengatakan bahwa aku tidak menyukainya. Tapi jika harus mengorbankan persahabatan kita mungkin sebaiknya aku bicarakan kembali dengan Kak Syaddam. Maaf kalau sikapku membuat kamu kecewa dan sakit hati." Kata Yasna sebelum beranjak untuk meninggalkan Adira yang masih terpekur dalam kediamannya.

Tidak akan pernah selesai suatu masalah jika harus dibicarakan saat hati dan kepala masih panas. Yasna sangat mengerti akan hal itu. Mungkin alasan utama meninggalkan Adira karena dia tidak ingin membuat hubungan mereka semakin menegang.

Kalimat terakhir Yasna masih terngiang di telinga Adira. Seperti inilah yang mungkin menjadi sebuah alasan mengapa A. Riyanto menciptakan lagu Layu Sebelum Berkembang. Cinta Adira harus di pupus sebelum semuanya berkembang dengan sempurna. Adakah ini kesalahan Yasna?

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang