Tessa menggerak gerakan tangannya yang terikat rantai diatas sementara kakinya juga terikat di rantai yang menempel dengan lantai. Tessa melirik ke kanan dan ke kiri berusaha mencari celah, sepertinya dia pingsan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berarti mereka tidak membawanya ke mana mana, mereka hanya punya semacam ruang rahasia untuk menyiksa informan. Dia masih di tempat yang sama.
“Kami sudah memeriksa tabletmu, ternyata kamu tidak berbohong rupanya. Terimakasih sudah membawakan kami dua senjata itu. Sekarang kami sudah tidak membutuhkanmu!” Ujar pria berjas itu sambil memegang wajah cantik Tessa.
Tessa membuang mukanya, kemudian meludah ke arah muka pria berjas itu. Pria itu hanya tertawa dan segera mengambil sapu tangan dari balik jasnya dan mengelap ludah yang menempel di wajahnya. Seseorang di belakang Tessa yang nampak memiliki badan yang besar menghujamkan pukulan bertubi tubi ke bagian perut samping kanan dan kiri gadis itu.
Tessa berteriak dan menggeram menahan sakit. Pria berjas itu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada pria berbadan besar itu untuk menghentikan pukulannya. “Orang bilang, kau adalah agen paling hebat yag dimiliki negara ini, tentu kau bisa mempermainkan presiden dan pemimpin partai oposisi itu. sekarang mereka sedang berperang, kekacauan akan terjadi dimana mana. Tapi kau tidak akan bisa mengelabuhi kami.” Ujar pria berjas itu dengan nada arogan.
“Saat pertama kami menyadari bahwa kau agen rangkap empat, kami tidak kaget. Kami terus memantau gerak gerikmu dan bodohnya dirimu tetap melakukan tugas yang kami berikan , bukannya lari dengan semua uang yang ku kumpulkan itu.” Pria itu beranjak duduk di kursi yang ada di hadapan Tessa sambil terus memandangi tubuh indah Tessa yang tentu saja bak model.
“Sekarang aku ingin bertanya, apa yang diinginkan badan intelijen tirai besi darimu gadis muda?” Tanya pria berjas sambil mengambil sekotak bungkus rokok dari dalam jasnya. “Ha. Mereka menginginkan ibumu.” Ujar Tessa Tesa dengan tertawaan pelan. Pria itu beranjak dari tempat duduknya lalu memukul perut Tessa dengan tenaga penuh. Tessa pun mengaduh, matanya terpejam menahan sakit.
“Tidak ada yang menghina ibuku!” Bentak pria itu sambil terus melayangkan tinjunya ke perut bagian kiri dan kanan seakan tubuh gadis itu adalah samsak tinju. “Kamu akan menyesali semua ini!” Ujar Tessa dengan suara menahan sakit. Pria itu berhenti memukul dan malah tertawa terbahak bahak.
“Aku? Menyesali ini? jelas kau masih belum menyadari siapa yang memegang senjata disini!” Ujar pria itu sambil terus tertawa terbahak bahak. “Yang jelas bukan ibumu!” Ujar Tessa dengan seringai yang mengembang. Ekspresi muka pria berjas itu berubah, tampak amarahnya kembali meluap. Dia melepaskan putulan tepat ke muka Tessa. Tessa memiringkan kepalanya dan pukulan itu haya mengenai udara kosong.
Karena pria itu memukul dengan sekuat tenaga, tubuhnya seakan ikut tertarik oleh pukulannya sendiri. Sesaat Tessa menghantamkan kepalanya ke kepala pria berjas itu, membuat pria itu tersungkur ke tanah dan mengaduh kesakitan. Tampak hidung pria itu patah dan mengeluarkan darah segar.
Pria berbadan besar itu sudah mengambil posisi untuk kembali memukul dan sesaat berhenti “Tidak!! Biar aku yang menghajarnya!” Ujar pria berjas itu dengan muka yang memerah tanda emosinya meluap luap. Pria itu bangkit dari lantai, mengambil ancang ancang dan menghujamkan pukulannya ke perut Tessa.
Sesaat perut Tessa seperti berubah menjadi benda keras. Tessa memandang tajam yang membuat pria itu tampak gentar. “Sudah kubilang kamu akan menyesalinya!” Ujar Tessa dengan nada yang sangat menakutkan. Sesaat, pintu besi itu meledak dan hancur, dua orang berpakaian serba gelap masuk ke dalam dan menembaki pria berjas dan pria berbadan besar itu.
Seketika dua pria itu tersungkur ke tanah dengan darah yang terus mengalir membanjiri lantai. Dua orang berpakaian gelap itu segera melepaskan ikatan Tessa. “Kalian lama sekali!” Ujar Tessa dengan nada biasa seperti tidak ada yang terjadi. “Siap, Maaf bu!” Ujar salah satu pria berpakaian serba gelap itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau yang Menyimpan Kenangan : Perubahan
Action[SEQUEL DANAU YANG MENYIMPAN KENANGAN] Seorang gadis yang memiliki keinginan kuat untuk membawa perubahan menjadi lebih baik kepada bangsanya karena dia telah melihat banyak sekali kebobrokan dan bagaimana melencengnya pemerintah yang berdaulat. Kis...