AGEN RANGKAP EMPAT

24 9 0
                                    

Disana!’ Teriakan itu membangunkan Air dari tidurnya. Belum sempat kesadarannya kembali sepenuhnya, posisinya sudah dihujani butiran peluru. Air segera mencari tempat berlindung, keberuntungan memang sedang tidak memihak dirinya. Air tidak membawa senjata apapun, dia tidak bisa membalas tembakan atau hanya sekedar memberikan tembakan perlindungan untuk berpindah tempat.

Air terus menghindari hujan peluru dari para pengejar yang terus mendekat, sampai akhirnya sebutir peluru menggores paha kirinya. Air langsung jatuh tersungkur ke tanah sambil memegangi pahanya yang mengeluarkan banyak darah, tampaknya luka itu cukup dalam.

Para pengejar itu terus mendekat, Air sudah mulai pasrah dengan keadaannya. Sampai akhirnya helijet yag ditunggu tunggu pun datang, Bumi memberikan tembakan perlindungan dari atas helijet, membuat para pengejar itu berhenti dan berlindung.. Sebuah pengait segera diturunkan ke posisi Air. Dengan susah payah, Air mengaitkan dirinya. Helijet itu menarik dan membawa Air pergi dari salah satu fasilitas paling rahasia itu.

Sesampainya di dalam kabin helijet, Air yang tampak terluka cukup parah di pahanya langsung ditidurkan di kursi untuk mendapatkan penanganan medis. Tessa langsung menuangkan cairan antiseptik yang membuat Air menggeram menahan sakit. Tangan Air berusaha meraih benda yang bisa diremas untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Bumi meraih tangan Air da menggenggamnya kuat, seakan mengirimkan kekuatan tambahan untuk temannya yang sedang menahan sakit. Tessa segera membersihkan serpihan peluru yang tertinggal menggunakan pisau lipat dari dalam sakunya. Tessa dengan sangat berhati hati, melepaskan serpihan itu dengan ujung pisaunya sementara Air terus menggeram kesakitan.

Sesaat setelah bersih, Tessa menaburkan bubuk putih dan membiarkannya meresap. Air pun tampak lebih tenang daripada sebelumnya, sepertinya bubuk anti nyeri itu sudah bekerja dengan baik. Sebelum reaksinya hilang, Tessa segera mengeluarkan benang jahit da menjahit luka di paha Air.

“Sudah, kita bisa merawat lukamu lebih baik saat tiba. Sekarang kita hanya bisa memberikan penanganan ini untuk sementara!” Ujar Tessa sambil menepuk nepuk pundak Air.

Keesokan harinya.

“Bagaimana? Kamu sudah menyelesaikannya?” Ujar Tessa yang baru saja masuk ke ruangan yang penuh dengan kabel dan layar layar komputer super cepat. Tampak Gavin menyerahkan tablet lipat tipis ke Tessa “Sudah! Butuh waktu tiga puluh menit untuk berfungsi sempurna, sepertinya kamu harus mengulur waktu untuk beberapa saat!” Jelas Gavin.

Tessa hanya balas mengangguk dan beranjak keluar ruangan. Mereka sudah berpindah ke salah satu save house milik Tessa yang berada di kota hujan. Berada di tengah kota, lebih luas, dan tentu saja memiliki peralatan yang lebih lengkap daripada save house sebelumnya yang berada di tengah hutan disamping pesisir pantai.

“Mau kemana kamu kak?” Ujar Bumi nampak dengan nada kesal. Tessa yang sudah memegang gagang pintu menghentikan niatnya dan menoleh kearah Bumi yang tampak menyimpan sesuatu di pikirannya. “Apa kakak mau menemui rakan kakak dari badan intelijen paman sam ha? Saat kakak mengajakku bergabung, aku percaya dengan kakak, tapi sekarang? Kita membunuh tentara nasional yang tidak bersalah dan hanya menjalankan tugas mereka!” Bentak Bumi meluapkan emosinya.

“Memang benar semua yang tertulis di biodatamu, kamu sangat pintar memanipulasi orang!” Tambah Bumi masih dengan nada yang sama. “Aku tidak bisa melakukan ini Tes, aku adalah seorang  tentara, aku tidak ingin membunuh atau terlibat dalam pembunuhan tentara nasional. Mereka adalah saudara saudaraku!” Tambah Api yang nampak kesal dan sedih mengetahui misi sebelumnya telah menghilangkan lima belas nyawa tak bersalah dari prajurit prajurit yang hanya menjalankan tugasnya.

“Aku hampir mati karena kalian terlambat menjemputku! Dan aku tidak bisa membantai saudara saudaraku sendiri Tes. Kamu sudah gila! Aku dan Api sudah memutuskan, kami akan pergi!” Ujar Air yang juga nampak kesal. Tessa masih berdiri mematung memandangi rekan rekannya yang mulai berontak itu.

Danau yang Menyimpan Kenangan : PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang