Danau yang Menyimpan Kenangan : Perubahan

SESEORANG DARI KEPOLISIAN

“Lalu, apakah bapak menerimanya?” Tanya Dara tidak sabar karena penasaran. Letnan Jordi menggeleng, dia adalah seorang polisi dengan prinsip yang kuat, dia tidak akan menerima pekerjaan dari orang asing, terlebih lagi setelah dia menyadari siapa sebenarnya gadis itu.

“Saat aku memandang wajahnya, aku seperti mengenalnya. Butuh beberapa menit sampai aku tahu siapa sebenarnya gadis itu. Aku segera menarik pistolku dan mengarahkannya, tapi gadis itu dengan cepat merebut pistol itu dan melumpuhkanku. Gerakannya cepat sekali, aku belum penah melihat sesuatu yang seperti itu.” Ujar Letnan Jordi.

“Baiklah pak, tapi tolong dengar. Sebaiknya bapak jangan ikut campur dan berurusan dengannya. Levelnya jauh diatas bapak, kami sendiri kesusahan menangkapnya, bahkan kami kesusahan mencari tahu apa yang dia rencanakan!” Ujar Dara memberi peringatan sebaik mungkin kepada bapak polisi di depannya.

“Sepertinya kalian juga memburu gadis ini bukan? Jika begitu, aku ingin ikut bersama kalian. Aku punya sebuah intel penting yang sayng untuk kalian lewatkan. Jika berkenan, temui aku lagi disini pukul tiga sore. Aku harus pergi sekarang untuk membahas sesuatu dengan beberapa petinggi kepolisian.” Ujar Letnan Jordi lalu beranjak pergi meninggalkan kedai.

Bumi dan Dara nampak saling pandang seperti saling mengirim sinyal ‘intel apa yang pria itu maksud’. Mau tidak mau, mereka harus menerima semua bantuan dari siapapun untuk melangkah lebih dekat ke Tessa, tidak peduli itu dari tentara, polisi, atau bahkan pengemis sekalipun.

Sepertinya satu satunya cara untuk melumpuhkan Tessa adalah dengan menjalin kerja sama dengan kepolisian dan militer. Jika ajang sayembara ini diteruskan, tidak ada yang bisa menangkapnya karena Tessa tahu titik lemah dan celah setiap pasukan. Kecuali jika menggabungkan seluruh pasukan yang mana bisa saling menutup kekurangan. Hal itu pasti tidak akan disangka oleh Tessa, dan disaat itulah saat yang tepat untuk menyerangnya.

Letnan Jordi memarkir mobil yang tampak sudah kalah modern dengan mobil mobil lain di area parkir itu. Harta memang bukan lagi hal yang utama baginya. Saat bercerai dengan mantan isterinya, pria itu menyadari bahwa harta hanya sesuatu yang tidak aka nada habisnya. Ketika sudah mencapai posisi tertentu, kau akan mulai melihat ke posisi yang lebih tinggi dan berusaha menggapai posisi itu, begitu seterusnya sampai kau melupakan hal terbaik dalam hidupmu.

Farel menyambut Letnan Jordi di depan pintu masuk utama, polisi muda itu sudah menunggu sekitar tiga puluh menit. Mereka masuk ke dalam markas utama polisi yang besar da megah itu, sesekali mereka bertanya diamana letak kantor Bapak Kepala Polisi Raden Danu. Beliaulah alasan Letnan Jordi dan Farel datang kemari.

Seorang polisi wanita cantik yang sedang membawa map penuh dengan berkas di tangannya berbaik hati mengantar kedua anggota satuan anti teror terbaik kepolisian itu menuju ruangan Bapak Danu. Sekilas, Letnan Jordi masih memperhatikan polisi wanita itu saat dia berjalan meninggalkan keduanya. Letnan Jordi tahu, map yang dibawa polisi wanita itu menunjukan dia sedang sibuk dan punya beberapa pekerjaan yang menanti, tapi masih sempat membantu orang asing.

Tepukan dari Farel membuyarkan lamunan Letnan Jordi, mereka sudah ada di depan pintu masuk ke ruangan Bapak Danu. Segera mereka masuk dan mendapati Bapak Danu bersama dua orang ajudannya yang mulai berkemas, tampaknya hendak meninggalkan ruangan.

Letnan Jordi dan Farel segera memberi hormat, dibalas oleh Pak Danu. Pak Danu menghentikan acara berkemasnya dan mempersilahkan kedua anak buahnya itu untuk duduk, sepertinya memang ada hal serius yang ingin dibicarakan oleh beliau.

“Kalian masih ingat siapa dia?” Ujar Pak Danu sambil menyodorkan tablet lipat super tipisnya yang menampilkan gambar seorang gadis. Tentu sudah jelas, itu adalah foto Tessa. Kedua anak buahnya itu mengangguk secara bersamaan, mereka jelas masih ingat siapa gadis itu, mereka sudah memburunya selama dua tahun.