TIM BERKUMPUL

31 8 0
                                    

2 Hari Sebelumnya

Mobil sedan itu melaju dengan kencang menuju jalan provinsi yang melewati hutan dan perbukitan luas. "Aku akan menjemput seseorang di ujung barat, kamu jemputlah Api dan Air di kota kembang. Mereka belum tahu kamu bersekongkol denganku, jadi masih belum ada harga untuk kepalamu!" Ujar Tessa kepada Dara.

Dara mengangguk, mengerti dengan rencana sahabatnya. Dia segera memesan tiket pesawat melalui ponsel pintarnya yang setipis kertas itu. Tessa menekan pedal gasnya lebih kuat lagi, memangkas waktu sebisa mungkin.

Setelah berkendara selama hampir dua jam, akhirnya mereka sampai juga di bandara lokal yang tidak terlalu besar itu. Tessa segera menurunkan Dara "Setelah bertemu Api dan Air, langsung bergerak menuju Kota Pelajar. Aku akan menemuimu disana tujuh sampai delapan jam lagi!" Ujar Tessa melalui jendela sesaat setelah Dara melangkah keluar dari mobil.

Tessa memacu mobilnya cepat menyusuri jalanan aspal. Udara dingin tidak bisa menembus kabin mobil yang tertutup rapat. Tampak sinar merah matahari sudah mulai keluar dari ujung timur, membuat kegelapan malam perlahan pudar.

"Jadi, siapakah yang akan kamu jemput? Bukannya kamu dan Dara adalah dua agen paling terlatih yang bisa meruntuhkan pemerintah yang berdaulat berdua?" Tanya Fiza yang tampak mulai bosan dengan perjalanan panjang ini. Tessa tersenyum kecil dan membalas "Jika aku dan Dara bisa meruntuhkan pemerintahan yang berdaulat bersama sama, orang yang akan kita temui ini bisa meruntuhkan pemerintahan yang berdaulat sendirian!" Fiza sedikit melongo mendengar jawaban dari Tessa. Kali ini semangatnya sedikit naik karena rasa penasarannya mulai tumbuh. Siapakah orang yang lebih terlatih dari Tessa?

Mobil sedan itu sudah masuk ke dalam kota yang sangat terkenal karena dilalui oleh garis semu katulistiwa. Kota ini juga terkenal karena suhunya yang relatif panas dan juga jeruknya. Terlihat Fiza sudah mulai kehilangan kesadaran karena mengantuk. "Za, bangun!" Ujar Tessa sambil menggerak gerakan badan Fiza.

"Baru saja aku tidur sejenak, kenapa kamu membangunkanku? Apakah kita sudah sampai?" Fiza bertanya setengah malas dan mengambil posisi tidur kembali yang lebih nyaman. Mobil sedan yang dikendarain Tessa sampai ke bagian kota yang lalu lintasnya lumayan ramai. Terlihat mobil lalu lalang tak teratur dan juga pengendara motor yang seenaknya menyalip.

"Fiza! Bangun!" Sontak Fiza langsung terbangun dari posisi tidurnya. "Tessa..Tessa apa yang kamu lakukan?" Mobil itu melaju cepat lalu menabrak seorang pengatur lalu lintas. Seketika Tessa menginjak pedal rem kuat kuat dan terdengar bunyi decitan nyaring yang mencuri semua perhatian orang disekitar.

Teriakan teriakan warga yang marah sudah terdengar dari penjuru sisi. Mereka tampak ingin meminta pertanggungjawaban dari pengemudi yang telah menabrak seorang pengatur lalu lintas. Tessa da Fiza keluar dari mobil da berusaha menenangkan orang orang yang sudah mulai mengepung mobil.

"Maaf, maaf, saya akan bertanggung jawab. Masukan saja bapaknya ke mobil dan saya akan membawa beliau ke rumah sakit terdekat!" Ujar Tessa yang terlihat panik tapi tetap mempesona. Warga yang kebanyakan adalah bapak bapak yang sebelumnya marah tampak berubah situasi hati mereka setelah melihat seorang gadis bak model internasional yang mungkin hanya pernah mereka lihat di tv atau tidak pernah sama sekali.

Tessa membukakan pintu belakang dan dengan segera dua orang pria berumur setengah baya membantu pria yang tertabrak tadi untuk masuk ke dalam mobil. "Terimakasih pak, saya berjanji akan bertanggungjawab!" Ujar Tessa dengan memperlihatkan wajah yang berseri seri tanda lega dan berterimakasih.

"Iya nak, lain kali hati hati kalau berkendara!" Wejang salah satu pria yang tampak memakai pakaian lusuh. Tessa dan Fiza hanya mengangguk da kembali masuk ke dalam mobil dan beranjak dari tempat itu.

Danau yang Menyimpan Kenangan : PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang