“Bagaimana keadaanmu?” Ujar Bumi sambil membantu Dara untuk duduk. Dara memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing akibat pengaruh obat bius, tapi secara keseluruhan dia baik baik saja. Terdengar seperti suara engsel pintu terbuka. Tak lama, terdengar juga suara langkah kaki menuruni anak tangga dan semakin mendekat.
“Tidak ku sangka, kalian akan siuman secepat ini!” Ujar pria berjas yang baru saja masuk ke dalam ruang bawah tanah itu. Bumi dan Dara hanya memperhatikannya dan tidak menanggapi. Orang itu kembali berjalan menuju atas tanah, sepertinya seseorang menyuruhnya mengecek keadaan Bumi dan Dara.
“Yah, susu dibalas air comberan!” Ujar Dara kesal sambil menyenderkan badannya ke tembok. Niat baik untuk memberitahu presiden tentang rencana Tessa yang mungkin akan mengambil nyawanya malah dijadikan umpan untuk memancing Tessa keluar. Jika dipikir pikir lagi hal itu memang terasa mengesalkan.
Bumi menyenderkan badannya di tembok bersebelahan dengan Dara. “Tidak heran Tessa ingin sekali untuk membunuh presiden, pria itu memang mengesalkan!” Ujar Bumi juga dengan nada sewot dan tidak terima. Bumi menyenggolkan lengannya sedikit ke tubuh Dara untuk menggodanya.
“Hati hati dengan ucapanmu, siapa tahu mereka mengawasi kita!” Ujar Dara dengan lirikan yang aneh seakan membalas godaan Bumi. Bumi tersenyum dan dengan pelan membenturkan kepalanya ke kepala Dara. Dara membalasnya dengan membenturkan kepalanya pelan ke kepala Bumi.
Mereka tertawa seakan terjebak di dalam penjara bawah tanah yang gelap berdua saja adalah hal yang romantis. “Manis sekali!” Suara itu terdengar jelas namun sosoknya tidak ada. Sontak Bumi dan Dara yang semula bercanda ria kembali memasang raut muka serius dan waspada. Seseorang ada disana bersama mereka.
Tiba tiba munculah Tessa yang memakai baju kamuflase di depan jeruji besi. “Sepertinya kalian sudah cukup jauh mengembangkan perasaan rumit yang disebut cinta itu!” Ujar Tessa dengan santai sambil mengambil sesuatu dari saku celananya.
“Tessa!?”/”Kakak!?” Ujar Bumi dan Dara secara bersamaan. Sontak kedua anak muda itu saling beradu pandang lalu menggeser sedikit badan mereka menjauh satu sama lain. “Sudah berapa lama kamu berada di sana? Ujar Bumi nampak kikuk dipergoki Kakaknya.
“Oh, cukup lama. Aku mengawasi kalian yang masuk ke dalam gedung ini dari satu jam yang lalu, aku mengetahui preside nada disini juga jadi aku ara kalian punya urusan penting dengannya. Tapi setelah presiden meninggalkan gedung dua puluh menit yang lalu, aku tidak melihat kalian keluar. Jadi aku rasa ada hal yang aneh sedang terjadi. Dan voila! Kalian dijebloskan ke penjara bawah tanah!” Ujar Tessa enteng.
Ternyata Bumi dan Dara masih ada di bangunan yang sama seperti sebelumnya, mereka tidak berpindah kemanapun. Tessa membukakan pintu besi itu lalu terdengar suara sirine meraung dengan jelas dari lantai atas, memperingatkan para penjaga bahwa ada penyusup. Tessa mengembalikan pistol Bumi dan Dara yang sebelumnya disita oleh pasukan pengawal presiden.
Tessa, Bumi, dan Dara segera naik menuju lantai satu dan langsung dihujani tembakan dari setiap sisi. Kontak senjata segera terjadi, puluhan peluru berterbangan menghancurkan segala hal diruangan. Suara menggelegar dari moncong pistol terdengar memekakan telinga.
Tessa, Bumi, dan Dara bersembunyi di balik bangku pertemuan. Meskipun terbuat dari kayu, bangku bangku ini cukup efektif menahan laju peluru apalagi sekedar kaliber kecil seperti kaliber pistol. Dua orang penjaga kembali masuk ke dalam ruangan untuk membantu teman temannya. Tessa dengan cekatan menembak perut bagian kiri penjaga yang baru masuk itu, membuatnya jatuh terjerembab ke lantai.
“Kita harus segera pergi dari sini!” Teriak Bumi untuk mengalahkan suara bising tembakan. “Pertama kita harus keluar dari ruangan ini, kemudian kalian bersihkan lobi keluar. Aku akan mengambil mobil di belakang dan menjemput kalian disana!” Ujar Tessa yang kemudian diikuti anggukan kedua rekannya itu. Atau mungkin lebih tepatnya mantan rekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau yang Menyimpan Kenangan : Perubahan
Action[SEQUEL DANAU YANG MENYIMPAN KENANGAN] Seorang gadis yang memiliki keinginan kuat untuk membawa perubahan menjadi lebih baik kepada bangsanya karena dia telah melihat banyak sekali kebobrokan dan bagaimana melencengnya pemerintah yang berdaulat. Kis...