EMP BLAST

25 10 0
                                    

Satu Bulan Kemudian

Sampai saat ini tidak ada tanda tanda akan keberadaan Tessa dan timnya yang dikenal dengan Magic 02. Mereka seakan menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak. Kekacauan kekacauan yang mereka perbuat seakan berhenti begitu saja. Tapi semua orang yang pernah bertemu Tessa pasti tahu bahwa gadis itu adalah orang yang sangat memegang teguh tujuannya. Dia pasti sedang merencanakan sesuatu yang besar.

Presiden tampak sedang memilah milah file di ruang kerjanya di kediaman kepresidenan. Tampak beberapa orang penting seperti meteri pertahanan ada disana. Presiden sedang mempersiapkan berkas berkas untuk rapat besok. Setelah memenangi pemilihan presiden satu bulan kemarin, Pak Presiden segera mencari cara untuk menangkap dan melumpuhkan Tessa dan timnya.

Dia masih sangat yakin bahwa Tessa akan tetap datang menghampirinya kecuali dia menghampiri gadis itu terlebih dahulu. Maka dari itu Presiden mengadakan rapat umum bersama dewan perwakilan esok hari. Orang nomor satu itu akan mengajukan rencana dan strateginya untuk menangkap Tessa, yang jika rapat besok berjalan dengan lancar, akan menjadi musuh nomor satu negara ini.

Jam menunjukan hampir pukul delapan malam, tapi masih banyak orang yang lalu lalang di ruang kerja presiden. Mereka semua juga ingin segera menangkap Tessa beserta timnya. Entah karena mereka begitu membenci gadis muda itu atau hanya karena doktrin yang dibuat presiden untuk mereka.

Tapi semua itu tidak penting, presiden sudah berhasil mengamankan kekuasaannya untuk lima tahun kedepan. Dengan begitu dia bisa melanjutkan rencana untuk menjadikan negara ini sebagai negara adi kuasa yang menyebarkan pengaruhnya ke penjuru dunia mulai dari kawasan tenggara ini. Pak Presiden selalu kesal jika mengingat masa lalu saat Tessa mengkhianatinya dan mengacaukan seluruh rencana yang sudah dibangunnya setelah sekian lama.

Pukul Sembilan malam, sudah saatnya semua orang meninggalkan kediaman presiden. Meskipun begitu, Pak Presiden sendiri masih sibuk di ruang kerjanya entah memepersiapkan apa lagi. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa rencana kali ini tidak akan gagal, setelah menangkap Tessa dan tim pemberontaknya, Presiden bisa melancarkan rencananya untuk membawa perubahan bagi negara ini.

Sesaat setelah menutup laptop kerjanya, Pak Presiden menerima panggilan telfon dari pengawalnya. Sang pengawal berkata bahwa ada Pak Herman yang ingin datang untuk menemuinya. Presiden sempat berpikir sejenak dan menimbang nimbang, dia selalu curiga dan sangat ingin menghabisi lawan politiknya itu.

Tapi jika Herman ingin melakukan sesuatu yang buruk padannya, kenapa dia tidak mengirim satu battalion pasukannya yang bersenjata lengkap dan membunuhnya saat dia lengah. Mungkin seperti itu batin presiden. Apapun yang ingin di dibicarakan atau lakukan Herman, sepertinya itu adalah hal yang cukup penting.

Akhirnya Pak Presiden mengizinkan mobil Herman untuk masuk. Presiden melangkah keluar dttemani dua pengawalnya untuk menyambut musuh bebuyutannya itu. Herman beranjak keluar dari mobil dan menyalami Pak Presiden. Orang nomor satu di negara ini tahu bahwa sesuatu sedang terjadi di hati Herman, dia bisa melihat dari matanya bahwa Herman sedang menyimpan kebencian yang sangat besar, tapi kebencian itu bukan untuk presiden.

Presiden mengajak Herman untuk mengobrol di ruang khusus dimana disana sering digunakan untuk ruang interview pribadi ancara pers dan presiden. Herman memohon kepada presiden untuk bicara berdua saja. Meskipun awalnya hendak menolak, Presiden yang tidak pernah melihat Herman memohon begitu akhirnya mengabulkan permintaannya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” Ujar Pak Presiden sambil menghisap cerutunya. Tatapan mata presiden ke lawan politik nomor satunya itu masih mencerminkan ketidak percayaan. Pak Presiden masih terus waspada mengingat beberapa kali Herman mencoba untuk membunuh beberapa anggota keluarganya.

Danau yang Menyimpan Kenangan : PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang