MASA LALU BUMI

26 8 0
                                    

“Sial!” Makian itu keluar dari mulut Bumi ketika tahu tempat pengujian yang dimaksud adalah salah satu dari Sektor. Sektor adalah pusat pengujian segala hal yang tidak ingin diketahui dunia luar. Tempat itu sangat dijaga ketat dan sulit untuk ditembus. Jika saja ada orang yang beruntung bisa masuk ke dalamnya, kemungkinan keberuntungan itu akan habis ketika orang itu berusaha keluar.

“Sektor 29 huh? Aku tidak akan terkejut jika kamu sudah tahu tentang ini Kak. Dari awal pasti kamu tahu bahwa tempat pengembangan senjatanya pasti di salah satu fasilitas Sektor. Kamu hanya ingin menguji kemampuanku hah?” Gumam Bumi kepada dirinya sendiri.

Berbeda keadaan dengan Bumi yang harus memikirkan cara untuk menerobos salah satu fasilitas paling aman di negeri ini, Tessa dan Fiza berkendara santai dengan mobil curian membelah aspal Kota Pahlawan yang sangat panas. Tessa sendiri baru saja mempermainkan dua tim elite anti teror dari kepolisian, membuat mereka seperti pecundang karena berteriak di tengah listrik padam.

Tessa menutup telfon, senyum mengembang di wajahnya. “Kenapa?” Ujar Fiza yang tampak penasaran. Baru saja Air memberi kabar bahwa misi menculik profesor telah berhasil dan mereka sedang menuju save house. “Apa kamu tidak khawatir dengan adikmu Tes?” Tanya Fiza kembali. Tessa melirik ke arah Fiza kemudian tertawa setengah terbahak. 

“Kamu tidak perlu ragu soal Bumi, aku sudah pernah bilang bukan.” Jawab Tessa sambil tersenyum. “Tapi kenapa dia malah bertugas di persimpangan seperti itu dan bukannya mengurus misi yang penting seperti dirimu?” Mendengar pertanyaan itu, Tessa membuang pandangannya kembali ke jalanan, mukannya berubah menjadi serius dan sedikit sedih.

“Ada alasannya kenapa Dara memanggil Bumi dengan sebutan ‘forgotten hero’ itu semua karena pengorbanannya dua tahun yang lalu. Operasi Gatot Kaca.” Fiza membenarkan duduknya untuk bersiap mendengar cerita dari Tessa.

Dua Tahun Yang Lalu

Pria berjenggot lebat itu masuk ke dalam ruangan, seketika lampu di ruangan dimatikan dan layar utama menyala. Briefing misi akan segera dilakukan. Pada pukul delapan malam, wakil presiden yang sedang menjalankan tugas kenegaraan ke daerah terpelosok untuk meninjau pembangunan infrastruktur disana diculik oleh kelompok radikal yang mengaku sebagai kaki tangan kelompok radikal dari daerah timur tengah yang terkenal sangat kejam.

Kelompok itu menuntut pembebasan tiga belas anggota mereka yang akan dihukum mati beberapa bulan kedepan segera atau mereka akan membunuh wakil presiden dan akan disiarkan secara live ke penjuru negeri. Tentu pemerintah tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Tentunya mereka tahu bahwa kelompok ini tidak akan main main dan mereka tidak takut mati. Musuh paling susah adalah menghadapi musuh yang tidak takut akan kematian, bahkan faktanya mereka menginginkan untuk mati.

Tapi presiden salah perkiraan, dia mengira sedang mengatasi teroris biasa yang hanya bisa meledakan diri di kerumunan dan tidak tahu caranya untuk bertempur. Tampak presiden seperti terburu buru karena dunia sedang memantau kemampuan negara ini untuk menangani masalah terorisme. Egonya begitu besar yang membuatnya langsung mengirimkan pasukan anti teror baret merah jauh ke jantung hutan markas para teroris itu.

Kemajuan pesat negara dari berbagai sektor membuat presiden gelap mata dan tidak mau negaranya di cap lemah oleh dunia. Keputusan yang sangat tidak bijak. Ternyata para teroris itu sangat terlatih dan memiliki peralatan yang cukup canggih, mereka juga sangat menguasai medan karena dari kecil mereka dibesarkan disana. Alhasil pasukan anti teror yang notabene kebanyakan terdiri dari prajurit yang baru lulus itu menjadi bulan bulanan teroris yang menang jumlah satu berbanding lima. Tak ada yang kembali dari misi itu.

Geram mengetahui pasukan yang dikirimnya gagal dan media dunia mulai mengkritik cara memimpinnya, presiden akhirnya memerintahkan pasukan paling rahasia. Detasemen Rahasia : Pasukan Hantu.

Danau yang Menyimpan Kenangan : PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang