8

2.1K 215 26
                                    

This chapter contains adult scene🔞

.

.

.

Namjoon mengangkat tubuh ringan Seokjin, menggendongnya dan hendak membawanya ke kamar, tetapi merebahkannya kembali ke sofa setelah Seokjin berbicara lirih padanya.

"Namjoon..."

"Hm?"

Namjoon masih menciumi Seokjin, dan Seokjin dengan susah payah mengikuti permainan Namjoon.

Sial, Namjoon memimpin permainan.

"Disini...."

Namjoon tidak melepaskan bibirnya dari bibir Seokjin, "Disini? Di sofa?"

Seokjin menggeleng lesu, "D-Dapur..."

Namjoon menyeringai. Berani-beraninya Seokjin menantangnya?

"Kau ingin menantangku, Seokjin?"

Seokjin tersenyum nakal dibalik bahu Namjoon, tidak mengatakan apa-apa.

"Baiklah"

Namjoon menggendong Seokjin didepannya. Seokjin menempatkan kedua tangannya di kepala Namjoon, memainkan rambutnya. Namjoon mendongak keatas, mencari-cari bibir Seokjin.

Namjoon menududukkan Seokjin di bar, terus menghujaninya dengan ciuman basah di lehernya, dan meninggalkan bekas gigitan keunguan di leher Seokjin.

"Hnnnggg..."

"Bajingan, Seokjin"

Namjoon menarik ciumannya, ia menempelkan dahinya di dahi Seokjin, "Kau siap, sayang?"

Seokjin tercekat.

"Sial, Namjoon..."

Namjoon tersenyum nakal, lalu melucuti pakaian Seokjin. Namjoon membuka kancing kemeja Seokjin dengan kasar. lalu melempar kemeja Seokjin entah kemana.

Sial, Seokjin terlalu indah.

Namjoon mengagumi bentuk tulang selangka Seokjin, lalu meminggalkan beberapa ciuman basah disana.

"N-Namjoon-aahh"

Kacau. Seokjin sedang kacau dibuat oleh Namjoon.

Seokjin menarik kaos cokelat Namjoon, menampakkan dada bidang Namjoon, otot lengan, kulit sawo matang yang terbakar sempurna, dan juga... oh sialan apa itu abs?

Seokjin terpaku sambil memandangi tubuh Namjoon.

"Ada apa, manis?"

Seokjin terdiam beberapa saat, "Kau sempurna"

Pipi Namjoon bersemu merah, "Kau akan merasakan akibatnya karena sudah menggodaku"

Namjoon merangkak naik keatas bar, membuat Seokjin bergeser mundur sambil menumpu badannya. Ciuman Namjoon sangat ganas, dan panas.

Meja bar itu panjang, cukup untuk menjadi tempat perlakuan dosa mereka berdua.

Namjoon menggerayangi tubuh Seokjin, berada tepat diatasnya. Lalu Namjoon menanggalkan celana hitam miliki Seokjin, melemparnya ke bawah, menampakkan pemandangan yang sangat, sangat, Namjoon dambakan.

"Lihat siapa yang sudah tidak sabar" Namjoon terkekeh geli sambil melihat kejantanan Seokjin yang sudah mengeras.

"Sialan Namjoon, masuki aku. Sekarang."

PandemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang