13

1.8K 206 7
                                    

This chapter contains adult scene🔞

.

.

.

Untungnya, tinggi sungai itu hanya dibawah lutut mereka.

Namjoon mengecupi seluruh leher dan pundak Seokjin, lalu turun ke dadanya. Namjoon berhenti sejenak untuk memandangi kulit putih Seokjin yang pucat, kali ini hanya diterangi sinar rembulan.

"Sialan, mengapa aku sangat mencintaimu?!"

Namjoon menggeram, terus menghujani Seokjin dengan ciuman hingga Seokjin terduduk, menumpu badannya ditengah derasnya air dingin malam itu.

"Namjoon..."

Namjoon bisa melihat gemerlap mata cokelat Seokjin ditengah gelapnya malam. Mata Seokjin sangat indah. Sebuah gejolak dihatinya muncul lagi. Namjoon seakan masuk kedalam jiwa Seokjin melewati kedua bola matanya itu. Seokjin yang kuat, Seokjin yang ceria, Seokjin yang rapuh.

"Seokjin, berjanjilah padaku, jangan pernah meninggalkanku"

Seokjin mengangguk pelan, lalu menarik tengkuk Namjoon, tenggelam kedalam ciuman panas lagi. Namjoon membalikkan badan Seokjin hingga Seokjin berlutut.

"Sekarang," Namjoon memegang pinggang Seokjin dengan hati-hati, "Kita akan melakukannya seperti ini"

Namjoon menghentakkan kejantanannya, membuat Seokjin mengerang keras. Erangannya tenggelam bersama deruan air yang deras. Namjoon terus menggerakkan pinggulnya, menikmati setiap inci dari lubang Seokjin. Seokjin mencengkram keras tanah sungai, buku-buku tangannya berubah menjadi putih.

Kaki Namjoon terasa kebas. Dinginnya air sungai membuat kakinya terasa mati. Tetapi pemandangan didepannya ini membuatnya tak gentar.

"N-Namjoon-aahh" Seokjin mengerang, mendesah, Seokjin meracau.

"Hng-hngggg" Seokjin mengatupkan matanya keras-keras, berharap rasa sakit yang ditimbulkan oleh Namjoon menghilang, tetapi Seokjin tidak ingin menghentikan ini, karena Namjoon mengetahui dengan pasti titik kelemahan Seokjin. Seokjin sangat menikmati permainan Namjoon.

"Seokjin, sebentar lagi aku akan keluar"

Seokjin mengangguk, karena ia juga akan keluar sebentar lagi.

Namjoon secara tiba-tiba memegang kejantanan Seokjin, membuat Seokjin terlonjak dan melemparkan kepalanya ke belakang.

"N-Namjoon!"

Namjoon menggerakkan kejantanan Seokjin naik turun, Seokjin tidak bisa menerima kenikmatan yang terlalu banyak secara bersamaan.

"N-namjoon- Kumohon...aaahh"

Namjoon menyeringai, "Aku ingin memberimu hadiah, sayang"

Wajah Seokjin memerah dibawah cahaya bulan, membuatnya nampak seperti malaikat yang dikirm dari langit untuk Namjoon.

Setelah melakukan beberapa hentakan terakhir, Namjoon mengeluarkan cairannya di dalam Seokjin, begitu pula Seokjin. Ia mengeluarkan cairannya, yang langsung hanyut dibawa oleh arus air sungai.

Namjoon mendesah puas. Namjoon tidak pernah berpikir mereka akan bercinta di sungai, di bawah cahaya redup rembulan.

Seokjin beranjak berdiri, lengannya digenggam erat oleh Namjoon.

"Terimakasih, Seokjin" Namjoon mencium pemuda itu sekali lagi, menumpahkan rasa kasih sayangnya.

"Sama-sama, Namjoon. Aku mencintaimu"

PandemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang