Kadang kita bertanya-tanya, mengapa hal-hal terjadi?
Sebuah pertanyaan yang sederhana.
Seperti kau bertanya pada dirimu sendiri, mengapa aku duduk, bercengkrama dengan diriku sendiri di dalam kamarku yang sunyi?
Pada akhirnya kau akan melakukan perdebatan yang sengit antara perasaanmu dan batinmu.
Dan lagi, kau butuh untuk merenung, mengamati jiwamu sendiri.
..
25 April 2010, 09:47
".....diperkirakan ada 30 orang yang menyelinap dan berhasil keluar dari Seoul. Polisi sedang berpatroli untuk melacak keberadaan mereka. Sejauh ini, 14 orang telah di tangkap dan akan menjalani masa karantina untuk dicek kesehatannya lebih lanjut...."
"Keparat gila"
Hoseok berdecak, melempar remote TV secara frustasi, "Tidak bisakah mereka menjalani prosedur yang diadakan oleh pemerintah? Itu tidak susah!"
Hoseok mengacak rambutnya.
Hari ini sangat cerah, langit kota Sokcho begitu bersih, begitu pula udaranya. Namjoon baru menginap semalam disini, dan ia sudah jatuh cinta seutuhnya dengan kedamaian kota Sokcho.
Pemukiman itu sepi, terlihat beberapa 'tetangga' mereka keluar halaman, untuk menyapu beberapa helai dedaunan yang telah gugur. Selebihnya, tidak ada orang yang keluar dari pagar rumah.
Suasana sangat aman dan terkendali, sejauh ini.
Namjoon sangat ingin keluar dan membiarkan otot-otot kakinya berjalan dengan bebas ditengah udara yang sangat bersih, tetapi tidak bisa.
Namjoon bersumpah jika wabah ini berakhir, ia akan kembali ke kota ini.
Bersama Seokjin.
Sialan, Namjoon tidak bisa mengenyahkan figur pria itu dari benaknya.
Seokjin sibuk di dapur, Jimin bilang kakaknya itu memiliki cafe yang cukup ramai di tengah kota Seoul. Tidak heran Seokjin sangat lihai di dapur.
Sangat cocok untuk melengkapi kekurangan Namjoon.
"Serius. Jika mereka terus bertingkah seperti ini, wabah tidak akan bisa terkontrol"
Jimin menyesap teh hijau hangatnya, "Mereka harus diberi edukasi lebih banyak"
Yoongi mendengus, "Negara maju pantatku"
"Bahasa, tuan" Namjoon melotot kearah Yoongi, "Ada anak kecil disini" Lalu, Namjoon mengalihkan pandangannya kearah Jungkook.
"Aku sudah 21 tahun, kak."
"Kau masih kecil"
Jungkook hendak melempar Namjoon menggunakan bantal sofa, saat ponselnya berdering.
Jungkook terperanjat, wajahnya tiba-tiba bersinar, "TAEHYUNG!"
"Oh, adik tidak tau sopan santun. Ia lebih memntingkan pacarnya daripada kakaknya" Hoseok menyumpah, "Hidupkan dalam mode speaker, Kook"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandemi
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Dunia diambang kepunahan, begitu juga Kim Namjoon. Ia hanya putus asa, dan berharap dirinya mati ditengah pandemi ini. Tapi, tidak. Tidak setelah pria bernama Kim Seokjin datang menangkup wajahnya dengan senyum yang merekah. "Ayo kita ber...