Enam Belas

148 12 0
                                    

“Pelan-pelan, gue pake heels!” protes Allura karena Aubyn berjalan terlalu cepat untuknya yang memakai high heels malam itu.

Ya, malam ini mereka berdua berada di pesta ulang tahun salah satu teman bisnis Aubyn. Keduanya memakai pakaian dengan warna yang serasi. Seperti yang Aubyn minta kemarin, Allura pun memilih dress dengan warna yang sama dengan setelan yang digunakan oleh Aubyn. Gadis itu memilih dress selutut dengan sentuhan bahan brokat di bagian atas hingga pinggang dan pita di bagian tengahnya. Sangat serasi dengan setelan putih tulang yang Aubyn kenakan dengan kemeja bergaris dan dasi polkadot.

 Sangat serasi dengan setelan putih tulang yang Aubyn kenakan dengan kemeja bergaris dan dasi polkadot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemukan table yang sesuai dengan nomor undangannya, Aubyn duduk diikuti dengan Allura yang duduk disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemukan table yang sesuai dengan nomor undangannya, Aubyn duduk diikuti dengan Allura yang duduk disebelahnya.

“Motivasi lo ngajak gue kesini apa, sih?” tanya Allura dengan wajah kesal pada Aubyn. Jujur, gadis itu tidak berminat datang ke acara ini karena ia benar-benar tidak mengenal siapapun yang datang kecuali Aubyn. Tetapi, Aubyn terus mengancam bahwa ia akan kembali ke Amsterdam jika ia menolak ajakannya.

Aubyn menempelkan telunjuknya di bibir—mengisyaratkan Allura untuk diam. “Udah, gue yakin lo enjoy disini,” ucapnya sedikit berbisik pada Allura.

Enjoy? Gue bahkan nggak kenal sama satupun makhluk disini kecuali lo, Aubyn. Masa iya gue harus diem disini sampe acaranya selesai? Sumpah nggak lucu,”

“Siapa yang nyuruh lo diem sampe acaranya selesai? Lagian lo daritadi udah ngomong terus, Ra.”

Allura menyandarkan tubuhnya kasar. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. Wajahnya masih kusut seperti sebelumnya. Karena tak ingin mati konyol, Allura mengambil benda pipih dari dalam clutch yang dibawanya. Ia memainkan ponselnya dan membuka sosial media miliknya—sekedar untuk menghilangkan rasa bosannya.

“Hai, Jun! Gue kira yang dateng Tante Sekar, bukan lo.” ucap Aubyn pada seseorang yang mungkin baru datang dan satu meja dengan mereka.

“Tadinya nyokap yang mau dateng, cuma karena Thania minta ikut dan nggak mungkin nyokap bawa anak kecil, takut repot katanya. Jadi gue yang gantiin nyokap,”

Tak Lagi Sama [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang