THE SLEEPING STAR

3. ELYSIAN VOLVENSI

Ada yang bilang, saat peri jatuh cinta pada manusia, mereka akan mematahkan sayapnya, menguburnya dibawah pohon debu pixy dan berubah menjadi manusia fana. Mereka rela meninggalkan kehidupan peri yang abadi, aman dan sempurna untuk hidup bersama manusia yang dicintainya.

Lucu kadang, saat cinta begitu membutakan, bahkan untuk makhluk sesempurna peri sekalipun.

Begitulah yang digosipkan penduduk desa terhadap keluarga Volvensi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa menurut rumour yang beredar, nenek moyang keluarga Volvensi adalah peri dari hutan Spine. Hutan yang terletak jauh ke selatan Swiss, terkenal diisi oleh makhluk-makhluk unik. Mulai dari Elf, Goblin, Troll, Dwarf dan tentu saja kaum peri, bahkan Naga sekalipun dikabarkan hidup di hutan ini.

Namun tentu saja hal itu tidak benar. Siapa yang masih mempercayai takhayul sekarang ini. Jelas bahwa keluarga Volvensi adalah manusia biasa. Meskipun secara kebetulan (jika bisa dikatakan aneh) keluarga Volvensi mempunyai semua ciri-ciri fisik peri—tanpa sayap tentu saja—yang memungkinkan berada di tubuh manusia.

Tubuh yang ramping, dengan kaki yang jenjang dan anggun membuat mereka seperti punya kemampuan antigravitasi sehingga saat berjalan, mereka seperti berjalan diatas samudra awan. Tenang, berwibawa, dan elegan.

Dengan kulit yang putih seputih salju dan rambut yang berwarna abu-abu menjadikan penampakan yang mistis bagi penduduk desa yang normalnya berambut hitam dan walnut. Jika terkena sinar matahari musim panas yang bersinar cerah dihari-hari tertentu, rambut mereka akan berkilau keperakan seperti alumunium. Mejadikan mereka seperti sekawanan peri yang tersesat disudut desa Lauterbrunnen.

Warna matanya yang selaras dengan warna rambutnya menjadikan mereka seperti mahakarya tuhan yang sempurna, bagaikan malaikat yang kabur dari surga dan memilih bersembnyi di sudut bumi bagian utara Swiss.

Namun kembali lagi kepada fakta bahwa mereka adalah manusia sepenuhnya, bukan peri apalagi malaikat. Setiap pagi mereka bangun dan menggarap ladang-ladang mereka dan menanam anggur. Mereka memiliki perkebunan anggur terbesar di swiss. Dan anggur buatan keluarga Volvensi adalah yang terenak seantero dunia.

Dengan produksi terbatas untuk menjaganya tetap ekslusif setiap tahunnya, mereka menyiapkan anggur untuk persediaan musim dingin dan di jual kepada pedagang yang membawa anggur mereka keliling dunia untuk dipasarkan.

Pagi ini, pagi pertama musim panas menyibukkan keluarga Volvensi untuk memangkas pohon anggur, menyiapkannya agar segera berbuah di musim panas ini. Bibit anggur terbaik yang disemaikan pada awal musim semi lalu, pada hari ini akan dipangkas dan dalam beberapa minggu, kita bisa melihat bulatan-bulatan hijau kecil bermunculan disela-sela cabang pohon anggur yang menjalar.

Anggur yang akan dipanen pada pertengahan musim gugur nanti akan di fermentasi dan disimpan selama lebih dari setahun untuk menciptakan cita rasa anggur yang harum dan berkualitas. Sedangkan anggur yang difermentasi sejak tahun lalu akan dibotolkan dan dipasarkan kepada pedagang.

Inilah tugas Elysian pada pertengahan musim gugur nanti.

Elysian Volvensi, Diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya 'Indah, Damai' jelas tidak cukup menggambarkan fisik seorang Ely yang begitu sempurna. Keindahan fisiknya selaras dengan kemampuan intelektualitasnya yang tinggi karena dia menghabiskan sebagian waktunya dimusim bertani dengan membaca buku di kediaman sahabatnya Evan yang mempunyai perpustakaan.

Dia jelas tidak punya bakat untuk bertani, maupun untuk membuat anggur. Namun sebagai pewaris Keluarga, jelas Ely harus mempunyai kemampuan untuk meneruskan pekerjaan ayahnya. Jadi dialah yang akan megurus distribusi anggur keluarganya kepada para pedagang di seluruh Swiss

Meskipun memiliki watak dingin dan irit bicara, kemampuan lobi Ely tidak bisa diremehkan. Dapat dikatakan bahwa seluruh tawar-menawar yang dilakukan Ely membawa nilai jual Anggur Volvensi semakin meningkat dan jelas saja hal ini akan sangat menguntungkan untuk usaha milik keluarganya.