16. THE DAY!!!

25 7 7
                                    


Waktu. Hal yang relatif. Terasa lama jika kita lewati dengan menunggu, namun terasa singkat saat kita habiskan dengan kebahagiaan. Terasa berharga saat bersama orang-orang yang kita sayangi, namun terasa sia-sia dengan orang yang salah.

Tapi apapun yang terjadi, satu hal yang pasti, waktu tidak pernah berhenti.

Sebaik apapun kita menjaganya, pasti akan hilang. Sekuat apapun kita menahannya, tetap akan berlalu. Sekeras apapun kita mengejarnya, tak akan kita dapatkan kembali.

Seminggu setelah menginap di rumah Richy, kelima sahabat di liputi perasaan gelap di hati mereka masing-masing. Terutama Richy. Dibanding yang lain, dia lah yang paling tidak siap untuk mengakhiri musim panas ini. Karena musim panas yang berakhir berarti waktu pertemanan mereka dengan Arca akan segera habis.

Meskipun Arca berjanji akan kembali saat musim panas tahun depan, tetap saja melewati tiga musim berikutnnya tanpa Arca serasa menjadi hal yang menakutkan. Walalupun sudah 15 tahun melewati berbagai musim tanpa Arca, tapi mereka merasa hari-hari yang akan datang mungkin serasa berbeda tanpa kehadirannya.

Arca sudah menempati tempat yang spesial di hati keempat sahabatnya.

Hari itu, mereka bersiap-siap untuk berkemah yang kedua kalinya. Setelah melakukan persiapan yang singkat –karena mereka sudah pernah berkemah sebelumnya- mereka pun berangkat masuk ke hutan.

Seperti sebelumnya, sepanjang perjalanan mereka habiskan dengan canda tawa dan senda gurau. Ilunga berbicara hampir setiap waktu dan keempat sahabatnya mendengarkan dengan perhatian penuh.

Perjalan pergi kali ini lebih singkat karena mereka sudah menentukan tujuan dari awal sehingga tidak perlu mencari tempat berkemah yang lain.

Sesampainya disana, mereka langsung membagi tugas untuk memasag tenda, mencari kayu bakar dan menyiapakan makan malam. Semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing meskipun hari masih terang.

"Apakah hanya aku atau siang hari terasa lebih panjang hari ini? Seakan-akan malam tidak akan turun hahaha" Evan berkata di sela-sela mengumpulkan kayu bakar bersama Ilunga.

"Kau benar, meskipun udara sudah sangat dingin" balas Arca.

Richy termenung, perasaan takut merayapi tubuhnya bagaikan di kerubungi sekumpulan semut api. Tali tenda tergantung di tangannya membuat Ely yang berada di sisi  lain tenda merasa heran.

"Kau baik-baik saja Richy?" tanya Ely.

Richy tetap begeming.

"Richy" panggilnya lagi.

Richy masih dengan lamunannya sendiri. Ely memanggilnya sekali lagi. Kali ini dengan sedikit teriak. Namun Richy tampak tidak terganggu dan semakin tersesat dalam kepalanya sendiri. Hal ini menarik perhatian ketiga temannya yang lain.

Mereka bertiga mendekati Richy dan Ely yang sedang memasang tenda. Ely pun melepaskan bagian tenda yang sedang di pegangnya dan datang menghampiri Richy.

Dia menyentuh bahu Richy dan dengan tersentak Richy pun tersadar.

"Ada apa?" tanya Ely.

"Hah?... Aku tidak apa-apa" balasnya.

"Kau kenapa Richy? Apakah kau sakit?" tanya Arca yang sudah tiba di sebelah Richy, mencoba melepaskan topi penerbang yang dipakai Richy. Setelah Richy mengangguk mengiyakan, Arca menyingkap topi itu dan menyentuh keningnya.

Richy hanya menggeleng, dia tidak sakit, tidak juga demam. Dia hanya takut. Jantungnya berdebar gila-gilaan sampai nyaris terdengar dari telinganya sendiri.

Keempat sahabatnya panik dan bertanya padanya apa yang terjadi.

Dibalas dengan gelengan kepala yang mengatakan kala dia tidak apa-apa dan tidak juga sakit. Setelah meyakinkan keempat sahabatnya –meskipun itu sangat sulit sekali- mereka semua melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

THE SLEEPING STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang