6. ARCANO MICALIO

40 8 2
                                    

Arcano Micalio, lelaki mungil berparas menawan itu berasal dari Italy. Datang ke Lauterbrunnnen untuk mengisi waktu libur musim panas di rumah Pamannya. Meskipun Arca (read : Arka) tidak terlalu suka bepergian jauh ke tempat baru, namun perjalanan ini harus dilakukannya karena dirumahnya di Italy, dia sedang punya masalah dengan Kedua orang tuanya.

Untunglah desa pamannya sangat indah. Hutan dan air terjun tersebar di sekeliling desa pamannya. Ia jadi tidak sabar untuk berkelana dan menemukan tanaman-tanaman baru. Dihari pertamanya di Lembah Lauterbrunnen, ia langsung meminta Izin dengan pamannya untuk berjalan-jalan di hutan.

Sambil mengenakan celana panjang dan kemeja yang dibiarkan terbuka melapisi kaos warna birunya, Arca keluar rumah dengan perasaan baik. Suasana desa yang menyenangkan dan udara yang tidak terlalu dingin serta langit cerah dan awan yang bergerak perlahan jauh diatas kepalanya. Arca sedikit menyesal karena diumurnya yang 16 tahun ini baru sekali dia mengunjungi Lauterbrunnen.

Arca bertubuh kecil mungil. Dengan rambut panjang bergelombang berwarna gelap selaras dengan matanya yang berwarna hazel dengan sedikit warna hijau di sekeliling irisnya menjadikan tatapannya tajam dan mengintimidasi. Ditambah bentuk alisnya yang panjang dan rahang yang tajam membuat rona wajahnya semakin tegas dan tampan.

Sambil berjalan sendirian, Ia kembali mengingat-ngingat alasan utamanya pergi kemari. Sambil merasa kesal dengan kedua orang tuanya yang memaksanya masuk sekolah fashion padahal dia ingin menjadi Ilmuan. Dengan sembarangan dia menendang-nendang kerikil di jalan setapak sehingga menerbangkan debu dari tanah kering.

Tanpa tau kemana Ia harus pergi, Arca terus berjalan tanpa arah. Mengikuti nalurinya untuk terus berjalan kemana saja, yang penting menjauh dari orang-orang. Dia sedang ingin sendiri.

Sesekali ia berhenti dan memperhatikan berbagai tanaman yang tumbuh di sekeliling jalan setapak. Bunga-bunga yang bermekaran masih banyak tersebar di sepanjang jalan. Sambil membuka jurnal dan menulis beberapa jenis bunga yang belum pernah ditemuinya. Kesukaannya pada herbology yang membuatnya sering berkelana sendiri di hutan dan mencari berbagai jenis tanaman baru.

Ada anggrek yang berbentuk seperti burung berwarna merah tua yang terdapat di pedalaman hutan yang di temuinya saat berwisata ke hutan bersama teman-teman sekolahnya. Arca sampai harus memanjat pohon setinggi 30 meter untuk melihat anggrek tersebut dengan lebih jelas.

Ada juga bunga berwarna ungu yang di temuinya di rawa-rawa yang membuatnya hampir di gigit ular sawah sepanjang 4 meter. Arca tidak pernah melupakan kejadian itu. Sampai saat ini jika melihat rawa-rawa, dia akan berkeringat dan gemetar karena mengingat peristiwa yang itu. Sampai sekarang gambar bunga itu masih ada di salah satu halaman dalam jurnalnya. Di tandai dengan tulisan hitam besar di bagian atas halaman bertuliskan "BUNGA JAHAT" dengan tambahan tanda :( disebelahnya.

Ada bunga unik yang tumbuh di atas batu. Akarnya tumbuh di sela-sela retakan batu dan batangnya yang kecil mencuat dari batu seperti tunas. Warna bunyanya yang kebiruan kontras degan batu abu-abu tempatnya tumbuh. Bunga-bunga kecil itu sangat harum, sayang sekali jumlahnya hanya sedikit. Arca tidak pernah bertemu bunga yang seperti itu lagi sepanjang hidupnya.

Untunglah ia sempat menggambar dan menulis keterangan bunga itu di buku jurnal kesayangannya. Sehingga sekalipun bunga tersebut tidak ada di dekatnya, dia selalu dapat melihatnya melalui jurnal miliknya.

Sambil terus berjalan, tak terasa hari sudah semakin sore. Dia tidak mengetahuinya karena ternyata dari tadi dia berjalan membelakangi matahari sehinga seakan-akan waktu serasa tidak nyata.

Saat hendak berbalik untuk pulang saat, mendengar suara gemerisik air yang terdengar sangat keras. Dalam hatinya, Ia yakin kalau itu adalah suara air terjun. Pamannya berkata ada air terjun yang sangat indah di ujung timur lembah Lauterbrunnen. Namun dia perlu mendaki sedikit untuk menuju kesana.

Arca tidak takut, malah merasa tertantang. Kegiatan alam sangat disukainya termasuk memanjat tebing dan menyusuri sungai. Hanya rawa, yang merupakan kelemahannya dan tidak akan pernah di datanginya sampai kapan pun juga.

Setelah memasukkan jurnal nya, Arca melanjutkan perjalanan ke timur menuju bukit besar yang sudah mulai kelihatan. Setelah mencapai bukit tersebut, tanpa pikir panjang Ia langsung memanjat dengan gesit dan mudah. Meskipun badannya kecil mungil tidak menyulitkan bagi Arca untuk mencapai pijakan dan cabang-cabang untuk pegangannya menanjak naik. Dengan mudah dia meraih sela-sela tebing batu dan menyelipkan kaki kecilnya kesana sambil perlahan-lahan bergerak semakin ke atas.

Sesampainya di atas bukit, Arca tercengang dengan ketinggian air terjun yang ada di depannya. Tanpa sadar, dia langsung berjalan maju perlahan menuju ke kolam yang ada di bawah air terjun tersebut. Sambil terus terkagum-kagum, Arca memutuskan kalau dia jatuh cinta. Jatuh cinta pada lembah Lauterbrunnen yang menyimpan berbagai keindahan yang tak di temukannya di tempat lain.

Sambil berjalan perlahan mengelilingi kolam dan akhirnya terduduk sambil memasukkan kedua kakinya kedalam air, Arca bersantai sambil menikmati udara lembab karena percikan air tejun yang mengenaianya. Mata nya di manjakan oleh pelangi yang terbentuk karena pembiasan cahaya senja yang mengenai bulir-bulir air yang berterbangan di sekitar air terjun. Sinar jingga yang mengenai air terjun menjadikannya bagai lelehan emas yang mengalir jatuh dari puncak gunung ke kolam yang sedang dimasukinya.

Lama berselang, tak terasa waktu semakin sore. Namun Arca masih enggan beranjak dari tempat duduknya. Di bawah, ikan-ikan kecil menggigiti kakinya. Menimbulkan rasa geli di ujung-ujing jarinya. Namun Arca diam saja sambil menikmati sensasi seperti relaksasi dari ikan-ikan kecil di bawah sana.

Namun tiba-tiba, di ujung kanan kolam, segerombol anak lelaki seumurannya berjalan mendekat ke arahnya. Sejenak Arcano merasa takut namun perasaan itu di tepisnnya jauh-jauh. Ia merasa bahwa ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendapat teman baru.

Gerombolan tersebut terdiri dari empat orang, semuanya lebih tinggi darinya. Yang tetinggi, dengan rambut abu-abu panjang yang di kuncir dan mata yg kelihatan seperti perak menatap Arca dengan tatapan menyelidik. Tatapannya dingin dan membekukan.

Lelaki lainnya berambut bergelombang sebahu yg ditutupi topi penerbang menatapnya ramah. Sambil sedikit tersenyum dan bercakap-cakap dengan temannya. Lelaki itu melirik Arca sesekali sambil memperhatikan ketiga temannya.

Dua lelaki lain berjalan beriringan. Yang satu tinggi dan tampan sedangkan satu lagi kecil dan mengenakan kacamata. Meskipun lebih tinggi darinya.

Yang lebih tinggi punya mata tajam dan menyeramkan. Kontras dengan senyum yang melengkung di bibirnya saat melihat Arca dengan ceria. Sedangkan lelaki satu lagi hanya memperhatikan. Seakan-akan membaca gerak-gerik Arca dan menerka-nerka orang macam apa Arca itu.

Meskipun bukan orang yang mudah bersosialisasi, Arca tau bahwa mereka adalah orang asli Lauternbrunnen. Sehingga tidak mungkin untuk tidak menyapa mereka, atau mereka mungkin saja merasa tersinggung jika diabaikan dan mengira kalau Arca adalah orang yang sombong.

Sambil tersenyum lebar sehingga menunjukkan dua buah lesung pipinya yang dalam, Arca mengulurkan tangan kanannya kepada keempat orang tersebut..

"Hai.. Nama ku Arcano"....

Tanpa jeda sedikitpun, lelaki tinggi dengan tatapan tajam meraih tangan Arca dan membalas uluran tangannya dan mengoncang-goncangnya dengan penuh semangat. Arca sejenak kaget dengan antusiasme yang terpancar dari wajah pemuda tersebut. Tidak menyangka akan mendapat sambutan seramah itu.

"Ilunga." Katanya sambil tersenyum lebar

"Mereka ini Richy, ..."

"Recee" Richy cepat-cepat mengoreksi.

"Ya, yang ini Evan dan Ely.. mereka bertiga adalah sahabat ku..." Sambung Ilunga sembari memperkenalkan teman-temannya satu-persatu.
Richy mengangguk dan tersenyum ramah, Evan tersenyum sedikit sedangkan Ely tidak tersenyum sama sekali.

Dan akhirnya, Empat perlahan bertambah menjadi Lima...





~haiii sorry telat banget update nyaa
Jangan lupa vote and comment
Ajak temen"nya ikut baca yaa (づ ̄ ³ ̄)づ

THE SLEEPING STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang