Bolehkah?

127 104 0
                                    

"Theo, kira-kira nanti kamu mau jadi apa?" Tanyanya dengan penasaran.

"Oh tentu saja aku akan menjadi musisi handal, aku akan menjelajahi dunia, berpetualang, belajar musik, dan membuat lagu-lagu untuk semua orang, itu yang aku cita-citakan athea" Jawabku. 

"Kalau begitu aku akan bersamamu theo, aku akan selalu disampingmu, mendukungmu, menemanimu, dan ikut denganmu berkeliling dunia, boleh kan theo?" Kata athea dengan manja

"Baiklah, tapi memangnya kamu tau apa tentang musik?" ucapku sambil mencubit pipinya yang sangat imut dan dihiasi dengan raut wajah yang juga menggemaskan

"Iiii sakit theo, huh kan nanti aku belajar theo" jawabnya dengan lebih imut lagi.

----

"Athea" 

"Ya?"

"Saung ini sunyi dan indah sekali ya, bahkan untuk kota sibuk seperti charlotte"

"Iya, sepertinya hanya kita berdua disini, lagipula sekarang sedang hujan theo"

"Oh iya, tentu saja"

"Tapi benar, saung ini sangat nyaman dan rasanya tenang sekali"

"Emm, athea sepertinya kita harus pulang sudah jam 5, aku antar ya" kataku sambil beranjak keluar dari saung. Tapi kemudian athea menahanku, dan berkata "aku nggak mau pulang theo, kita bisa disini sebentar lagi kumohon, entah mengapa aku tidak ingin saat ini berakhir"




"baiklah, kita bisa disini sebentar lagi"

Kemudian kami saling bercerita dan mengisi kehangatan pada sore itu, sangat tenang diikuti dengan daun-daun yang berguguran dibawa angin yang berhembus tidak terlalu kencang. Terdengar sayup-sayup kicauan burung yang berterbangan, dan suara air yang mengalir menuju ke hilirnya. 

Sore itu segala hal sepakat untuk berdamai. Awan berdamai dengan matahari, bunga berdamai dengan air, waktu berdamai dengan senja, angin tak berisik, hujan tak menangis, ikan tak bertengkar, kota charlotte berdamai dengan keadaan.

Saat itu sudah 2 jam berlalu, langit sudah gelap dan kota charlotte menjadi lebih sibuk setelah sang fajar tidur, saat itu hujan yang menemani kami setelah senja. Kulihat athea sudah tertidur di pundakku, athea yang cantik dan baik hati.

"Athea, kamu nggak akan pergi kan? Aku gamau kamu pergi" kataku sambil memeluk erat pundaknya.

"Aku di pundakmu theo"
ucapnya yang tiba-tiba terbangun sambil mengecup pipiku. 

"Oh kamu belum tidur, memang ya kamu malaikat kecil yang pintar" sambungku dengan mencubit hidungnya.

Lalu dia berdiri dan menarikku dan berkata "theo, ayo kita keliling kota"

"serius? Sekarang hujan athea, nanti kamu sakit gimana?" Jawabku.

"Kan sakitnya bareng theo" katanya sambil meledek, kemudian dia menarik tanganku dan mengacak rambutku

"theo jaga hahaha"

"Oh? Kemari kau atheaa" jawabku sambil mengejarnya.

Kami berlarian di kota charlotte yang sibuk diguyur hujan, walaupun begitu kami sangat bahagia, suara bising bis dan kenek bis yang berbaris mencari pelanggan seakan tak terdengar, jalanan yang penuh berisikan mobil yang berbaris seperti semut seakan menghilang. Yang terlihat hanya athea yang berlari ditengah hujan dengan sesekali menatap kebelakang dengan manisnya, menungguku untuk menangkapnya. Malam ini adalah malam yang indah bagi kami berdua, dunia seperti hanya milik kami berdua, dan waktu seakan tak berjalan.

XynansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang