Dinner

79 95 0
                                    

Malam ini adalah saatnya aku dan temanku makan malam bersama, aku sangat antusias dengan malam ini, tapi aku resah. Apakah malam ini akan berjalan dengan baik? Ini pertama kalinya aku mengundang teman-temanku untuk makan malam, jadi aku sangat gugup. Belum lagi dengan kenyataan bahwa hampir semua temanku itu bangsawan tinggi, terutama theo. Semoga hari ini bisa jadi hebat

"Aku dah cantik belum bibi?" 

"Sudah nona"

"Baiklah, apakah semua sudah siap?"

"Sudah siap nona"

"Oke terimakasih bibi"

"Oh iya bibi, untuk malam ini minuman apa yang akan disajikan?"

"Teh dan wine nona"

"Hmm, bolehkah bibi buatkan kopi untuk satu tamu nanti?"

"Siap nona, kalau boleh tahu untuk siapa nona?"

"Untuk pria dengan rambut pirang yang sama denganku"

"Oke nona, satu kopi akan disajikan" jawab bibi dengan mengerlipkan mata. Yup, aku ingin memberikan theo minuman kesukaannya.

Aku mengundang semua teman yang dua hari ini kukenal. Zoe, Zack, Marcus, Aurora, Val, dan pastinya Theo. Aku penasaran dengan apa mereka akan datang, apakah dengan mobil mewah? Atau dengan pesawat? Hahahaha

Jam dindingku menunjukkan pukul 8 malam, 30 menit lagi sampai waktu yang ditentukan. Semua persiapan sudah siap, kini saatnya aku menunggu teman-temanku untuk datang

"Nonaaa, fyuh untung saja" panggil bibi sambil menghampiriku

"Kenapa bibi?"

"Nyonya barusan meminta nona untuk memakai ini" 

Bibi memakaikan sebuah anting permata merah ditelingaku

"Untuk apa ini bibi?"

"Nyonya hanya meminta saya memakaikan anting ini nona, saya tidak tahu maksud lain"

"Ooh oke, tidak apa bibi, terimakasih ya"

Sekilas aku melihat diriku dikaca, sepertinya anting ini selaras dengan gaunku. Ya, malam ini aku memakai gaun merah dari desainer inggris, Charlie Charmichael.

-----

"TING!"

Itu dia! Bunyi bel! 

Aku bergegas ke pintu depan, kemudian bibi membukakan pintu.

Kudapati seorang laki-laki dengan rambut coklat lengkap dengan tuxedo dan supir beserta mobil mewahnya

"Selamat malam jeanne"

"Zack! Selamat dataang, kau datang lebih awal"

"Haha, aku ingin melihat rumahmu lebih dulu. Oh iya ini untukmu" ucap zack sambil memberiku sebuah karangan bunga

"Bunganya indah sekali, terimakasih zack"

"Zack Petersburg, Kapan kau datang?" Mama menghampiri kami dari tangga atas. "Baru saja ma'am, omong-omong rumah ini besar sekali ya"

"Yeah ini cukup besar, 3 lantai, 14 kamar" sambungku

"Bagaimana jika... Jeanne" 

"Apa?"

"Ajak zack berkeliling? Waktu masih cukup lama sampai waktunya makan malam" ucap mama

"Sepertinya itu ide bagus ma'am"

"Hum, baiklah ide bagus, ayo zack"

"Ayo"

Aku mengajak zack berkeliling disekitar lorong rumahku, pandangannya terpaku dengan lukisan-lukisan terdahulu keluargaku

"Jeanne, apakah lukisan ini buatan keluargamu?"

"Ya, kakekku yang melukisnya. Memangnya kenapa?"

"Semuanya bagus, terurama ini" zack menunjuk kearah lukisan bergambar seorang wanita yang tersenyum, tetapi dalam keadaan dirinya digantung terbalik.

"Semuanya bagus, terurama ini" zack menunjuk kearah lukisan bergambar seorang wanita yang tersenyum, tetapi dalam keadaan dirinya digantung terbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kupikir ini mengerikan, iya ini sangat mengerikan, kau benar-benar menyukainya?"

"Iyaa, apalagi jika kamu yang menjadi wanita itu jeanne. Dengan wajahmu yang indah itu akan membuat lukisannya tambah indah" ucap zack sambil tersenyum

"Apa?!"

"Hahaha aku. Hanya. Bercanda."

"Oh hahahaha"

"Atau tidak"

"Hm kau bilang sesuatu?"

"Tidak, aku hanyaa batuk"

-----

Kami berdua mengelingi lorong-lorong rumahku, kami berjalan hingga akhirnya berhenti didepan pintu kamarku

"Jadi.. ini kamarmu jeanne?"

"Iya"


























"Bisakah kita masuk, berdua saja"

XynansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang