A little spark

76 99 3
                                    

Pernahkah kau melihat sebuah percikan api ditengah gelombang awan kegelapan?

Percikan pasti tahu bahwa kegelapan adalah tanda sudah rusak, sudah tak lagi berguna

Percikan kecil yang terombang-ambing oleh ambisi menerangi

Bagai seekor banteng liar yang tak henti-hentinya menanduk

Apalah daya sebuah percikan di tengah badai kegelapan?

Menerangi sesaat, lalu diam bagai tak pernah ada

Juangnya hanya dengan sebuah harapan, harapan untuk menjadi cahaya

Beda hal dengan surya

Beresonansi dengan dunia, menerangi gelap gulita

Menari-nari di tengah hampa

Berdansa di alam sarpa

Surya adalah keajaiban dari ribuan kata cahaya

Surya tak pernah membenci gulita

Apalah daya kegelapan, tak pernah sanggup ia melawan

Tapi, apakah kita pernah menyapa gelap tanpa sang surya?

apakah kita pernah mengenal surya tanpa sebuah percikan?

Apakah kita pernah melihat percikan tanpa harapan?

Hanya pengorbanan sebuah percikan yang dibutuhkan cahaya untuk menemukan jalannya

Jalannya untuk menjadi surya

Yang beresonansi dengan dunia

Yang menerangi kegelapan

Hanya dengan harapan sebuah percikan







Apakah pengorbananku cukup untuk membuatmu bersinar athea?

Akulah sebuah percikan yang rela menerangi jalanmu walau hanya sesaat

Akulah sebuah percikan yang hanya mempunyai harapan agar kau bisa bersinar athea

Apakah itu cukup?

Apakah cahaya esok sudah terang menyinari antero semesta?

Apakah aku berguna?

Apakah kau selamat?

Yeah, bagaimanapun masaku sudah habis

Cahayaku sudah sirna, menyisakan kegelapan yang perlahan masuk menyayatku









Selamat tinggal Athea

Saatnya aku pergi














"Tidak!"

"Tidak theo, kumohon jangan pergi!"
"Theo!"


Ya, suara itu pasti suaranya

Selalu saja menggema
Indah, tapi aku tak bisa melihatnya





"Theo, bukalah matamu"

"Kumohon theo, jangan tinggalkan aku"






Entah mengapa suara itu tidak menghilang





"Theo!"

"Bukalah matamu!"

"Jangan pergi theo!"






Apakah aku masih bisa berharap?

Berharap untuk bisa melihat senyumanmu





"Aku tidak akan menyerah!"

"Aku akan terus memanggilmu theo!"






"Theo, bangunlah!"














Kau benar, kau tidak akan menyerah, begitupun aku

Sebuah percikan tidak pernah hilang harapan bukan?


"A...t...h...e...a"



"Theooo!" Peluk athea dengan air mata yang sudah membasuh wajahnya

"Maaf aku tidak memperhatikanmu, menaruh dirimu dalam bahaya"

"Theo menyelamatkan hidupku"

"Tapi-"

"Syut, biarkan aku membantumu"

"Ini, aku sudah buatkan kue kesukaan theo-ku" sambungnya

"Terimakasih athea"

"Sebentar ya-- susteeer theo sudah sadar!" Athea berbalik dengan bersemangat memanggil perawat disekitar ruangan

Beberapa saat kemudian dia kembali

"Theo istirahat ya"

"Baiklah, tapi dengan satu syarat"

"Apa syaratnya?"

"Bersamamu"

---

Aku terbangun beratapkan kamar rumah sakit. Aku hanya ditemani Athea, tapi rasanya sangat damai.

Entah berapa banyak luka, jahitan, infus dan segala perawatan sang topi putih berpalang merah yang berada di tubuhku. Tapi aku tidak merasakannya athea, sakit itu hilang saat melihatmu.

"Apakah dunia menyadari bahwa kau lebih cantik saat ini?"

"Theooo ih, lagi sakit juga, gombal mulu" jawab athea dengan pipi yang memerah

"No, aku serius, kamu cantik sekali"

"Theo juga"

"Cantik juga?"

"Bukan iih, tampan"

"Nampan?"

"Tampaaan!" Ucapnya dengan menggemaskan

"Hahahaha"

"Theo, tadi hampir semua orang datang kesini, mereka ingin melihat keadaanmu, saat dokter memastikan detakmu, semuanya tenang"

"Yeah, aku tidak pergi kan?"

"Iya" peluk athea

Saat-saat itu menjadi saat yang sangat melelahkan. Untukku dan untuk athea. Tapi syukurlah, segalanya berakhir bahagia. Setidaknya untuk saat ini

XynansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang