Dinner Pt.2

80 94 0
                                    

"Memangnya ada apa dengan kamarku zack?"

"Tidak, aku ingin melihat pianomu, ya betul pianomu, kudengar kau bisa bermain piano... Bolehkah kau mainkan satu lagu?"

"Ooh, tapi darimana kau tahu ada piano dikamarku?"

"Eeh itu.. bukankah anak seorang musisi pasti punya piano dikamarnya?" Kata zack ragu

"Mencurigakan"

"Jeanne! Kau pikir aku akan menculikmu?" Zack berkata dengan nada memelas

Suasana hening seketika, lorong ruangan terasa lenggang, menyisakan aku yang berpikir, apakah tidak apa membawa seorang laki-laki ke kamarku?

Setelah pertimbangan batin yang cukup rumit di pikiranku, akhirnya aku membolehkannya, sepertinya tidak apa, dia zack petersburg, masalah besar akan datang kalau dia mengacau

"Hahaha bercanda, baiklah ayo"

Aku membuka pintu, kemudian aku lebih dulu memasuki kamar, diikuti zack.

"Oke apa yang kau mau zack, dikamarku tidak ada piano hahahaha"

"Oh pastinya jeanne, karena ini jebakan"

"Apa?"

Zack mendorongku pelan ke dinding, dia kemudian mendekat hingga jarak kami sangat dekat

Hidung kami bersentuhan

"Jeanne, aku menyukaimu dari pertama kali kita bertemu. Walaupun itu beberapa hari yang lalu, tapi aku tidak bisa berbohong atas perasaanku. Aku tidak bisa berhenti memikirkan wajahmu, tentang perangaimu" zack menatapku penuh dengan keseriusan bercampur harapan, dia terlihat sangat menawan

Zack menggenggam tanganku





"Jeanne, maukah kau menjadi pacarku?"







Aku terdiam, jantungku berdebar kencang, ini pertama kalinya seorang laki-laki menyatakan perasaannya kepadaku, dia memang tampan dan manis tapi bukankah ini terlalu cepat? Kami baru saja bertemu satu dua hari.

"Zack" aku menggenggam tangannya lebih erat.

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu"

"Ah tidak bukan begitu, tapi..."

"Tidak apa jeanne, aku akan menunggu jawabanmu oke?"

Zack dan aku semakin dekat, hanya berjarak 2 sampai 3 centi, hanya berisikan kami di dalam sebuah kamar berukuran 70 meter persegi.



Kami terperangah saat mendengar suara piano yang sepertinya berasal dari ruangan sebelah.

"Siapa itu jeanne? Apakah diruang sebelah ada piano?"

"Aku tidak tahu, tapi memang ada piano diruangan sebelah"

Orang itu tidak mungkin papa, karena papa tidak pernah memainkan piano saat malam hari.

"Apakah suara kita terdengar juga kesamping jeanne?"

"Umm aku tidak tahu, sepertinya?"

"Oh tuhan, ayo kita lihat"

"Kenapa?"

"Sudah ayo kita lihat siapa dia"

Aku dan zack beranjak keluar kamar, menuju ruang disebelah. Setelah beberapa saat, kami sampai di depan pintu ruangan yang memang di desain untuk seorang musisi, ruangan ini memang dulu digunakan keluargaku untuk berlatih piano.

Aku membuka pintu, pelan-pelan, semakin terbuka semakin terlihat sosok seseorang yang sedang memainkan piano berwarna coklat.

Cara orang itu bermain piano terlihat sangat indah, dia menekan not demi not tanpa beban, setiap orang pasti akan terhanyut dalam suasana apapun yang diberikannya.

Aku tidak tahu dia sedang memainkan lagu apa, tapi yang jelas ini bukan musik klasik

Akhirnya pintu sudah terbuka, mengungkap seorang laki-laki dengan rambut pirang. Dia berhenti menekan not, dan berbalik.









"Selamat malam, athea"'






XynansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang