"Sekali lagi, jika saya terpilih saya akan memajukan sekolah ini" ujar stockwilheim dari amerika utara
"Saya menjanjikan kemajuan prestasi sekolah sebesar 32%" ujar wada shinichi dari asia
"Saya akan terus menekankan persatuan dan kesetaraan antar akademi agar kita semua bisa memajukan dunia dari dalam akademi ini" ujar parapa leroy dari afrika
Begitulah penyampaian-penyampaian pidato sebelum pemilihan ketua, situasinya sangat tegang, setiap tim sukses saling mengamati pergerakan yang lain, suara penonton pun semakin kencang di aula yang megah ini. 9 dari 10 lantai terisi penuh dengan seluruh murid yang sangat antusias dalam pemilihan ini.
Saat itu Arkana Yamin belum menyampaikan pidatonya begitu pula dengan wakil dari amerika selatan, Vaeleri. Maka dari itu aku memutuskan untuk membeli beberapa snack di kantin.
"Athea, aku ingin membeli snack, aku beliin cookie coklat ya?"
"Iiih theo kok tau aja, mau dong"
"Oke pesanan sesuai titik ya athea"
Kemudian aku berjalan keluar dari aula menuju ke kantin. Jalan menuju kantin sangatlah jauh, sekitar 100 meter, jadi jika ingin sampai dengan cepat aku harus berlari. Tapi untung saja ada 12 pasangan calon, jadi sambil menunggu pidato arkana yang tak kunjung datang aku pergi ke kantin.
Kantin akademi sangatlah luas, dan tentu saja saat ini ramai. kantin akademi menggunakan satu lantai, dan diatasnya diisi dengan asrama untuk murid yang menetap.
Aku membeli kopi dan coklat hangat untuk athea, untuk cemilan pun lengkap dengan cookie nya. Aku hendak minum sedikit dari kopiku, jadi aku berupaya mencari tempat duduk yang ada diluar. Beruntungnya, ada satu tempat kosong di bagian paling ujung di area depan pintu masuk kantin.
Aku menaruh barangku dan bersantai sejenak sebelum kembali, tapi kemudian sesuatu jatuh ke kepalaku
"Tak"
Sebuah dompet jatuh ke tempatku tepat di kepalaku, kulihat isinya berisi foto, data diri, dan beberapa foto paslon, dan foto seorang perempuan berambut pirang yang memakai topi fedora, mungkin itu pacarnya.
Aku melihat keatas, kulihat ada salah satu jendela yang terbuka di lantai yang sangat tinggi. Aku hendak memanggil pelayan untuk mengembalikannya, tapi tiba-tiba sebuah benda kembali jatuh ke kepalaku.
"Tling"
Aku mengambil benda tersebut, kulihat dan ASTAGA ini PELURU!
Aku bergegas menaiki tangga dan menuju ruangan itu, terlihat pintu terbuka, dan aku mengumpulkan keberanian untuk masuk kesana. Setelah sesaat akhirnya aku membuka pintu itu
Tetapi tidak ada orang.
Aku mengecek ruangan itu dan menemukan papan latihan menembak, fyuh aku lega, kukira ada sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Aku menuju ke kamar di ruangan itu, terlihat sebuah softboard yang dipajangi foto-foto pasangan calon, dan kulihat lagi, banyak sekali foto arkana yamin yang dipajang, sepertinya orang di ruangan ini menyukai arkana.
Dibawah softboard itu kulihat ada meja dengan nama "valerone" dan disampingnya ada seperti kotak pemukul golf, yah selain arkana mungkin dia juga suka golf.
Aku memutuskan untuk menaruh dompet dan peluru itu di meja, dan segera kembali ke aula. Tapi sebelum itu, aku memastikan kembali seisi ruangan, ruangan ini tidak terlalu besar dan sepertinya dihuni satu orang saja.
Aku membuka jendela dan aku bisa lihat aula dari sini, sangat jelas dan aku bisa lihat bahwa vaeleri sedang membacakan pidatonya. Karena sudah menjelang pidato akhir, aku akhirnya pergi keluar dari ruangan itu dan bergegas ke aula.
Aku berlari dan tidak sengaja menabrak seseorang dengan teropong di lehernya
"maaf tuan"
"Ah tidak apa-apa"
"Terimakasih dan maaf aku harus pergi dulu"
Aku kemudian sampai di aula dan kembali duduk disamping athea
"Haduh athea... Maaf ya aku lama, tadi ada sedikit yang harus ku cek"
"Tidak apa theo, lagipula kamu tidak melewatkan apapun yang penting"
"Theo lihatlah, tadi aku mendapat ini dari orang yang baik sekali" kata athea sambil menunjukkan topi fedora kepadaku
"Wow baik sekali orang itu" jawabku
Aku dapat melihat ruanganku dari tempatku duduk saat ini, memang aula ini tidak diberi atap, dan syukurlah hari ini cerah dan tidak hujan.
----
Setelah beberapa waktu akhirnya Arkana yamin maju untuk menyampaikan pidatonya, dengan lantang dan gagah ia sampaikan visi misi dan janjinya kepada hadirin yang ada di aula ini.
"Maka dari itu, bersiaplah untuk menjadi murid yang terbaik di sekolah yang terbaik bersama saya, arkana yamin" tutup pidato arkana yamin dengan antusias
Kemudian pendukungnya bersorak sangaat kencang, ada beberapa orang melempar bunga mawar dan bunga lainnya.
Sampai satu orang yang membuatku tersadar akan sesuatu, ada seseorang yang memperagakan jari telunjuk dan jempolnya mirip seperti pistol dan menghadapkannya menuju arkana
saat itu aku tersadar BETAPA BODOHNYA AKU
Aku baru menyadari bahwa ruangan yang aku masuki adalah ruangan seorang sniper yang akan menembak ke seseorang di aula ini, dan tentu saja! Targetnya para pasangan calon
Aku melihat ke ruangan itu dan terlihat seperti ada kilauan cahaya kecil dan aku perhatikan lagi, OH TUHAN, ITU SEORANG SNIPER DENGAN SENAPANNYA!
Aku segera berlari menuju Arkana yamin, dan terus berteriak "AWAS!! JANGAN DISANA! ADA SNIPER!!"
Orang yang melihatku berlari mulai panik dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi
Aku memotong jalan menuju ke panggung dan selalu berteriak
"ARKANA AWAS!!!"
Arkana tidak mendengar dan kebingungan karena orang-orang di aula mulai berlarian
Terdengar satu suara ledakan kecil seperti senapan yang memakai peredam
"Czzt!"
Peluru mendarat 2 meter dari tempat arkana berdiri
Seluruh orang mulai berlarian, semua panik dan berlarian keluar
Aku terus berlari menuju panggung, dan arkana masih terpaku dan shock
Beberapa meter sebelum sampai di panggung aku berteriak "HEI AWAS JANGAN DISANA HEI! SNIPERNYA MENGINCARMU!!"
Kemudian aku melompat ke panggung dan menarik arkana dan membawanya pergi
Tepat sedetik setelah aku menarik tiba-tiba tembakan kedua berbunyi!
"Czzt!"
Syukurlah! Arkana selamat
Aku segera membawa arkana dan menyuruh semua pasangan calon untuk masuk kedalam ruangan dan menjauh dari pintu
"SEMUA PASLON, CEPAT MASUK RUANGAN AULA, SNIPER MENGINCAR KALIAN!"
Kami semua sudah masuk ke dalam ruangan, aku mengecek keadaan fisik dari setiap pasangan calon dan nampaknya mereka aman-aman saja
"Hei anak muda! Kakimu!"
kulihat kakiku, sepertinya kakiku tertembak! Dan karena dorongan adrenalin, membuatku tidak merasakan sakit
Keadaan sangat mencekam saat ini, semua orang panik, dan acara pemilihan kacau
Apakah ini ulah teroris?
KAMU SEDANG MEMBACA
Xynansa
RomanceKetika jarak memisahkanmu, ketika waktu melupakanmu, ketika kamu kehilangan segalanya, dan ketika dia tak lagi mencintaimu.