Kencan

70 94 0
                                    

❅ Curiousier ❅

Selama athea mengikuti kelas yang tersisa, aku dan para dewan murid mengobrol di ruang dewan, entah itu boleh atau tidak.

Ruangan dewan murid sudah berubah banyak sejak aku terakhir kali kesini, begitupula bangunan-bangunan sentral akademi, hampir semuanya sudah ditingkatkan sistem keamanannya. Terlihat dengan jelas mulai ada kamera yang dipasang di sudut-sudut atas ruangan, itu aneh, aku tidak tahu bagaimana mereka memantaunya dari situ.

Kami semua duduk mengelilingi sebuah meja bundar yang cukup besar, hanya diterangi satu lampu kecil tepat diatas kami, ruangan ini entah kenapa menjadi remang dan senyap.

"Nah sekarang, murid lain sudah pergi hanya kita saja, bisakah kita mulai? " ucap stockwilheim

"Tapi kita belum lengkap" kata papa leroy

"Ah iya betul, mana anak baru itu?"

"Dia mengikuti kelas, kau lupa? Dia berasal dari akademi ini" ucap arkana yang terlihat serius, tangannya terlipat.

"Lalu, apa alasannya memanggil semua dewan? Bukankah kita hanya mengobrol, dan lihat aku, aku bukan dewan" potongku.

"Justru itu, kau-lah alasan kita berkumpul disini theo" saut wada shinichi sembari membuka lemari-lemari, dan gerakannya berhenti pada sebuah lemari kecil bertuliskan 'kejadian luar biasa'

Wada shinichi mengambil satu berkas yang isinya cukup tebal, file pertama yang terlihat setelah kubuka adalah 'sabotase pemilihan ketua dan wakil murid'

Para dewan membiarkan aku membaca untuk beberapa saat sebelum akhirnya arkana buka suara,

"Kami para dewan merasakan adanya suatu hal yang ganjil dalam kasus ini"

"Hal ganjil?"

"Betul, kau tidak merasakannya?"

"Tidak, ini hanya ulah vaeleri kan?" Jawabku

"Memang benar dia pelakunya, tapi bukankah ada yang aneh? Bagaimana bisa ada senjata berhasil masuk ke akademi dan bisa dimiliki seorang anak dibawah umur? Dan lihatlah bagaimana kamu mengetahui bahwa vaeleri pelakunya, kau hanya melihat tulisan di dompetnya, bagaimana polisi bisa tidak mendapatkannya?" Ucap arkana.

Arkana benar, bagaimana bisa polisi melewatkan hal itu?

"Lalu lihatlah valerone, laki-laki ber-teropong, kenapa dia bisa tahu? Jika dia tahu dari awal karena vaeleri menaruh peralatan di kamarnya seharusnya dia sudah menghentikannya dari awal, mengapa harus saat itu?" Sambung arkana sambil menunjuk foto valerone di meja.

"Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan, apakah memperingati kita? Atau hendak menolong? Aku tidak mengerti, terlebih lagi bagaimana dia selamat sampai ke tempat kita sedangkan sniper sudah ada disana, mengawasi kita" saut papa leroy.

"Apa kau ada pendapat theo?" Sambungnya.

Aku menggeleng, sama sekali tidak tahu, tapi hal itu cukup mencurigakan untuk membuatku berkata bahwa ada yang tersembunyi dari kasus ini.

Stockwilheim menghela napas,

"Yeah, sepertinya dia juga tidak tahu, sudah kubilang kalau penyelidikan kita tidak akan kemana-mana, kita terbatas"

"Baiklah kau benar, sepertinya kita akhiri saja rapat ini, jika ada yang mendapatkan petunjuk harap segera kabari" ucap arkana sambil merapihkan berkas.

"Jadi? Kita tetap tidak ada kemajuan?" Potong wada shinichi.

"Tentu saja ada, sekarang kita tahu bahwa memang ada yang tersembunyi, dan itu pasti berbahaya, melihat dari seberapa tertutupnya informasi ini" ucap arkana yamin yang masih saja serius.

XynansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang