Aku sudah mencarimu di berbagai tempat, aku sudah mencarimu di surat kabar yang bahkan muncul di seluruh dunia, aku sudah mengirim surat ke rumahmu waktu 5 tahun yang lalu, tapi aku belum menemukanmu hingga saat ini.
Andai saja ada teknologi yang bisa menghubungkan semua orang lebih mudah dari telegraph, mungkin sms itu solusinya tapi itu sangat amat sulit untuk saat ini, tahun depan itu tahun 2000 dan belum ada teknologi seperti itu, sepertinya manusia sudah lupa caranya bermimpi.
Aku memutuskan di 10 hari terakhirku di amsterdam untuk berkeliling kota. Beruntungnya hari ini ada sebuah festival musik disekitar rumahku, aku pergi menaiki sepeda yang sama seperti saat mengantar athea dulu.
Ya, aku memang memiliki kendaraan yang lain tetapi aku ingin terus mengingat athea, dimanapun aku berada.
Aku berangkat tepat pukul 7 pagi hari, aku melewati belasan kincir angin khas buatan asal belanda yang berputar-putar seakan tidak pernah berhenti. Melewati jalan kecil yang dikelilingi oleh luasnya taman bermain, tak jarang kulihat anak-anak berlarian dengan membawa layangan, tertawa gembira. Untuk kesekian kalinya aku terpesona dengan amsterdam.
Dari kejauhan aku sudah bisa melihat festival itu, berbeda dari yang kubayangkan, festival musik ini besar sekali!
"Heii awaaas" teriak seorang perempuan dibelakangku dengan sepedanya yang berjalan dengan cepat
"Brak!"
Begitulah bunyi ketika sepeda kami bertabrakan, sekejap kemudian tubuhku sudah berada 2 meter dari sepedaku yang terjatuh."Haduuhh saya minta maaf tuan" sambut perempuan itu dengan cemas sambil menarik tanganku.
"Kau terluka?" Tanyanya, "tentu saja nona!" Jawabku.
"Kau sedang apa di kota yang tenang ini? Kau mengendara seperti dikejar setan" tanyaku,
"ah aku tadi hanya terlalu bersemangat, karena lihatlah, ada william marizta di festival itu, dia idolaku. Umm maaf ya aku memang ceroboh, sepedamu rusak ya?" jawab perempuan itu malu-malu sambil melihat kearah sepedaku.
Aku sontak terkaget, Aku tak percaya! Ini dia kunciku untuk bisa menemukan athea, setelah selama ini, jawabanku ternyata ada di festival musik amsterdam. Tentu saja aku akan kesana! Kali ini aku sangat bersemangat, lebih daripada seluruh 4 tahunku berada di amsterdam.
"Ah tidak apa nona, omong-omong namaku theo"
"A.. aku shreya"
"Apa kau serius, disana ada william maritza?"
"Marizta, bukan maritza"
"Terserah apapun itu, apakah benar?"
"Benar theo, kau bisa melihatnya di
TV, kau tidak menonton tv?" Tanyanya.Aku yang terlalu sibuk bahkan tidak pernah menonton tv selama 2 bulan terakhir ini.
"Tidak shreya, aku sibuk" jawabku,
"kalau begitu bagaimana kalau kau antar aku kesana shreya, aku harus bertemu dengan william marizta" pintaku kepadanya."Baiklah, sebagai ganti merusak sepedamu, beruntung sepedaku tidak rusak, tapiii apa hubunganmu dengan dia? Dia bahkan tidak akan mengenalmu" jawabnya.
"Tidak ada waktu, ayo cepat"
Aku lekas naik ke kursi belakang sepedanya, sepertinya sepedanya keluaran lama, dan berasal dari new york, persis seperti punya athea. Dia dengan cepat juga mengendarai sepedanya hingga kami sampai di festival itu.
Sesampainya disana, aku langsung berlari, mencari panggung, mencari william marizta atau yang sering aku dan athea panggil "papa".
"Terimakasih shreya atas tumpangannya, sampai jumpa lagi" teriakku dari kejauhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Xynansa
RomanceKetika jarak memisahkanmu, ketika waktu melupakanmu, ketika kamu kehilangan segalanya, dan ketika dia tak lagi mencintaimu.