Akhir Sementara

26 3 0
                                    

Ibu theo membisikkan sesuatu yang tidak kumengerti, ibu theo memintaku untuk keluar dari kegelapan, lantas kegelapan apa yang ibu theo maksud?

"Bu, aku tidak mengerti, apa maksudnya keluar dari kegelapan?" Tanyaku heran.

"Athea sayang, tidak segalanya perlu kamu mengerti, ada kalanya waktu lah yang akan menjelaskan semuanya"


Curiousier


Semakin kesini, semakin angin di hamparan bunga ini semakin kencang, beruntung pohon besar yang ada di bukit ini sanggup menahannya, setidaknya untuk waktu yang cukup lama. Bunga-bunga mulai layu di ujung pandangku, sepertinya itu akan terus menyebar sampai ke tempat ini. Satu hal yang sama sekali tidak berubah, yaitu matahari, matahari bahkan tidak bergeser sedikitpun.

"Athea sayang"

"Sepertinya ini sudah waktunya aku pergi"

"Apa ibu ingin memberi pesan kepada theo?"

"Tidak perlu, itu hanya akan membuatnya semakin sedih, aku hanya berpesan kepadamu athea"

"Lalu bagaimana ibu pergi? Dan bagaimana aku kembali?"

"Itu mudah, lihatlah dibelakangmu, sudah ada yang akan mengantarmu pulang" ucap ibu theo.

Aku berbalik, terlihat kali ini seorang wanita yang lebih muda dari ibu theo, dia mengenakan pakaian rapi, wajahnya juga cantik, seperti aktris film. Dia berjalan mendekat kearah kami.

"Halo clarissa, maaf aku merepotkanmu lagi" sapa ibu theo.

"Kak hanna, bagaimana kakak bisa disini begitu lama?" Ucap wanita itu, yang ternyata namanya clarissa, mungkin aku akan memanggilnya bibi.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya sekarang sudah saatnya clare, aku titipkan anak ini, dia anak yang berhati bersih, tolong keluarkan dia dari kegelapan" ucap ibu theo

Bibi itu juga nampaknya kebingungan, tetapi kemudian bibi itu merangkulku.

"Maaf jika kita hanya sebentar bertemu, aku yakin lain kali kita akan bertemu lagi" ucap ibu theo.

"Oh ya clare, aku tidak percaya theo dan gadis ini bertunangan, apa yang terjadi?" Ucap ibu theo, lagi-lagi dengan bahasa asing.

"Gadis ini? Seingatku Tuan muda belum bertunangan, aku akan mengecek pusara kakak setelah ini" ucap bibi itu, juga dengan bahasa asing.

"Tapi mereka cocok" akhir ibu theo

Angin kembali berhembus lebih kencang, kali ini bunga-bunga dibuat terbang olehnya, alam ini seperti menolak sesuatu.

"Lihat, kali ini aku harus benar-benar pergi" ucap ibu theo.

Sebelum ibu theo pergi, dia memegang kepalaku, kemudian mengecupku di kening, kecupan itu sangat menenangkan, membuat hatiku tentram seketika.

"Sampai jumpa kak hanna" ucap bibi clarissa

"Sampai jumpa clare, athea. Aku mencintai kalian"

Ibu theo berbalik, kemudian berjalan menuju hamparan mawar yang tersisa, hingga akhirnya memudar dan pergi.

Angin kencang berhenti berhembus, mawar kembali mekar, matahari kini sudah tenggelam. Seketika suasana menjadi sepi, aku dan bibi clarissa masih melihat kearah ibu theo pergi.

"Nona, apapun yang terjadi saat nona bertemu dengan nyonya, kumohon jangan pernah memberitahukannya ke siapapun, terutama tuan theo" ucap bibi clarissa yang akhirnya membuka suara.

XynansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang