3: Good Bye✓

10K 533 1
                                    

•••

Keesokan paginya...

Pagi-pagi sekali seorang gadis berpiyama pink dengan bandana kelinci yang bertengger di atas kepalanya sedang sibuk di dapur.

Yupz, Nadine! Gadis itu tampak sibuk dengan masakannya. Ia berencana memasak untuk penghuni-penghuni mansion ini.

Di lantai 3..

"Woii, itu Spongebob sempaknya jeboll anjirr!"

"Ehh, ganti, kek, masha en de ber,"

"Apaan?! Masha ndower?!"

"Kuping lo bermasalah,"

"Bodoamat yang penting gue mau nonton Spongebob!"

"Masha en deber titik!"

"Spongebob Squarepants titik!"

"Apaan ga, ga, ga! Mending tuh ya.."

"Astaga, gue baru bangun...WOE BRISIK ANJIR!! BISA GAK SI, GAK USAH REWEL CUMA GARA-GARA KARTUN!" teriakan Chris mampu membuat April dan Nadine menutup mulutnya rapat-rapat.

"Heyy, ngapain, si? Ribut-ribut?" kepala Nathan menyembul di ambang pintu. Chris mendengus, "TAU, TUH! Gue baru bangun juga!"

"Dira mana?" Vero tiba-tiba muncul. "Di balkon, tuh. Gak tau ngapain," jawab April, Hashfi, dan Chris kompak. Vero melangkahkan kakinya menuju balkon. Lalu membuka pintunya.

Pintu balkon terbuka. Tampak Dira yang sedang menikmati udara pagi segar di kota Los Angeles."Ngapain?" tanya Vero langsung ke sebelah Dira dan merangkulnya.

"Gak siap aja buat ketemu mereka,"
jawab Dira pelan. Sambil menarik napas dalam-dalam, gadis itu memejamkan matanya.

'Beda banget kalo lagi di medan perang, galak,' batin Vero. "Ra," mata Vero melirik Dira yang terpejam. Tangan kirinya yang tadi merangkul Dira, kini beralih mengelus pucuk kepala Dira.

"Hmm?"

"Namanya masalah itu, pasti siapa aja pernah ngerasain. Entah itu masalah kecil maupun masalah besar. Yang pasti harus diselesaikan. Tuhan ga mungkin kasi cobaan, kalo lo ga mampu. Tuhan kasi cobaan ke lo, tandanya Tuhan menganggap lo bisa melalui semua ini. Gue percaya, kalo lo mampu menyelesaikan semua ini."

Seulas senyuman Dira berikan kepada Vero. 'Vero bener, udah saatnya gue keluar dari persembunyian gue.'

"Makasih, Ver, selalu support gue," Dira menghambur ke pelukan Vero. "Iya, sama-sama," Vero balas memeluk

"Btw, Ra, sebelum lo pulang ke Indo, mumpung ini masih jam 5, gue mau kasi tau lo sesuatu," tutur Vero sambil melirik jam tangannya.

"Apa?"

"Fyi, sebenarnya lo itu udah punya kemampuan membaca batin dan pikiran. Lo juga bisa mengetahui sedikit kejadian yang akan datang. Cuma, kemampuan lo gue tutup beberapa tahun lalu, sengaja, karena belum waktunya." Vero bersidekap dada.

"Serius?"

"Ya. Masih ingat pendahulu AoB?" tanya Vero. Dira mengangguk. "Lo termasuk beruntung. Meskipun tidak ada keluarga sedarah, tapi pendahulu AoB mewariskan kemampuan itu ke lo."

"Ver, thank's for everything. Selama gue ga di LA, gue titip yang lain ya?"

"Suatu kehormatan besar bisa mendapat perintah langsung dari Anda, Yang Mulia," Vero membungkukkan setengah badannya sambil tertawa bersama Dira.

"Turun, yuk, bantuin Nadine!" ajak Dira.

Baru saja ia berbalik memunggungi Vero, Dira sudah digandeng Vero.

"Ish, makanya cari cewek," gerutu gadis itu.

"Susah cari spek cewek mafia," Vero terkekeh geli.

Sesampainya mereka di lantai satu, tampak semua sahabatnya tengah sibuk mempersiapkan sarapan.

"Ekheemmm! Inget, yang disini jomblo!" Nathan menyindir Dira dan Vero.

"Ututu, Babang Atha cembuluu," goda Vero.

"Menye-menye!" balas Nathan membuat bibirnya seperti paruh bebek.

"Udah, udah. Gue kirim jajan 10 box ke markas." lerai Dira agar tidak terjadi keributan di meja makan

"Nah, gitu dong! Mumpung bentar lagi lo balik, kan? Bisa dong, top up-in diamond moblie legend gue," Nathan menaik-turunkan alisnya.

"Nih! Lunas, yak! Gue top up-in segitu.. bagi dua sama Vero." Dira memperlihatkan isi handphone-nya. Di situ tertera pembelian dan pembayaran snack dan jumlah diamond yang diinginkan Nathan.

"Eh, anjir, Dira top up sampe 4 juta!" Nathan melotot. Vero yang melihat itu menatap sinis Nathan, "bagi dua sama gue, anjir, jangan maruk lo!"

"Dih.."

•••

📍Bandar Udara Internasional Los Angeles...

"Udah? Ngga ada yang ketinggalan?" tanya Hashfi.

Setelah beristirahat di mansion Dira semalaman, ke-lima gadis itu akhirnya berangkat juga ke bandara.q

"Udah. Lagian gak semuanya kita bawa, kok." jawab April.

"Take care, girls. Gue bakal kangen kalian," Nathan memeluk mereka satu-persatu. Begitu juga Vero. Laki-laki itu menatap Dira dan Chris dengan tatapan tidak ikhlasnya. Ia membuka mulutnya, "boleh gue kasih satu perintah?"

Dira dan Chris mengiyakan. "Pulanglah dengan selamat."

"Kita janji." jawab Chris menggenggam erat tangan Dira, meyakinkan Vero. "Gue janji, akan pulang secepatnya. Lo gak perlu khawatir. Semoga tindakan yang gue ambil, nggak salah untuk kedepannya." imbuh Dira. Sementara tangannya sibuk memasangkan gelang berinisial 'AoB' ke tangan Nathan dan Vero.

Jujur saja, saat ini Dira sedang mati-matian menahan tangisnya. Tak mau dianggap ketua yang lemah oleh anggotanya.

"Gue pegang janji lo." Vero mengetatkan rahangnya, seolah-olah perkataan Dira adalah janji terakhirnya.

"Yuk, masuk," ajak Hashfi.

"See you soon, girls!" Nathan dan Vero melambai-lambaikan tangannya kala Dira dkk memasuki jet pribadi milik Dira.

'Good bye LA. I'ill miss all of memory in here.'

Part 3 -Done

I'm Your Bad Girl  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang