42: Koma

3K 187 22
                                    

Author POV
-------------------

'BUGH!'

'BUGH!'

Navis melayangkan bogeman mentahnya kepada penguntit yang membawa belati.

Tahukah kalian:'v? Bukan Jordan yang tertusuk belati. Melainkan Dira.
Justin yang baru saja turun dari mobilnya, langsung menembakkan bius kepada orang yang telah menyakiti Dira.

"LIA!" pekik Jordan ketika Dira ambruk di rengkuhannya. Julian menarik paksa jubah yang dikenakan penguntit bersenjatakan belati, dan langsung meninjunya.

"SIALAN LO! UDAH BUAT ADEK GUE LUKA! SIAPA LO SEMUA, HAH?! BABU-NYA SIAPA LO?!" emosi Julian terluapkan sesudah berkata seperti itu dan membanting kuat, tubuh korban di hadapannya.

"Julian! Cukup! Bawa Lia ke RS langsung!" peringat Ridwan. Jordan dan Navis langsung menggotong Dira yang sudah bersimbah darah dimana-mana ke dalan mobil Justin.

"Kurang ajar, lo! Temen gue itu, bodoh!" teriak ketua penguntit. Justin memelintir ketua penguntit sambil mengancamnya.

"Gue tau siapa lo. Gue tau lo suruhan siapa. Dan asal lo tau, lo udah salah pilih tawaran." ujar Justin mengintimidasi. Ia lalu mengeluarkan mata pisau dari balik jaketnya.

"Lo udah buat cewek terluka. Maka, akan gue balas perbuatan lo. Dua kali lipatnya. Karena lo, ga lebih dari orang sialan!" di akhir kalimat, Justin menghunuskan pisaunya ke leher si ketua.

"Ehkk...siapa..lo..yangkh..sebenernyakh?" tanya ketua sambil terus mendongakkan kepalanya. Sekali ia nenurunkan dagunya, nyawanya akan lenyap seketika.

"Kepo banget lo, onta!" kesal Fiki. Napasnya tersengal-sengal.

"Ini kok pada istirahat berantemnya?" tanya Christan polos, disambut lirikan tajam dari sohib-sohibnya.

"Sekarang! Menyerah, atau nyawa iblis ini melayang dihadapan kalian dengan cara kejam?!" ancam Justin tegas. Ia semakin menghunuskan pisaunya lebih tinggi, tepat di bawah dagu sang ketua.

"Oke, oke, Kita mengaku menyerah!" jawab salah satu di antara para penguntit.

"Keluarin semua senjata kalian tanpa terkecuali!" perintah Steve.

Author POV end
--------------------------
Navis POV

"Buruan, Vis!" raut wajah panik tercetak jelas di wajah Jordan. Bagaimana tidak? Adiknya tertusuk belati tepat di ulu hati. Darah yang terus mengalir tanpa henti. Bau anyir tercium sangat menyengat.

Tapi Navis dan Jordan tak peduli. Dira tetaplah Dira. Mau bagaimanapun kondisinya, itu sama sekali tidak mengurangi rasa sayang mereka kepada Dira. Navis menambah kecepatannya. Hingga akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

"Dok! Sus! Tolongin adek gue!" jerit Jordan seperti orang kesurupan sambil membopong Dira. Orang-orang yang berpapasan sangat terkejut melihatnya. Dokter dan suster pun sudah panik dan kalang kabut langsung mengambil brankar.

"Kalian tunggu di luar. Nona akan langsung dioperasi!" kata dr. Anya. Begitulah tulisan di name tagnya.

Navis mendesah khawatir. Ia sangat takut Dira-nya dalam keadaan berbahaya. Jordan sendiri melamun memikirkan keadaan Dira.

"Ga usah khawatir. Dira itu kuat," Justin datang sendirian tiba-tiba dan langsung duduk di kursi tunggu sebelah Jordan. Wajahnya penuh keringat dan sedikit memar.

"Tapi, Bang-...Dira ga pernah kayak gitu sebelumnya.." kata Jordan lesu. Justin mengangguk. "Dira lebih kuat dari kalian," ujar Justin. "Maksudnya?" tanya Navis heran.

I'm Your Bad Girl  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang