53: X-tra Part|| 1

3.1K 189 44
                                    

Tiiit! Tiiit! Tiiit!

Bunyi elektrokardiografi (EKG) memecah kesunyian di tengah kesedihan. Seorang gadis berbaring di sebuah brankar rumah sakit. Alat pengecek detak jantung menunjukkan bahwa detak jantungnya dalam keadaan lemah.

Samar-samar suara isak tangis tersengar begitu lirih. Tak menyangka musibah seperti ini harus terjadi kepada orang yang mereka cintai. Mereka menatap gadis itu penuh kebencian. Gadis pembunuh, kejam, dan tak berperasaan tersebut telah mengambil nyawa seorang gadis sebayanya.

"Gue ga bakal ngelupain lo." Ucap Navis geram kepada gadis di hadapannya ini. Matanya membengkak karena terlalu banyak menangis. Cengeng? Memang! Sisi rapuh Navis keluar. Dunianya hancur berantakan.

"Engh..gue di mana?" suara parau tersebut berasal dari gadis yang detak jantungnya lemah.

"Ga usah basa-basi! Gue benci lo! Lo harus bertanggung jawab atas semua ini!" Julian langsung mencekik gadis yang baru sadar ini.

"Julian!" Jordan berusaha melerai keduanya.

"Gue salah apa?!" gadis tersebut tiba-tiba meneteskan air matanya.

"Cih! Masih berani tanya? Banyak banget dosa lo o'on! Melukai banyak orang, ngehancurin dunia orang-orang, dan lo itu pembunuh! Lo itu..hiks.. ngebunuh.. Dira! Dasar beban dunia!" Nadine tersulut emosi sambil sesekali menangis sesenggukkan.

"Gue? Dira? Bukannya harusnya gue mati?" gadis tersebut kian menangis.

"Seharusnya iya. But, congratulation stupid girl, lo berhasil gantiin posisi Dira, AUREL!"

Bugh!

Chris meninju tembok di sebelahnya hingga retak. Gadis yang disebut Aurel itu membelalakkan matanya.

"Dira-...meninggal karena gue?" tanyanya.

"Dira nusuk lambung lo. Dia tau dia salah. Dia tau lo bakal mati karena ulahnya! Jadinya dia donorin lambungnya cuma untuk keselamatan lo yang gak diharapkan."  Ucapan menusuk dari Navis membuat Aurel mau tak mau menelan ludahnya.

"Apa yang lo pikirin?! Apa yang ada di otak dangkal lo?! Dira itu kakak kandung lo sendiri, sialan! Dia rela mati karena lo!" sambung remaja kasar itu.

"Cukup, Vis. Bukan ini yang Dira mau," Hashfi menepuk pundak Navis pelan.

"Gak ngerti gue sama jalan pikiran lo. Lo manusia tapi gak bisa memanusikan!" Navis meraih jaketnya yang disampirkan ke kursi lalu berjalan ke arah pintu.

"Kalo ada apa-apa, hubungi gue. Gue mau menyendiri."

Brak!

Pintu dibanting oleh Navis. Di dalam ruang rawat itu, memang diisi oleh Aurel dan Chris dkk. Navis melangkahkan kakinya ke ruang bertuliskan 'Ruang Jenazah'.

Navis tersenyum getir. Tuhan mengambil kebahagiaannya dalam sekejap mata. Ia lalu masuk ke ruangan yang dipenuhi keluarga besar Dira dan keluarga Navis.

"Hiks..hiks...hiks.." Mom jelas terlihat sangat shock. Baru sadar dari pingsan, wanita itu langsung mencari anak gadisnya. Kedua orang tua Dira sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba saja Dira meninggal.

Orang tua Navis yang baru tiba di Indonesia langsung dikabari bahwa anak temannya meninggal dunia, yang ternyata Dira, teman masa kecil Navis. Bunda Navis menenangkan Mom yang terus-terusan menangis.

Oppa menatap sedih kepada jenazah yang terbujur kaku di hadapannya. Bagaimanapun juga ini kesalahannya. Dira takkan terancam jika dirinya tidak mengenalkan Dira kepada 'Dunia Malam' yang sebenarnya.

I'm Your Bad Girl  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang