51: Kemunculan Amara

2.5K 182 27
                                    

"Dira! Dira! Bangun, heh! Sadar!" Chris menepuk-nepuk pipi sahabatnya.

"AAA!!" Dira terbangun dari alam bawah sadarnya.

"Kenapa, Ra?" tanya Navis panik.

"Hah..hah..hah.." napas Dira terengah-engah seperti habis marathon.

"Gue-..gue di mana?" tanyanya linglung. Kepalanya masih sedikit pusing. Ia berusaha mengingat-ingat kejadian yang telah menimpanya. Ah, ya! Ia disekap di Markas Besar Black Eagle.

"Kamu di ruang medis markas AoB."

Justin menghampiri Dira. Pria itu mengamati adiknya. Meskipun sudah bersih dari darah, disekujur tubuh Dira banyak luka. Diam-diam ia menyesali perbuatannya berduel semalam.

"Cerita, Ra..ada apa?" April memegang pundak Dira.

"Oma, Oppa!!" Dira menjerit. Justin, Julian, dan Jordan terperanjat kaget.

"Kenapa?" tanya Twins kompak.

"Mereka-..merekaa..argh!" Dira tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Bahunya merosot. Ia melihat lengannya yang diperban.

"Jangan banyak gerak, Ra..tadi baru gue jahit semua luka, lo. Lo pingsan dua jam yang lalu. Lo kekurangan banyak darah."

Nadine menuangkan secangkir ramuan herbal buatannya. "Hari ini markas dan sekolah kita diserang. Gue bakal kerahin semua anggota dari sini biar lo ga ikut perang."

Chris melirik arlojinya. "Sekarang masih pukul delapan malem. Menurut mata-mata, Black Eagle nyerang saat jam sekolah. Masih ada waktu buat susun ulang rencana."

"Ck! Aish!" Dira mengusap wajahnya kasar. Ia gusar sekali. Sama sekali tak dapat dibayangkan jika dirinya tidal ikut berperang. Katakanlah Dira Jenderal yang berbeda. Jenderal lain akan membiarkan prajuritnya mati duluan, kan? Tidak dengan Dira. Ia lebih memilih mati bersama pasukannya dibandingkan mati terakhir, didului pasukannya.

"Kali ini aja, Ra! Nurut gue!" Justin menatap Dira dalam.

"Fine! Gini, gue bakal pertahanin markas sama Chris dan Hashfi. Nadine, April, Ridwan, Steve, WILCAS, bakal ikut Justin perang di sekolah. Prediksi gue, Black Eagle memang membawa lebih dari seribu pasukan di samping itu, dia pasti punya seribu rencana licik. Kita harus hubungi Nathan dan Vero untuk meminta bantuan."

"Rencana licik?!" pekik April dan Nadine. Dira mengangguk, "siapin senjata, racun, dan bom lebih banyak daripada sebelumnya. Jangan suruh anak-anak latihan hari ini. Biarin mereka istirahat."

Dira meraih ponselnya di nakas. 'Gue pingsan jam 6. Sekarang jam 8. Jet Oppa..ada di Indo. Dari LA ke Indo bisa sampe 25 jam. Kalo pake jet gue..bisa kali ya, 8 jam? Lama, sih, cukup ga ya waktunya?' Dira menimang-nimang keputusannya.

"Jet pribadi Oppa ada sama kita, yah?" Chris mengingat-ingat kapan terakhir kali Inti AoB menggunakan jet pribadi.

"Lo mikirin hal yang sama kayak gue. Chris! Hubungi Nathan, Vero, Irsyad, dan Ardi. Bawa pasukan utama berjumlah 25 orang."

Bingung siapa Irsyad dan Ardi? Baca part 3 okey~author.

"Yakin ga kekurang pasukan?" tanya Navis. Dira menerawang, "gue minta kita bawa 1000 pasukan saja dari anggota AoB Indonesia. 100 pasukan bantuan, 50 dari WILCAS, gue rasa cukup," kata Dira yakin.

"Eh, mana Dave, Ridwan, Steve?" tanya Dira yang tersadar akan ketidakhadiran ke-tiga cowok-cowok itu.

"Emm...itu..a-anu.." Nadine gelagapan.

"Anu apa?" tanya Dira.

"Mereka..-eh, mereka lagii.." Jordan berpikir-pikir.

"Gue hukum di penjara bawah tanah."

I'm Your Bad Girl  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang