48: Persiapan Matang

2.3K 167 22
                                    

Maapkeun banyak typo
----------------------------------
"Raa..dengerin Abang. Abang pergi juga demi keselamatan kita semua," Julian berusaha memberi pengertian.

"Gak! Kalo lo ga pulang, gua ga pulang!" seru Dira menggunakan bahasa cukup kasar kepada abangnya. Beruntunglah cafe masih cukup sepi karena masih jam sekolah.

"Jul! Lagian lo kemana?" Navis bersidekap dada.

"Gue ada urusan penting yang bener-bener ga bisa ditinggal." ujar Julian lesu.

"Gue tau! Gue tau semuanya, Bang! Lo berusaha melindungi kita semua!" tangisan Dira semakin menjadi-jadi.

Julian tercengang. "Kalo lo ga mau pulang bareng-bareng, gue maksa ikut!" Dira membulatkan matanya besar-besar. Galak.

Skip!

Sementara itu di tempat lain..

"Dira mana, sih?" tanya Chris cemas.

"Au dah, dari jam pertama sampe sekarang ga ada. Emang tadi lo ga bareng dia?" April menyedot es teh manisnya.

Saat ini, Chris, Nadine, April, dan Hashfi sedang berkumpul di kantin. Sudah istirahat pertama. Dira pun tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Mereka duduk di pojok kantin.

"Bareng, sih. Tapi, tadi anak itu diseret Navis entah kemana," Chris celingak-celinguk.

"Udah, ih, kali aja diskusi buat dua hari kedepan," ucap Nadine yang mulutnya penuh dengan nasi Padang.

"Gue coba sambungin GPS ke airpods Dira ya," Chris mengingat-ingat bahwa Dira selalu memakai alat sadap kemana-mana.

"Iya, gue juga khawatir lama-lama," kata Hashfi.

"Lah, Dira kok di cafe?" Chris mengerutkan dahinya.

"Hah? Sama siapa?" Hashfi ikut penasaran.

"Tumben anak itu bolosnya ke cafe," celetuk April.

"Gue mau aktifin sadap suara Dira," Chris mengambil earphone-nya.

"Langsung kirim di grup, Chris," suruh April.

"Dira mana?" suara serak itu mengagetkan mereka.

"Jo, kita istirahat dulu," Fiki langsung duduk di depan April. Begitupula Nadine yang berhadapan dengan Nadine, Hashfi berhadapan dengan Christan.

Melihat itu, Chris menundukkan kepalanya. Diam-diam ia mendengarkan semua informasi yang diucapkan Dira.

'Kalo lo ga mau pulang bareng-bareng, gue maksa ikut!' Chris mengerutkan keningnya ketika mendengar seruan Dira.

'Diraaaa...aish! Okelah, oke! Ikut, tapi nurut Abang!' Chris tersenyum tipis mendengar suara Julian. Setidaknya cowok cuek itu baik-baik saja.

'Ngaku, Bang! Lo hilang dua hari ini gara-gara disuruh Bang Justin buat latihan!' desak Dira.

'Huftt..iya! Abang ke Markas AoB buat latihan! Abang tau Black Eagle bakal nyerang kita,' ucapan Julian melemah.

'Ga seharusnya lo diem-diem ilang ga kasih kita kabar. Lo kira kita bocil apa? Apalagi masalah penting kayak gini. Lo seharusnya ngomong ke kita-kita. Biar kita bisa bantu juga.' Terdengar suara Navis menceramahi Julian.

Kelegaan Chris bertambah, ketika mengetahui semuanya. Ia segera mengirimkan rekaman itu ke grup cewek-cewek. Ia meng-kode teman-temannya agar memakai earphone juga.

"Julian baik-baik aja." Chris melepas earphone-nya dan menatap Jordan yang seperti orang sakit. Wajah putihnya tampak pucat, rambutnya tidak disisir, kantung matanya menghitam menandakan ia tak cukup tidur.

I'm Your Bad Girl  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang